Sejarah Hari Ini (25 Februari 1950) - Negara Jawa Timur Dibubarkan

Sejarah Hari Ini (25 Februari 1950) - Negara Jawa Timur Dibubarkan
info gambar utama

Negara Jawa Timur dibentuk Pemerintah Federal Sementara Belanda pada 26 November 1948.

Jalannya pemerintahan baru berlangsung pada 1 Oktober 1949 atau beberapa bulan sebelum Indonesia meraih kedaulatan dari Belanda.

Usia Negara Jawa Timur tidaklah lama karena pascakedaulatan negara bagian ini membubarkan diri.

Tepatnya pada 25 Februari 1950, Negara Jawa Timur bentukan Belanda dengan Wali Negara R.T.P. Achmad Kusumonegoro berpisah dari Republik Indonesia Serikat (RIS) yang menerapkan sistem pemerintahan union Amerika Serikat.

Kala itu, tiap-tiap negara bagian RIS memiliki kepala negara masing-masing.

Selain itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri atau otonom yang terdiri dari sembilan wilayah dan semuanya juga terdapat presidennya masing-masing. Ada pula yang menyebut pimpinannya sebagai walinegara.

Namun, banyak negara-negara bagian salah satunya Negara Jawa Timur yang merasa tak puas dengan sistem negara bagian.

Negara bagian ada banyak pada saat itu, tak hanya Jawa Timur. Selain Jawa Timur juga ada Pasundan, Madura, Sumatera Timur dan Sumatra Selatan.

Mengutip Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, karena eksistensi Negara Jawa Timur memang tidak didukung rakyat Jawa Timur, akhirnya negara ini didesak oleh tuntutan rakyat yang berujung pembubaran.

Pada tanggal pembubaran tersebut, Karesidenan Besuki, sebagian Malang, dan Surabaya digabungkan menjadi daerah Republik Indonesia dan masuk menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur.

Satu per satu negara bagian ini pun kemudian mengusulkan agar dikembalikannya RIS menjadi negara Republik seperti awalnya.

Kembalinya Jawa Timur lantas diterima Presiden RIS Sukarno, yang menandatangani UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS 1950) mengganti UUD RIS.

---

Referensi: Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, "Sejarah Nasional Indonesia, Volume 6"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini