Ongkos Jakarta-Bali Hanya Rp200 Ribu, Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Mobil Listrik

Ongkos Jakarta-Bali Hanya Rp200 Ribu, Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Mobil Listrik
info gambar utama

Setelah disahkannya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, Indonesia memang terlihat sudah mulai bergerak cepat untuk mencanangkan program ini. Salah satunya adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

Kalau kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, ‘’Mobil listrik adalah salah satu ikhtiar kita dalam mencintai bumi’’. Itulah yang dia katakan di salah satu unggahan foto pada akun Instagram miliknya @erickthohir.

Diketahui, konsumsi BBM Indonesia sudah mencapai 1,5 juta barel per hari yang sebagian besar kebutuhan tersebut dipasok dari impor. Jumlah tersebut menghabiskan biaya setara Rp200 triliun per tahun. Oleh karena itu akselerasi program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini diharapkan dapat mengurangi BBM mencapai 77.000 barel/hari pada skenario awal.

Jika Indonesia mampu konsisten mengurangi pengurangan BBM dalam desain tersebut, maka Indonesia bisa menurunkan kadar karbon dioksida (CO2) sebesar 11,1 juta ton CO2-e pada 2030 mendatang. Terlebih lagi, dampak ini bukan hanya akan terasa pada sektor lingkungan saja, namun hal ini juga dapat menghemat devisa negara sekitar 1,8 miliar dolar AS.

Dan untuk mencapai target pada tahun 2030 tersebut, jumlah kendaraan listrik di Indonesia harus sudah ada sekitar 2 juta unit kendaraan roda empat dan 13 juta unit kendaraan roda dua. Selama ini kendararaan unit roda empat menjadi paling yang disorot, namun beberapa waktu lalu, GNFI pernah mewartakan soal motor listrik Budi Luhur-Sport Electric Vehicle 01 (BL-SEV01).

Motor listrik ini menjadi bukit nyata dan sumbangsih Universitas Budi Luhur, Jakarta terhadap pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset kendaraan listrik. Motor listrik ini bisa menjadi pilihan soal bagaimana infrastruktur kendaraan listrik roda dua di Indonesia.

Baca Selengkapnya: Inilah BL-SEV01, Motor Listrik Ciptaan Universitas Budi Luhur

Kendaraan Listrik Juga Ramah Kantong

Sebelumnya, GNFI mengutip kalimat Menteri BUMN, Erick Thohir, soal ikhtiar mencintai bumi dengan program mobil listrik di Indonesia. Kalimat itu Erick tuliskan usai melakukan uji coba mobil listrik dan pengecekan fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Denpasar, Bali.

Dalam unggahannya, Erick menjabarkan kalau sebelumnya perjalanan darat dari Jakarta-Bali dengan mobil konvensional dan membeli BBM bisa menghabiskan ongkos hingga Rp1,1 juta. Namun, setelah melakukan uji coba menggunakan mobil listrik, ternyata ongkos yang dikeluarkan untuk mengisi bahan bakar di SPKLU cukup hanya Rp200 ribu saja.

Melihat hasil uji coba tersebut, Erick menilai bahwa penggunaan kendaraan listrik ini dapat mengurangi besarnya ketergantungan masyarakat terhadap BBM dan mengimpor BBM. Bahkan untuk saat ini, bagi pengguna kendaraan listrik pun, diungkap Erick, akan diberikan diskon tarif listrik untuk pengisian daya di malam hari.

‘’PLN memberikan diskon 30 persen,’’ kata Erick dalam keterangan tertulisnya, menukil Detikcom.

PT PLN (Persero) dan Menteri BUMN, Erick Thohir, pada akhir Desember 2020 lalu memang telah melakukan uji coba mobil listrik dengan rute perjalanan dari Jakarta sampai Bali. Selain uji coba mobil listrik, mereka pun sekaligus memantau dan memeriksa SPKLU di beberapa titik yang dilewati yang akan memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik nantinya.

Tempat Ngecas Mobil Listrik
info gambar

Terdapat empat SPKLU tambahan yang telah diresmikan, yaitu SPKLU Rest Area KM 207 Palikanci, SPKLU Rest Area 379 Batang, SPKLU Rest Area KM 519 A Sragen, dan SPKLU Rest Area KM 519 B Sragen. Nantinya PLN menargetkan untuk membangun 2.400 SPKLU yang akan tersebar di seluruh Indonesia hingga 2025 mendatang

Itu artinya hingga kini sudah ada 46 SPKLU yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Selain empat SPKLU tersebut, sebaran SPKLU lainnya antara lain:

16 unit SPKLU di pusat perbelanjaan dan kantor PLN,

  • Senayan City, Jakarta
  • AEON Mall, Serpong
  • Tangerang City Mall
  • PLN Kantor Pusat
  • PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jaya, DKI Jakarta
  • PLN UID Jawa Barat
  • PLN IUD Bali
  • PLN UID Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
  • PLN Unit Layanan Pelanggan Embong Wungu, Surabaya

1 Unit SPKLU di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta,

2 Unit SPKLU di SPBU Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan,

3 Unit SPKLU di Perkantoran,

  • Kantor BPPT Thamrin
  • Kantor BPPT Serpong
  • Kantor PT LEN Bandung

20 Unit Stasiun Pengisian Khusus di Diller Resmi,

  • Diller Resmi Mitsubishi (17 unit)
  • Diller Resmi BMW (2 unit)
  • Diller Resmi Mercedes-Benz (1 unit)

Serta 15 unit Stasiun Pengisian Khusus di Pool Taksi Blue Bird

Indonesia Akan Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik

Indonesia Raja Mobil Listrik Dunia
info gambar

Sebut saja Toyota dari Jepang, Hyundai dari Korea Selatan, dan sebentar lagi Tesla dari Amerika Serikat, belum lagi perusahaan dari China, semua negara besar itu akan berbondong-bondong datang ke Indonesia. Sebagai negara penghasil nikel terbaik dunia, Indonesia akan menjadi pusat pabrik komponen terpenting teknologi terbarukan itu.

Kendaraan listrik/electric vehicle (EV) yang menggunakan bahan baku nikel, serta dampak dari pelarangan ekspor nikel dari Indonesia membuat para pengembang mobil listrik dunia itu pada akhirnya harus membangun pabrik dan berinvestasi langsung di Indonesia.

Kabar terakhir Indonesia akan menjadi negara dengan pusat industri sel baterai kendaraan listrik yang terintegrasi pertama di dunia. Diperkirakan pada tahun 2040 mendatang terdapat 49 juta unit kendaraan EV yang akan dihasilkan. Jumlah tersebut baru akan memenuhi sekitar 50 persen dari total permintaan otomotif dunia.

Baca Selengkapnya: Bertaburan Investor, Indonesia Akan Jadi Pusat Pabrik Mobil Listrik Dunia

--

Sumber: Good News From Indonesia | Ekonomi.Bisnis.com | Otomotif.Kompas.com | Finance.Detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

DY
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini