Di Tengah Pandemi, Perusahaan Jamu Indonesia Berhasil Raih Penghargaan Forbes

Di Tengah Pandemi, Perusahaan Jamu Indonesia Berhasil Raih Penghargaan Forbes
info gambar utama

Adanya pandemi Covid-19 rupanya membuat masyarakat semakin sadar untuk menjaga kesehatan dan berusaha untuk meningkatkan imun tubuh. Sebelum teknologi pengobatan yang canggih seperti sekarang, budaya konsumsi jamu atau ramuan herbal menjadi salah satu andalan yang dipercaya masyarakat Indonesia untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jamu di Indonesia sudah menjadi bagian dari budaya yang sudah diturunkan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Di Indonesia ada beragam jenis ramuan herbal atau jamu yang unik dan berkhasiat. Ketersediaan bahan baku berupa melimpahnya jenis rempah maupun tanaman herbal yang banyak menjadi salah satu alasan jamu banyak dijumpai di Indonesia.

Tak hanya dibuat sendiri secara tradisional, jamu ataupun ramuan herbal praktis sudah banyak beredar luas di pasaran. Baru-baru ini, salah satu produsen jamu dan obat herbal modern Sido Muncul berhasil mendapat penghargaan dari Forbes. Sido Muncul adalah salah satu perusahaan yang telah mengembangkan potensi tanaman herbal di Indonesia sejak tahun 1951.

Bukan Satu, Sido Muncul Sabet Dua Penghargaan Sekaligus

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk memperoleh penghargaan untuk kategori “Best of The Best” pada awal bulan Desember 2020 oleh Forbes. Penghargaan ini adalah kali ketiga perusahaan herbal tersebut meraih jenis penghargaan yang sama. Sebelumnya, pada tahun 2016 dan 2019 Sido Muncul juga memperoleh penghargaan di kategori “Best of Best”.

Penghargaan tersebut diberikan karena perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan, laba bersih, dan return on equity. Laba bersih Sido Muncul naik 11% menjadi Rp641 miliar atau US$ 41 juta pada kuartal ketiga dari 2019 dengan kenaikan penjualan 6% menjadi Rp 2,3 triliun. Pendapatan Sido Muncul dalam setahun diperkirakan meningkat 9% (year on year/YoY). Hal ini diungkapkan analis Natalia Sutanto dari Danareksa Sekuritas di Jakarta.

Tak hanya mendapatkan penghargaan itu, Sido Muncul sebelumnya juga berhasil menyabet penghargaan “Asia Best Under A Billion” dari Forbes pada November 2020. Dalam kategori ini, Forbes memilih 200 perusahaan dari total 18.000 di kawasan Asia-Pasifik dengan kinerja terbaik berdasarkan pertumbuhan perusahaan dan profit. Tak hanya menyoroti penjualan dan keuntungan, Forbes juga menyoroti bagaimana 200 perusahaan tersebut berinovasi di tengah pandemi.

“Masa pandemi membuat orang lebih memerhatikan kesehatannya. Semua mencari produk kesehatan, jadinya cocok dengan bidang usahanya”, kata Presiden Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, dikutip Kompas.com (11/12/2020). Irwan Hidayat merupakan presiden direktur Sido Muncul generasi ketiga yang mengepalai bisnis neneknya, Rakhmat Sulistio selaku pendiri Sido Muncul. Pengusaha 73 tahun tersebut juga masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes 2020 dan berada di peringkat ke-17 dengan kekayaan bersih sebesar US$1,55 miliar.

Akan Bangun Museum Jamu dan ResearchCenter di Tahun 2021

Logo Sido Muncul © wikipedia.com
info gambar

Menurut Irwan alasan pencapaian besar yang diperoleh Sido Muncul tak lepas dari persiapan matang yang telah dilakukan lebih dari 10 tahun. Sido Muncul terus berusaha membangun kepercayaan konsumen agar produknya tetap digemari masyarakat dari masa ke masa. Dengan selalu melakukan uji klinis terhadap produknya, Sido Muncul bisa terus mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Awal tahun 2020, Sido Muncul telah memperkenalkan 14 produk baru dan sudah melebarkan pemasaran produk mereka di situs-situs market place seperti Tokopedia dan Shopee serta menjual produk langsung di media sosial. Rencana yang dimiliki Sido Muncul selanjutnya adalah di tahun 2021 nanti Sido Muncul akan membangun museum jamu dan research center di Jawa Tengah.

Dengan adanya museum itu nanti, Irwan berharap masyarakat bisa mengetahui sejarah mengenai jamu sekaligus mengenal Sido Muncul. Selain sebagai usaha kontribusi memajukan Indonesia, tujuan dibangunnya museum dan research center ini juga tak lain untuk meningkatkan pariwisata di Jawa Tengah.

Sumber : Forbes.com | Kompas.com | Kumparan.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini