Atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, Herman Willem Daendels dikirim ke Hindia Belanda pada 28 Januari 1807.
Ia ditugaskan menjadi gubernur jenderal di wilayah kolonial Belanda itu.
Daendels tiba di Batavia pada 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur Jenderal Albertus Wiese.
Jabatannya sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda relatif singkat, cuma tiga tahun (1808-1811).
Meskipun begitu, dengan tangan besinya Daendels sanggup membangun berbagai bidang, di mana salah satu mahakaryanya ialah Jalan Anyer-Panarukan atau Jalan Raya Pos (Groote Postweg).
"Si Mas Galak" - sebutan yang diberikan orang-orang Melayu pada Daendels - memprakarasai jalan raya yang panjangnya mencapai seribu kilometer ini. Para pribumi setempat diambil sebagai pekerjanya.
Menurut Pramoedya Ananta Toer, ada ribuan tenaga kerja paksa yang diperintahkan membangun jalan.
Kerja paksa berarti tanpa upah.
Namun, menurut sejarawan Universitas Indonesia, Djoko Marihandono, ada upah yang diberikan pada pekerja sampai mandornya.
Selain dalam bentuk upah, para pekerja juga mendapatkan jatah beras dan garam.
Tak hanya Jalan Raya Pos, di bawah pemerintahan Daendels dikembangkan pula Weltevreden sebagai pusat pemerintahan menggantikan yang sebelumnya ditempatkan di Kasteel Batavia.
Alasan pemindahan pusat pemerintahan karena banyaknya kasus kolera dan malaria yang muncul di kawasan kota lama.