Sejarah Hari Ini (8 Februari 1686) - Untung Surapati Tumpas Kapten Tack di Kartasura

Sejarah Hari Ini (8 Februari 1686) - Untung Surapati Tumpas Kapten Tack di Kartasura
info gambar utama

Surapati - atau diberi nama lahir Surawiroaji - adalah budak belian asal Bali yang dipekerjakan perwira VOC, Edelaar Moor, pada 1600-an.

Keberadaannya di tengah keluarga petinggi VOC disambut baik karena ia dianggap pembawa keberuntungan.

Tak pelak ia sering dipanggil "Untung" yang kemudian nama itu disematkan di depan namanya

Untung yang beruntung, ia diberkahi paras rupawan yang menjadikan modal berharganya menaksir putri majikannya yang bernama Suzanne.

Berbeda kasta, tetapi keduanya suka sama suka. Untung dan Suzanne lantas menikah diam-diam.

Namun, pada akhirnya Tuan Moor tahu juga. Ia kemudian melaporkan pada aparat untuk menjebloskan Untung ke penjara di Stadhuis (sekarang gedung Museum Sejarah Jakarta di kawasan Kota Tua).

Untung yang benar-benar beruntung, dipenjara pun ia masih bisa kabur berkat campur tangan Suzanne yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Dari situ bara dendamnya pada Belanda memuncak.

Selepas lolos, Untung Surapati bergerak membuat onar di wilayah pinggiran Batavia (ommelanden) yang membuat rugi pemerintah Hindia Belanda.

Untung yang sekali lagi beruntung. Status buronan menyudutkannya, tetapi ia mendapatkan keringanan jika mau bekerja sama dengan VOC.

Jadilah ia menjadi tentara VOC yang ditugaskan menjemput Pangeran Purbaya, anak dari Sultan Ageng Tirtayasa penguasa Kesultanan Banten, yang lari dari kejaran VOC dan bersembunyi di Gunung Gede.

Untung berhasil membujuk Pangeran Purbaya menyerahkan diri ke VOC. Namun, selama perjalanan para prajurit Belanda berlaku kasar pada pangeran yang memantik emosinya. Situasi diperparah karena pemimpin prajurit Vaandrig Kuffeler ikut-ikutan menghina Untung dengan mengungkit-ungkit status buronan dan budak yang pernah disandangnya.

Tak bisa menahan emosi lebih lama, Untung akhirnya menghajar pasukan Kuffeler di tepi Sungai Cikalong pada akhir Januari 1684. Sebanyak 20 orang Belanda tewas dalam pertikaian tersebut.

Setelah insiden berdarah itu, Pangeran Purbaya tetap ingin menyerahkan diri ke VOC, sementara istrinya, Raden Ayu Gusik Kusuma, meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. Benih cinta pun bersemi antara Untung dan Raden Ayu yang merupakan putri pejabat tinggi di Kerajaan Mataram.

Penumpasan Kapten Tack

Raden Ayu memilih berpisah dengan Pangeran Purbaya dan memilih Untung Surapati sebagai pelabuhan cinta berikutnya.

Ayah Raden Ayu, Patih Nerangkusuma, menerima Untung dengan salah satu alasan yang sama, yakni sama-sama memiliki kebencian dengan VOC.

Di Kartasura sendiri yang saat itu menjadi ibu kota Mataram, Untung terlibat pertikaian baru dengan VOC. Saat itu VOC memerintahkan pimpinan Istana Kartasura, Amangkurat II, agar menyerahkan Untung Surapati.

Amangkurat II setuju, tetapi itu hanyalah bagian strategi Patih Nerangkusuma dan Untung dalam menumpas VOC.

Pada 4 Februari 1686, sebanyak 200 serdadu VOC yang dikomandoi Kapten Francois Tack berangkat ke Kartasura. Barulah empat hari setelahnya mereka tiba dan langsung masuk ke istana.

Namun, Kapten Tack termakan jebakan Untung. Istana dibakar oleh anak buah Untung dan membuat prajurit VOC kalang kabut.

Dalam pertempuran di sebuah halaman, Untung bersama pasukannya berhasil membunuh Kapten Tack beserta 78 orang serdadu VOC yang lain.

Untung langsung pergi ke arah timur tepatnya ke Pasuruan, Jawa Timur, setelah penyerangan itu. Mengutip dari Sejarah IndonesiaModern yang ditulis M.C. Ricklefs, ia dan pewaris takhtanya membangun kerajaan di daerah tepian Sungai Brantas itu selama delapan dekade.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini