Pada akhir tahun 1953, Gunung Merapi yang terletak di Jawa Tengah mengalami erupsi.
Menurut laporan video dokumenter British Pathe, ada puluhan yang menjadi korban jiwa.
Majalah mingguan Star Weekly turut mengabarkan, bencana erupsi Merapi yang tidak pandang bulu juga menelan korban jiwa anak-anak di Desa Dukuh Pencar.
Para pengungsi dari desa sekitaran Merapi akhirnya mendapat bantuan dari pihak kepolisian dan tentara RI yang mendirikan tempat pengungsian.
Pada Februari 1954, pejabat republik kemudian memfokuskan perhatiannya pada korban Merapi.
Contohnya penguasa kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana IX, pada 11 Februari ia mendonorkan darahnya untuk kebutuhan korban Merapi yang masih hidup.
Selain Sri Sultan, dua pucuk pimpinan tertinggi RI, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta juga meninjau sekitaran Merapi.
Menurut Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia, Presiden Sukarno menyempatkan diri meninjau pos penjagaan Gunung Merapi di Selo, Boyolali, pada 19 Februari 1954.
Saat itu Sukarno beserta rombongan didampingi ahli gunung berapi kenamaan, Drs de Neve.
---
Referensi: Star Weekly | Dephub, "Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News