Ratmi B-29, Veteran Perang yang Terjun ke Dunia Komedi

Ratmi B-29, Veteran Perang yang Terjun ke Dunia Komedi
info gambar utama

Pada 1974, pecinta film Indonesia disuguhi film bergenre komedi berjudul Ratu Amplop yang disutradarai Nawi Ismail. Filmnya menjual karena dibintangi aktor dan aktris beken pada masa itu, Benyamin Sueb, Ida Royani, dan Connie Sutedja.

Ada pun selain ketiga bintang itu ada satu nama yang mencuri perhatian, yakni Ratmi B-29. Di film tersebut, ia melakoni tokoh Ratmi—yang sama seperti namanya—pacar dari Beni yang diperankan Benyamin Sueb.

Dalam film tersebut, Ratmi yang dianggap jauh dari ukuran cantik sukses menggelitik tawa penonton lewat keahlian lawakannya. Memiliki tubuh subur, Ratmi mampu memerankan lakon perempuan dengan tampilan ndeso tapi "pede" untuk meraih gelar ratu.

Kiprah Ratmi di dunia seni peran sendiri tidak sekali dua kali. Ada puluhan film yang dibintanginya yang dimulai pada masa pemerintahan Orde Lama.

Benyamin adu akting dengan Ratmi B-29 di Ratu Amplop. Sumber: Adhi Yasa Film
info gambar

Dari situ tak heran, pada 2012, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia kala itu, teringat pada namanya ketika mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara yang tergabung dalam G-20.

"Kalau disebut-sebut B-20, saya tiba-tiba terlintas nama pelawak perempuan yang disebut B berapa itu ya?" kata SBY kala itu, dikutip GNFI dari Merdeka. Sempat salah sebut nama julukan belakang Ratmi, akhirnya SBY dikoreksi pejabat RI lain, Sudi Silalahi. "Iya, iya, Ratmi B-29. Di mana beliau sekarang, ya? Kalau tidak salah, sudah meninggal dunia ya?" begitulah katanya.

Adanya nomor yang disertakan di nama Ratmi memang unik dan ikonis, sehingga sebagian besar orang mudah mengingatnya. Nama tersebut diberikan kepada Ratmi sebagai nama julukan. Ia mendapatkan nama B-29 tersebut ketika menjadi penghibur keluarga TNI Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di Bandung. Hubungan Ratmi dengan dunia kemiliteran memang kuat, mengingat pada masa revolusi nasional ia berjuang bersama Laskar Wanita Indonesia (Laswi). Buktinya, ia memiliki tanda jasa Bintang Gerilya, SLPK I dan II, GOM I dan V.

Berjuang Bersama Laskar Wanita

Ratmi B-29 lahir dengan nama Suratmi dari pasangan Salimin dan Sainem di Bandung, 16 Januari 1932. Masa kecilnya dijalani bersama ibunya karena ayahnya meninggal dunia.

Ratmi kecil gemar dunia seni terutama bernyanyi. Tumbuh kembang bakatnya itu kemudian diasah di grup Orkes Keroncong Pabrik Kiaracondong (Orpagi). Di Orpagi, ia membawakan banyak lagu keroncong, Melayu, dan hiburan lainnya.

Dari bermusik, Ratmi menjajal dunia akting. Ia mengasah bakat aktingnya di di grup sandiwara keliling Bintang Timur Surabaya dengan memerankan peran-peran kocak.

Setelah proklamasi kemerdekaan atau pada masa revolusi nasional, Ratmi bergabung dengan Laskar Wanita Indonesia (Laswi, sekarang menjadi nama salah satu jalan di Kota Bandung) dan memperoleh pangkat sersan. Selain membantu para pejuang di garis belakang, ia juga dikenal lewat panggung-panggung yang menghibur para pejuang pascakemerdekaan.

Ratmi B-29.
info gambar

Dikutip dari artikel surat kabar PikiranRakyat edisi 30 Juli 1975, Ratmi turut ikut dalam barisan pasukan Siliwangi ke Jawa Tengah. Kemampuannya menghibur orang ditunjukkan saat di Demang Sari, Jawa Timur, pada 1949.

Sayangnya saat lagi sibuk-sibuknya Ratmi menghibur para pejuang, Belanda tiba-tiba mendadak datang dan membuatnya harus bersembunyi di kolam berair. Setelah situasi aman, ia kemudian berjalan sendirian sampai akhirnya menemukan adiknya di Karang Petir.

Ratmi tidak hanya jadi penghibur saat berada di kesatuan barisan pasukan Siliwangi. Pernah suatu kali ia bertindak nekat merampas barang prajurit Belanda untuk pejuang yang bersembunyi di dalam hutan. Barangnya tidak hanya sandang pangan, tetapi juga pomade, sabun, sisir, dan keperluan bersolek lainnya.

Bom Lawak

Pada pertengahan 1950-an, Ratmi menjajal peruntungan di Jakarta. Ia bergabung dengan grup wayang orang Tritunggal di Kebon Kelapa, Jatinegara, pimpinan suaminya, Idris Indra. Tugasnya sebagai penari dan pesinden. Sesekali, agar memeriahkan suasana, dia melawak. Setelah bercerai, Ratmi pindah ke Bandung dan kembali bergabung dengan grup wayang orang. Dia juga mulai memasuki dunia film sebagai figuran lewat dua film komedi Si Djimat (1960) dan Kuntilanak (1961).

Mengutip Angkatan Bersenjata, 5 Desember 1974 yang diolah kembali oleh Fandy Hutari dalam laman Historia berjudul "Kiprah Bomber 29", Ratmi kerap menghibur keluarga TNI Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan kekocakannya saat bermukim di Bandung. ''Rupanya dengan lawakan saya itu, mereka selalu merasa puas. Oleh karena itu, saya dijuluki dengan sebutan B-29 (dari jenis pesawat Bomber 29). Seperti adik tahu bahwa pesawat itu sangat dahsyat dan lawakan saya diterapkan dengan dahsyatnya B-29,'' ujar Ratmi.

Poster Film yang dibintangi Ratmi.
info gambar

Setelah ibunya meninggal, Ratmi kembali merantau ke Jakarta dan menetap dalam waktu yang lama. Jalannya ke dunia komedi terbuka berkat Bing Slamet, seniman lawak yang juga mentor dari Benyamin.

Kehadirannya di panggung komedi diapresiasi karena jumlah pelawak wanita di Ibu Kota sangatlah jarang. Malahan majalah Selecta tahun 1969 menyebutkan mungkin cuma Ratmi satu-satunya wanita yang terjun di bidang lawak.

Popularitasnya meroket. Wajah Ratmi pun menghias di film layar lebar. Selain Ratu Amplop, ia juga memerankan peran-peran penting dalam film Ketemu Jodoh (1973) dan Si Rano (1973). Total ia membintangi 32 film semasa hidupnya.

Pada 1970-an ada merek sabun colek produksi PT Sinar Antjol dengan mengadaptasi nama pesawat pengebom B-29. Namun, nama tersebut kemungkinan juga terinspirasi dari Ratmi yang namanya kian melejit di dunia hiburan. Hal itu bisa dilihat iklan sabun colek merek itu yang dibintangi oleh Ratmi sendiri. Pelan tapi pasti, sabun B-29 mengikuti kepopuleran Ratmi. Produk sabun menjadi sering dipakai. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara-negara di benua Afrika. Disebutkan dalam Mereka Mau Hidup Seribu Tahun Lagi: Puluhan Merek Indonesia yang Mampu Bertahan Lebih dari Setengah Abad karya M. Taufiqurohman dkk, B-29 bahkan menjadi produk sabun Indonesia pertama yang diekspor ke benua tersebut.

Pelawak Pertama yang Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Ratmi meninggal dunia ketika sedang menyelesaikan filmnya yang ke-27 Direktris Muda (1977) dalam usia 45 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 31 Desember 1977. Ratmi meninggal karena serangan jantung. Menurut seorang rekan ia hendak naik pesawat menuju Surabaya untuk merayakan Tahun Baru di sana, tapi ia jatuh pingsan kurang lebih setengah meter dari tangga pesawat dalam pelukan suaminya.

Sayangnya mobil yang datang untuk mengangkut Ratmi terlalu kecil sehingga perlu diganti dengan mobil yang lebih besar. Ratmi pun meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Jenazahnya kemudian dikebumikan di Taman Pahlawan, Kalibata, Jakarta dengan upacara kenegaraan. Pemakaman di Kalibata dilakukan karena Ratmi memiliki tanda jasa, seperti Bintang Gerilya, SLPK I dan II, GOM I dan V. Ratmi menjadi pelawak pertama yang dimakamkan di sana menyusul kemudian Triman, anggota Srimulat, pada 2003.

---

Referensi: Historia | Pikiran Rakyat | Merdeka |

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini