Kisah PT Sritex, Pabrik Tekstil Pemasok Seragam Militer 36 Negara di Dunia

Kisah PT Sritex, Pabrik Tekstil Pemasok Seragam Militer 36 Negara di Dunia
info gambar utama

Bangunan pabriknya berdiri di Jalan K.H. Samanhudi, Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah, dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau dikenal dengan PT Sritex. Meski berada di kawasan kecil, namun berdiri megah showroom yang memamerkan pakaian-pakaian militer di dunia. Jumlahnya lebih dari 30 negara di dunia, termasuk pakaian militer Indonesia sendiri.

Berawal dari usaha kecil di Pasar Klewer, usaha yang dibangun (Alm) H. M. Lukminto sejak tahun 1966 ini memang fokus pada usaha tekstil. Mengawali bisnisnya pada kain percetakan kain, PT Sritex juga pernah mendirikan pabrik tenun pada tahun 1982.

Saat itu, usaha dari hulu ke hilir pun dijalankan karena mulai dari pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, hingga busana siap pakai diproduksi dalam satu atam PT Sritex. Dan sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1992, PT Sritex mulai diminta untuk memproduksi pakaian seragam untuk Polisi dan Tentara Negara Indonesia (TNI).

Sampai suatu waktu, tentara Indonesia dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) bertukar seragam militer layaknya pemain bola yang bertukar jersey setelah pertandingan usai. Tak mau kehilangan kesempatan, rupanya PT Sritex pun ‘’mempelajari’’ desain pakaian militer milik organisasi terbesar dalam pertahanan dan keamanan kawasan Atlantik Utara itu.

‘’Kemudian dites, dibandingkan dengan Amerika. Dan ternyata lebih baik (kualitasnya). Waktu itu (PT Sritex) orientasinya masih fesyen,’’ ungkap Direktur PT Sritex, Sri Sartono Basuki, kepada detikFinance, 12 Maret 2014 silam.

Tentara NATO
info gambar

Hingga pada akhirnya, singkat cerita, justru NATO melakukan perjanjian dengan PT Sritex untuk membuat pakaian militer mereka. Sadar akan keberadaan kompetitor produsen yang ada di Eropa, namun PT Sritex ternyata tetap menjadi pilihan pihak NATO untuk terus memasok kebutuhan pakaian militernya. Hal tersebut bahkan terjadi dalam jangka waktu yang sangat panjang.

Setelah mendapatkan sertifikasi seragam militer untuk tentara Jerman pada tahun 1993, PT Sritex pun melanjutkan untuk menjadi pemasok seragam militer ke NATO. Salah satu produk yang kualitasnya sudah dipercaya adalah rompi anti peluru buatan PT Sritex.

‘’Spesifikasi militer sampai level empat, yaitu laras panjang dan serangan jarak dekat. TNI pakai juga itu,’’ ungkap Presiden Direktur Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, kepada detikFinance, 12 Maret 2014 silam.

Sejak saat itu, kualitas seragam militer yang diproduksi oleh PT Sritex pun menyebar ke berbagai belahan dunia. Teknik marketing dari mulut ke mulut ternyata memberi dampak luar biasa bagi PT Sritex hingga akhirnya dikenal sangat ahli dalam membuat seragam militer yang sesuai spesifikasi yang diminta.

Hingga saat ini sudah ada 36 negara yang mempercayakan pembuatan seragam militernya kepada PT Sritex. Yang terakhir, negara tetangga, Filipina, juga turut mempercayakan produksi seragam militernya kepada PT Sritex.

‘’Filipina merupakan negara ke-36 yang seragam militernya dibuat oleh Sritex. Dan merupakan negara ke-8 di kawasan Asia Pasifik setelah Indonesia, Malaysia, Brunei (Darusalam), Timur Leste, Singapura, Nepal, dan Australia,’’ kata Iwan dikutip Radarsolo.Jawapos.com (15/12/2020).

Ekspor Perdana ke Filipina, Selanjutnya ‘’Bidik’’ 100 Negara

Tentara Filipina
info gambar

Pada 14 Desember 2020 lalu, meski masih di tengah keterbatasan pandemi, PT Sritex melakukan ekspor perdana seragam militer sebanyak delapan kontainer ke FIlipina. Dari hasil penelusuran informasi yang GNFI dapat, ternyata PT Sritex memang sudah membidik militer Filipina sejak 2015 untuk menjadi pelanggannya.

‘’Asia Tenggara pasarnya masih banyak, tapi seperti misalnya Thailand dan Vietnam memproduksi sendiri. Negara seperti Kamboja dan Malaysia tidak memproduksi sendiri. Filipina juga merupakan salah kesempatan bagi kami,’’ ungkap Iwan dikutip Kompas.com (12/11/2015).

Khusus seragam militer Filipina, PT Sritex mengusung beberapa fitur seperti antiradiasi, antinyamuk, antiair, antiminya, antibakteri, antibau, dan antiapi. Termasuk seragam militer dengan fitur yang cukup lengkap.

Selain Filipina dan negara-negara di Asia Tenggara, sebenarnya PT Sritex ingin terus melebarkan sayapnya. Bahkan ketika disinggung mengenai ekspasi pasar ke militer asing negara mana lagi, Iwan pernah mengatakan ingin melakukan penjajakan ke sejumlah militer di negara Afrika dan beberapa negara Eropa.

‘’Kalau untuk Eropa ini sedang melakukan approach ke negara Finlandia, tetapi ini masih prematur,’’ ungkapnya kepada Liputan6.com pada 18 Mei 2016 silam.

Tentara Jerman
info gambar

Pabrik yang pernah memproduksi merchandise Asian Games 2018 ini juga bahkan memiliki rencana untuk memperlebar pasar dan ingin ekspor ke lebih 100 negara di dunia.

‘’Yang akan kami tingkatkan adalah volume penjualan kepada negara-negara existing yang sudah ada. Kami ada beberapa rencana akuisisi in the pipeline. Tunggu tanggal mainnya saja,’’ ungkap Iwan saat wawancara eksklusif bersama CekAja.com (29/09/2018).

Hingga kini, negara yang tercatat sudah memesan seragam militernya ke PT Sritex antara lain Jerman, Inggris, Austria, Swedia, Belanda, Kroasia, Malaysia, Brunei (Darusalam), Timur Leste, Singapura, Nepal, Australia, dan lainnya.

‘’Paling canggih adalah pesanan Germany Army. Seragam militernya antiinfra merah dan antiserangga. Kombinasinya cukup rumit karena ada reaksi kimia yang harus diperhatikan. Tidak boleh menyakiti penggunanya. Kalau prosesnya salah akan meracuni penggunanya,’’ aku Iwan dikutip Radarsolo.Jawapos.com (15/12/2020).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

DY
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini