Nasi Oyek, Saksi Bisu Perjuangan Pasukan Jenderal Soedirman

Nasi Oyek, Saksi Bisu Perjuangan Pasukan Jenderal Soedirman
info gambar utama

Penulis: Rifdah Khalisha

Ada sebuah kuliner tradisional asal tanah Jawa yang terkenal sejak zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia bernama nasi oyek. Kalau nasi biasanya terbuat dari beras, berbeda dengan nasi oyek yang berbahan dasar singkong. Menurut cerita, oyek cukup bersejarah sejak zaman dahulu dan menjadi saksi bisu perjuangan pasukan Jenderal Soedirman.

Makanan Pokok Pengganti Nasi Beras

Nasi Oyek © Navi.id
info gambar

Literasi kuliner tradisional menyebutkan bahwa daerah Kebumen, Cilacap, dan Banyumas di Jawa Tengah menjadi tempat asal berkembangnya oyek. Belum diketahui secara pasti kapan kehadiran nasi oyek atau terkadang disebut nasi tiwul ini. Hanya saja, oyek mulai sering menggantikan nasi beras sebagai makanan pokok sehari-hari di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Saat itu, hampir seluruh masyarakat Indonesia kekurangan bahan makanan. Mereka kesulitan memperoleh beras karena langka dan harganya yang tak lagi terjangkau. Jadi, hanya masyarakat kalangan atas yang bisa membeli beras atau nasi putih, sedangkan masyarakat kalangan bawah tidak mampu membeli beras.

Dari situasi ini, mereka berinisiatif mengganti nasi dengan makanan lain. Mereka pun melirik singkong sebagai bahan makanan pokok pengganti nasi, termasuk mengolahnya jadi nasi oyek. Bukan tanpa alasan, hal ini karena hampir setiap keluarga menanam singkong di sekitar pekarangan rumah atau kebun sehingga mudah menemukannya.

Saksi Bisu Perjuangan Pasukan Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman © Nasional.okezone.com
info gambar

Oyek turut menjadi saksi bisu perjuangan Jenderal Besar Soedirman bersama pasukannya. Nasi oyek memiliki peran besar bagi pasukan Jenderal Sudirman. Saat itu, Soedirman sedang menjalankan taktik perang gerilya menghadapi agresi militer Belanda.

Tepatnya pada Desember 1948, saat itu pasukan Soedirman berada di daerah Kediri, Jawa Timur. Mereka harus masuk ke dalam hutan rotan di wilayah tersebut untuk menyelamatkan diri dari serangan pasukan Belanda. Mereka pun mengalami kelelahan dan kelaparan luar biasa, logistik sudah tidak mendukung untuk tetap bertahan di dalam hutan.

Hingga suatu malam, Ajudan I Jenderal Soedirman, yakni Kapten Soepardjo Rustam, diminta menembus barikade tentara Belanda. Bermodal sarung dan baju bekas untuk menukarkannya dengan makanan, ia berjalan menuju desa terdekat di kawasan hutan rotan.

Akhirnya, warga di desa memberikan nasi oyek kepada Soepardjo. Lalu ia membawa makanan itu ke dalam hutan dan membagikan ke seluruh anggota pasukan Jenderal Sudirman. Semula, pasukan mengira makanan itu adalah nasi, tetapi belakangan Soepardjo baru menjelaskan bahwa masyarakat sekitar hanya memiliki oyek.

Oyek menambah energi seluruh pasukan sehingga tak mudah lapar. Hal ini karena tubuh lambat menyerap oyek yang mengandung karbohidrat kompleks lebih banyak dari nasi. Berbekal nasi oyek, pasukan Jenderal Soedirman mampu bertahan hidup selama beberapa waktu di dalam hutan serta menyerang balik pasukan Belanda.

Kembali Naik Kelas

Tumpeng nasi oyek © Endeus.tv
info gambar

Masyarakat, terutama penikmat jajanan lawas mulai rindu pada kuliner tradisional oyek. Kini, nasi oyek kembali naik kelas, banyak toko daring yang menjual nasi oyek atau bahan baku untuk membuat nasi oyek. Mereka menjualnya dengan nama oyek atau beras singkong.

Oyek memiliki kemasan dan harga yang bervariasi, tetapi jauh lebih mahal dari harga beras padi. Tak hanya nasi, oyek bisa menjadi beragam kuliner yang menggugah selera, seperti oyek goreng dengan taburan sambal petai atau nasi oyek liwet rempah. Bahkan, ada pula puding merah putih, puding lumpur, kue lapis, dan sushi dari oyek.

Pengolahan Nasi Oyek

Singkong kering © Detik.com
info gambar

Bahan baku paling tepat untuk membuat oyek adalah umbi singkong berusia 12 bulan, karena teksturnya masih lembut dan tidak berserat. Setelah memanen, singkong harus dikupas, dibersihkan, dan direndam dalam air selama dua hari. Lalu, singkong ditumbuk halus dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.

Selanjutnya, singkong dibentuk menjadi pipilan kecil-kecil mirip butiran beras, sekilas warnanya cenderung lebih pucat dan sedikit cokelat. Jika ingin mengonsumsinya, pipilan harus kembali dicuci bersih agar seratnya tak ikut termasak. Kukus selama 10 menit dan sajikan di atas pincuk daun pisang dengan taburan kelapa parut yang telah diberi bumbu rempah atau cukup dengan garam.

Selain bercita rasa khas dan lezat, ternyata ada kisah menarik di balik nasi oyek. Siapa di antara Kawan yang penasaran mencicipi makanan penyelamat pasukan Jenderal Soedirman ini?

Referensi: Bobo | Pemerintah Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini