3 Film Indonesia yang Bakal Diproduksi Ulang di Hollywood

3 Film Indonesia yang Bakal Diproduksi Ulang di Hollywood
info gambar utama

Kawan GNFI, bicara soal film Indonesia, pasti banyak banget judul film keren buatan sineas dalam negeri yang hingga kini ceritanya masih membekas.

Pada satu dekade belakangan, untuk urusan industri perfilman nyatanya Indonesia negara penghasil film berkualitas yang patut diperhitungkan. Pasalnya, tak sedikit film Indonesia yang juga mendunia. Mulai dari ditayangkan di luar negeri, hingga mendapatkan penghargaan dari festival film internasional.

Tak cuma ditayangkan di luar negeri, kawan, Film-film itu juga mendapatkan penghargaan film bergengsi level internasioanl. Beberapa film bahkan direncanakan bakal diproduksi ulang (remake) oleh rumah produksi luar negeri, salah satunya oleh rumah produksi Hollywood, penghasil film-film box-office.

Sejauh ini, sekira ada 3 film yang sudah didiskusikan oleh rumah produksi film luar negeri, bahkan ada juga yang sudah dimulai tahap produksinya untuk dibuat versi remake-nya.

Biar tak makin penasaran, berikut daftar 3 film tersebut.

1. Laskar Pelangi (produksi 2008)

Laskar Pelangi yang dirilis pada tahun 2008 adalah salah satu film yang membangkitkan gairah sinema Indonesia. Film yang satu ini diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Andrea Hirata.

Disutradarai Riri Riza, film ini mengangkat cerita masa kecil Andrea Hirata dan teman-temannya ketika dahulu hidup di Belitung (Bangka Belitung). Secara umum, film ini mengisahkan hidup anak-anak sekolah yang berada dalam rantai kemiskinan, namun militan dalam memperjuangkan mimpi dan cita-cita mereka.

Film in pun menjadi salah satu film paling inspiratif yang pernah dibuat oleh para sineas Indonesia, karenanya tak heran pada penayangannya di bioskop Indonesia, sekira telah dilihat 4,6 juta pasang mata.

Kesuksesan film ini pada akhirnya membuat sebuah rumah produksi Hollywood tertarik untuk membuat versi remake dari film drama ini. Film ini disebut-sebut akan dipinang salah satu rumah produksi milik Brad Pitt, Plan B.

Sebagai informasi saja, Plan B adalah rumah produksi yang telah menghasilkan beberapa film Hollywood terbaik. Di antaranya Troy, Eat, Pray and Love dan The Assassination of Jesse James.

2. The Raid (produksi 2011)

Bicara soal film aksi terbaik Indonesia, rasanya kurang sedap jika tak menyebut film yang satu ini. Film yang ditulis dan disutradarai oleh Gareth Evans ini menyajikan adegan pertarungan mendebarkan sekaligus berdarah-darah.

Menonjolkan karakteristik bela diri pencak silat, film ini sangat diapresiasi oleh semua penontonnya. Hasilnya, tak cuma di Indonesia, film ini pun moncer di luar negeri berkat aksi Iko Uwais, Doni Alamsyah, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, dan Joe Taslim. Lain itu, film ini juga mendapat respek yang baik dari pencinta film aksi di mancanegara.

The Raid juga ditayangkan di beberapa festival film internasional yang kemudian melecut perhatian rumah produksi Hollywood untuk membuat ulang film ini versi Hollywood.

Hingga pada akhirnya rumah produksi Screen Gems, anak dari perusahaan film Sony Pictures, tertarik untuk membuat kembali film The Raid dengan penuh totalitas. Asal tahu saja, rumah produksi ini juga yang membuat trailer The Raid untuk pasar AS.

Bahkan, Screen Gems mengundang para pemain The Raid untuk memberi pelatihan adegan berkelahi untuk para pemeran barunya.

Adalah sutradara film blockbuster, Joe Carnahan akan membuat remake film The Raid yang dibintangi oleh Frank Grillo. Joe Carnahan dikenal piawai membuat remake film laga, film The A Team (2010) contohnya yang dibintangi Bradley Cooper dan Liam Neeson.

Sementara Frank Grillo juga termasuk aktor papan atas Hollywood yang pernah terlibat dalam film Captain America dan Beyond Skyline, yang beradu akting dengan Iko Uwais.

Berbeda dari garapan Gareth Evans yang menonjolkan pertarungan secara intens, The Raid versi Hollywood yang produksinya telah dimulai pertengahan 2019 lalu ini akan lebih menonjolkan sisi emosional, inspirasinya di ambil Joe dari film Saving Private Ryan garapan Steven Spielberg.

The Raid memang menjadi sorotan sineas dunia sejak ditayangkan di Toronto International Film Festival (2011) dan mendapat pundi keuntungan 9,14 juta dolar AS dari biaya produksi 1,1 juta dolar AS. Sementara The Raid 2: Berandal, juga mendapat penilaian positif dari kritikus film dunia.

3. Pengabdi Setan (produksi 2017)

Jika membicarakan soal film legendaris Indonesia, nama film Pengabdi Setan pasti masuk jajarannya. Karena legendaris itulah film ini dibuat ulang oleh Joko Anwar yang merasa terobsesi sejak lama untuk memproduksi film yang pernah diperankan Him Damsyik (alm) ini.

Meski kemudian Joko Anwar berhasil membuat remake dengan jalan cerita yang berbeda, namun film ini sukses menyajikan kengerian yang baru serta mendapat apresiasi positif dari semua penontonnya.

Popularitas film Pengabdi Setan di Indonesia dan negeri tetangga membuat film ini kemudian tercium oleh rumah produksi di Hollywood. Rapi Films, selaku pemegang lisensi film dikabarkan sudah berdiskusi dengan CJ Entertainment, distributor yang memasarkan film ini di luar negeri.

Meski banyak sekali film horor besutan AS, namun jika kawan GNFI menyaksikan film Hereditary (2018) garapan rumah produksi A24, baik tema maupun plot cerita yang tersaji cukup mirip dengan film Pengabdi Setan.

Nah, gimana menurut kawan GNFI? Keren kan. Nyatanya, tema, ide, maupun garapan sineas Indonesia mampu memantik inspirasi bagi kalangan sineas dunia. Yuk dukung terus film Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini