Atasi Kecanduan Belanja Online dengan 5 Jurus Ampuh Ini

Atasi Kecanduan Belanja Online dengan 5 Jurus Ampuh Ini
info gambar utama

Semenjak pandemi, seluruh masyarakat harus teralihkan dari kehidupan normal dan terjebak di rumah selama berbulan-bulan. Banyak dari mereka merasa bosan dan mencari hiburan dengan berbelanja secara online. Terbukti, selama pandemi, jumlah pelanggan e-commerce mengalami peningkatan pesat.

Berbelanja online memang memberikan sensasi tersendiri terkait kepraktisan dan kemudahan, tak perlu mobilitas secara fisik seperti saat berbelanja konvensional. Belum lagi banyaknya penawaran menarik aplikasi belanja dan beragam pilihan pembayaran.

Namun, tak dipungkiri bahwa kerap menimbulkan perilaku impulsif atau kecanduan dalam berbelanja. Alih-alih untuk kebutuhan mendesak, aktivitas belanja malah lebih banyak terdorong keinginan. Padahal, perilaku ini tidak baik bagi kesehatan finansial maupun psikologis.

Kalau Kawan termasuk salah satu yang kecanduan belanja online, berikut ini ada beberapa jurus yang dapat diterapkan untuk mengatasinya.

1. Unsubscribe Buletin Pemasaran dan Unfollow Akun Belanja

Ilustrasi © Huffingtonpost.com
info gambar

Setiap tim pemasaran dari penjual online atau penyedia marketplace pasti rajin memberi Kawan informasi aneka ragam penawaran belanja, seperti promo, diskon, dan cashback. Hal ini bertujuan menarik siapapun untuk mampir dan berbelanja. Maka sudah saatnya Kawan berhenti berlangganan (unsubscribe) berbagai macam informasi dan notifikasi yang mendorong keinginan berbelanja.

Tak hanya berasal dari aplikasi e-commerce atau marketplace, godaan lainnya bisa kawan temukan di media sosial seperti Instagram atau Facebook. Sebaiknya, Kawan menyortir dan mulai menekan tombol berhenti mengikuti (unfollow) akun online shop yang terlalu sering memberikan penawaran belanja menggiurkan.

Langkah mudah unsubscribe dan unfollow dapat mengurangi akses atau saluran belanja online. Dengan begitu, tentu akan menghalau godaan dan menurunkan frekuensi belanja. Jadi, isi dompetmu pun akan terselamatkan!

2. Uninstall Aplikasi Belanja di Gawai

Ilustrasi © Shopback.co.id
info gambar

Setiap kali merasa bosan atau muncul notifikasi, Kawan dapat mudah tergoda membuka aplikasi belanja online di gawai. Kemudahan akses ini membuat Kawan sulit menahan diri dari aktivitas belanja yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Karenanya, mulailah mematikan notifikasi aplikasi untuk menghindarkan diri dari distraksi tersebut.

Hampir sama dengan jurus sebelumnya, tetapi jurus ini mungkin terdengar sedikit lebih ekstrem, yakni menghapus atau uninstall aplikasi belanja di gawai. Melepaskan diri dari kecanduan belanja harus dilakukan perlahan, tidak perlu menghapus drastis seluruh aplikasi belanja. Tak apa jika Kawan ingin menyisakan satu aplikasi belanja yang paling disukai.

3. Berlakukan Masa Tunggu Selama 3 Hari

Ilustrasi © Freepik
info gambar

Kebanyakan pecandu belanja online mengakui bahwa kesenangan mereka berbelanja sebenarnya lebih pada aktivitas menjelajah aplikasi, melihat penawaran produk, dan membandingkan harganya. Tanpa disadari, jari Kawan akan mudah memasukkan produk ke keranjang belanja.

Ketika hadir godaan belanja, Kawan boleh berselancar di aplikasi belanjamu bahkan memasukkan produk yang diinginkan ke keranjang belanja. Namun, biasakan diri untuk tidak serta merta menyelesaikan pembayaran, berlakukan masa tunggu setidaknya selama tiga hari setelah timbul keinginan membeli produk dari toko online.

Jurus ini memberi cukup waktu untuk berpikir jernih dan menimbang, benarkah Kawan membutuhkan produk tersebut? Tidak jarang, semuanya hanya keinginan sesaat atau ‘lapar mata’ padahal tidak benar-benar menginginkannya atau membutuhkannya. Hasrat belanja yang semula menggelora pun akan mereda sendirinya.

4. Lacak dan Catat Pengeluaran

Ilustrasi © Blog.e-mas.com
info gambar

Lacak pengeluaranmu dengan memeriksa dan mencatat seluruh riwayat transaksi belanja online. Dari catatan tersebut, Kawan akan tahu ke mana saja dan seberapa besar dana yang telah dibelanjakan. Selain itu, catatan ini akan menunjukkan pengeluaran-pengeluaran tak penting atau tak mendesak.

Setiap bulannya, terus konsisten mencatat dan menyimpan daftar pengeluaran untuk membandingkan kenaikan atau penurunan belanja. Hal ini akan menyadari perilaku kecanduan belanja, mengingat beban pengeluaran, serta lebih membatasi diri saat berbelanja.

5. Buat Rekening Khusus Belanja

Ilustrasi © Shutterstock
info gambar

Jurus terakhir dapat ampuh dan berhasil jika Kawan disiplin dengan aturan yang telah dibuat sendiri. Ketika menerima uang atau penghasilan, biasakan untuk menyimpan sebagian uangmu di rekening terpisah. Kemudian, sisanya boleh Kawan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk belanja online.

Ada baiknya pula Kawan menentukan batas nominal pembelajaan dan membuka rekening khusus belanja. Kawan harus bisa berhenti berbelanja ketika dana di rekening khusus itu sudah habis.

Rekening khusus dapat memperjelas pembagian dana, seperti dana darurat, dana kesehatan, dana investasi, dana belanja, dan dana lainnya. Selain membatasi pengeluaran, jurus ini dapat memberi keuntungan jangka panjang, misalnya saja mengatasi keadaan darurat atau suatu waktu membutuhkan dana mendadak

Dengan 5 jurus mudah di atas, diharapkan kecanduan dapat teratasi dan kesenangan belanja online lebih terkendali. Jadi, tidak perlu lagi ada ancaman finansial, berani mencobanya? (RIF)

Referensi: Avrist | Kompas | IDN Times

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini