Warnai Perfilman Tanah Air, Inilah Deretan Sutradara Mancanegara Penggarap Film Indonesia

Warnai Perfilman Tanah Air, Inilah Deretan Sutradara Mancanegara Penggarap Film Indonesia
info gambar utama

Kualitas industri perfilman dan kesuksesan sebuah film tak lepas dari peran sosok sutradara. Sosok di balik layar ini menduduki posisi tertinggi untuk memastikan pembuatan film berjalan sesuai dengan naskah skenario. Sutradara memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam proses pembuatan film, mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi.

Ternyata, ada sutradara luar negeri yang pernah ikut serta mewarnai industri perfilman di Indonesia, loh. Film garapan mereka bahkan mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Mungkin beberapa dari Kawan pernah menonton atau menyukai karya mereka. Yuk, cari tahu siapa mereka!

Conor Allyn

Conor Allyn © zimbio.com
info gambar

Conor Allyn adalah seorang sutradara berkebangsaan Amerika Serikat. Meski tak berasal dari Indonesia, ia merasa bangga, kagum, dan hormat yang tinggi pada budaya Indonesia. Conor mengaku tertarik dengan film sejarah, terutama sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia saat terjadinya peristiwa agresi militer Belanda.

Conor mewujudkan ketertarikannya melalui karya film. Namanya kian malang melintang di dunia perfilman Indonesia, baik sebagai sutradara, produser, maupun penulis skenario. Empat film garapannya, yakni Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), Hati Merdeka (2011), dan Java Heat (2013).

Dalam filmnya tersebut, ia mengangkat perjuangan, ragam budaya, dan keindahan pariwisata Indonesia. Menurut Conor, Indonesia memiliki banyak lokasi indah yang keindahannya tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tak hanya berkecimpung di dunia perfilman tanah air, ia juga acap kali menggarap flm di negara lain.


Gareth Evans

Gareth Evans © layar.id
info gambar

Tak kalah populer, Gareth Evans, sutradara asal Britania Raya juga piawai menggarap beberapa film fenomenal di Indonesia. Jejaknya di Indonesia berawal dari film dokumenter pertamanya tentang elemen dan budaya Indonesia berjudul Mystic Arts of Indonesia: Pencak Silat (2008).

Evans memilih Indonesia sebagai lokasi film Pencak Silat hingga ia merasa jatuh hati pada ragam budaya Nusantara. Tak main-main, dalam film dokumenter ini, ia secara serius melakukan riset selama 6 bulan serta perjalanan ke Sumatera Barat dan Jakarta selama 6 minggu.

Evans merasa industri perfilman Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk digali, khususnya dalam film bergenre laga. Terbukti, ia telah merilis beberapa film laga berjudul Merantau (2009), The Raid (2011), dan The Raid 2: Berandal (2014) berhasil menarik hati dan minat masyarakat Indonesia.

Koji Fukada

Koji Fukada © wikipedia.org
info gambar

Koji Fukada, sutradara berdarah Jepang juga pernah menggarap film Indonesia. Film berjudul The Man from the Sea (2018) dibuat untuk merayakan 60 tahun kerja sama dan hubungan baik antara Indonesia dan Jepang.

Inspirasi ide film berawal saat Koji menginjakkan kaki di Banda Aceh pada 2011, ia masih melihat dengan jelas dampak tsunami meski telah terjadi tujuh tahun silam di daerah itu. Teringat pula bahwa Jepang dan Aceh memiliki kesamaan pernah dihantam gelombang dahsyat. Ternyata, keindahan alam punya kekuatan menghancurkan luar biasa.

Film tersebut diproduksi di tiga negara, yakni Indonesia, Jepang, dan Prancis. Hebatnya, film ini juga ditayangkan di beberapa festival internasional, seperti Festival Film Busan, Festival Film Kaohsiung (Taiwan), Festival Film Asia Hongkong, dan Jogja-Netpac Asian Film Festival.

Nah, itu dia beberapa sutradara yang pernah menorehkan karyanya di perfilman Indonesia. Ketertarikannya pada Tanah Air membuat mereka berani berkarya. Adakah film dari mereka yang pernah Kawan tonton? (RIF)

Sumber: Kincir.com | Medcom.id | Entertainment Kompas | Beritagar.id | Beritasatu.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini