12 Kebiasaan Normal Orang Indonesia yang Dianggap Kasar di Luar Negeri

12 Kebiasaan Normal Orang Indonesia yang Dianggap Kasar di Luar Negeri
info gambar utama

Ketika berkunjung ke tempat atau rumah orang lain, orang tua kita selalu memberi nasihat untuk bersikap sopan dan jaga sikap di depan orang lain. Ini dilakukan agar tidak menyinggung seseorang karena sikap kita yang tidak enak dipandang.

Namun, bagaimana kalau kejadiannya sesuatu yang kita anggap normal dan sopan, justru dinilai kasar dan tidak sopan oleh orang lain?

Berikut GNFI himpun beberapa sikap normal orang Indonesia yang justru dianggap kasar jika kita melakukannya di luar negeri. Ini bisa jadi tips untuk Kawan GNFI yang hendak melancong ke beberapa negara yang memiliki adap sopan santun yang justru sangat berbeda dengan Indonesia.

Tersenyum Kepada Orang Lain

Tersenyum
info gambar

Padahal orang Indonesia terkenal dengan keramahannya karena murah senyum kepada orang asing sekalipun. Namun ternyata kebiasaan normal dan sopan ini justru tidak bisa dibawa dan dilakukan di Rusia.

Menebar senyum di Rusia malah dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Senyuman ini akan menimbulkan kesan menggoda saat bertemu orang asing. Jadi menebar senyuman hanya bisa dilakukan kepada teman dekat atau keluarga.

Bahkan, penjaga toko pun tidak akan memberikan senyuman untuk pelanggannya. Jadi, jangan sedih kalau merasa seolah-olah Kawan GNFI dilayani tidak ramah selama di Rusia. Itu hanya tradisi dan kebiasaan mereka saja, kok.

Tidak Menyapa Orang Asing

Menyapa di Prancis
info gambar

Berbeda dengan Rusia, di Prancis justru kita harus menyapa sambil mengatakan ‘’Bonjour, Madame, Monsieur’’. Yang artinya ‘’Halo, Bu, Pak’’. Ini berlaku bagi masyarakat Prancis, maupun turis asing yang sedang melancong ke Prancis. Dan merupakan praktik standar di kalangan masyarakat Prancis.

Meski tidak kenal, tapi ketika berpapasan Kawan GNFI harus selalu melakukan ini. Terutama ketika berpapasan serta membutuhkan bantuan. Jika tidak dilakukan, maka mungkin Kawan GNFI akan menemui kesulitan selama jalan-jalan di Prancis.

Menghabiskan Makanan

Menghabiskan Makanan di China
info gambar

Saat bertamu, bagi tuan rumah yang menyuguhkan makanan lalu tamu menghabiskan makanan adalah sebuah penghargaan yang membuat tuan rumah senang. Pada dasarnya orang Indonesia punya kebiasaan untuk tidak menyisakan makanan di piring.

Namun, hal tersebut berbeda kalau Kawan GNFI bertamu di China. Memakan habis makanan yang disuguhkan di China justru dianggap tidak sopan. Ini sebagai tanda kalau tamu merasa makanan yang disuguhkan tuan rumah tidak cukup untuk mengisi perut.

Memberi Uang ‘’Terima Kasih’’

Memberikan Tip di Jepang
info gambar

Uang ‘’terima kasih’’ atau uang tip memang cenderung dilakukan oleh negara-negara Barat. Namun, orang Indonesia pun tak sedikit yang melakukan ini sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kerja seseorang atau pertolongan seseorang kepada kita.

Namun, memberi uang tip ini justru dianggap penghinaan di Jepang. Ini karena mereka sudah memiliki standar bahwa memberikan pelayanan terbaik adalah tugas mereka tanpa mengharapkan imbalan lebih. Pemberian uang tip ini juga ternyata dianggap tabu oleh masyarakat Korea Selatan, lho. Jadi jangan lakukan ini saat melancong ke Jepang dan Korea Selatan, ya.

Membuka Hadiah di Depan Orang yang Memberi Hadiah

Membuka Hadiah di India
info gambar

Diberi hadiah memang sangat menyenangkan. Membuka hadiah langsung di hadapan si pemberi hadiah juga dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi senang yang kita kerap anggap normal. Namun, ternyata hal ini justru jangan dilakukan di India.

Bagi orang India, membuka hadiah langsung dihadapan penerima menimbulkan kesan serakah pada si penerima hadiah.

Jadi Penumpang Taksi

Penumpang Taksi di Irlandia
info gambar

Di Indonesia, mungkin sudah menjadi normal kalau kita sebagai penumpang taksi dengan memilih kursi di belakang. Tapi ternyata hal ini justru dianggap tidak sopan di Irlandia, Australia, Selandia Baru, dan Skotlandia. Di negara ini, jika Kawan GNFI sendirian, maka harus duduk di depan sejajar dengan sang supir.

Di negara-negara tersebut, masyarakat memegang prinsip egalitarianism atau memiliki pandangan bahwa manusia itu ditakdirkan sama derajat tanpa memandang status dan pekerjaan. Dengan begitu, supir taksi akan menganggap penumpang yang duduk di kursi belakang sebagai orang yang sombong.

Membunyikan Klakson Mobil

Klakson di Norwegia
info gambar

Bagi kita yang mudah menekan tombol klakson pada mobil dan motor di Indonesia, lebih baik jangan melakukan ini selama berada di Norwegia. Kecuali jika dalam keadaan darurat yang sangat mendesak.

Ya, klakson kendaraan hanya boleh dibunyikan di Norwegia ketika Kawan GNFI sedang dalam keadaan darurat yang membutuhkan bantuan orang lain atau pengemudi kendaraan lainnya. Klaksok kendaraan di Norwegia tidak pernah digunakan sebagai tanda peringatan seperti yang biasa kita lakukan di Indonesia.

Bertanya, ‘’Apa yang sedang kamu lakukan?’’

Bertanya di Belanda
info gambar

Tidak mengatakan hal ini kepada masyarakat di Belanda bukan hanya sekadar untuk menghormati privasi seseorang. Tetapi hal ini justru membuat sang penanya terlihat tak berkelas. Ini karena Belanda dikenal memiliki sistem kesejahteraan sosial yang luas.

Menggunakan Tangan Kiri

Tangan Kiri di India
info gambar

Sebenarnya baik di Indonesia maupun di kawasan negara-negara Timur, khususnya Asia, menggunakan tangan kiri memang dinilai tidak sopan. Bahkan beberapa juga masih kerap kaget ketika menghadapi orang yang kidal.

Tapi kalau di India, tidak ada kompromi. Jangan sekali-kali menggunakan tangan kiri dalam setiap dan segala bentuk transaksi maupun kegiatan di India. Ini karena tangan kiri dianggap tangan kotor. Jadi, sebisa mungkin ketika melancong ke India, untuk selalu gunakan tangan kanan untuk mengambil, memberikan sesuatu, dan bersalaman. Ini juga berlaku bagi orang kidal.

Memasukkan Tangan ke Saku Celana

Tangan di Saku Celana
info gambar

Jangan lakukan ini ketika Kawan GNFI sedang ada di Jerman. Terutama saat mengobrol dengan orang Jerman. Jika Kawan GNFI menyelipkan tangan ke dalam saku celana, itu tandanya tidak menghargai lawan bicaramu. Sama halnya ketika makan bersama, tanganmu harus berada di atas meja makan dan jangan menyembunyikan tangan di pangkuan kaki.

Menyilangkan Kaki Saat Duduk

Menyilangkan Kaki di Arab
info gambar

Sebenarnya di Indonesia juga beberapa orang kerap menilai bahwa menyilangkan kaki di hadapan seseorang dinilai tidak sopan. Tapi, bukan berarti sikap tubuh seperti ini juga bermakna negatif di hadapan teman akrab dan keluarga. Justru hal tersebut tidak dipermasalahkan.

Berbeda jika Kawan GNFI mengunjungi Arab Saudi. Baik bertemu dengan teman akrab dan keluarga, menyilangkan kaki saat duduk dianggap tabu dan tidak sopan. Tidak hanya dilakukan oleh perempuan, kaum laki-laki pun akan dinilai tidak sopan jika menyilangkan kaki di hadapan seseorang.

Mengacungkan Jempol

Mengacungkan Jempol Dianggap Kasar
info gambar

Mengacungkan jempol sebenarnya bisa memaknai berbagai hal. Selain ungkapan ‘’good’’, ‘’oke’’, menandakan persetujuan dan pengertian yang cenderung bermakna positif. Tapi ternyata hal ini tidak berlaku di Afghanistan, Iran, sebagian area Italia dan Yunani.

Mengacungkan jempol secara langsung ke masyarakat di sana justru menandakan sikap ‘’terserah’’ dan dianggap kasar oleh mereka. Jadi Kawan GNFI harus agak hati-hati ya menggunakan jempol di sana karena pemaknaannya justru menjadi negatif.

Tapi, bagaimana kalau dengan tombol like pada Facebook ya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

DY
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini