Sejarah Hari Ini (11 Maret 1965) - Peringatan Peristiwa 14 Februari di Istana Negara

Sejarah Hari Ini (11 Maret 1965) - Peringatan Peristiwa 14 Februari di Istana Negara
info gambar utama

Para pejuang Indonesia di Sulawesi Utara turut berkontribusi dalam mempertahankan kemerdekaan pada 14 Februari 1946.

Kala itu pemuda pro-Republik menyerang pasukan Belanda (NICA) di tangsi KNIL di Teling, Manado.

Penyerbuan berhasil di mana para pemuda sukses menawan Residen Coomans de Ruyter dan Komandan NICA Letkol de Vries beserta mereka yang pro-NICA.

Peristiwa 14 Februari yang juga dikenal dengan sebutan lain "Peristiwa Merah-Putih" itu membekas bagi pemerintah pusat Republik Indonesia.

Pada 11 Maret 1965 misalnya, pejabat tinggi RI menggelar peringatan "Peristiwa 14 Februari" di Istana Negara, Jakarta.

Mengutip dari majalah Nefo, hadir para menteri, sejumlah diplomat, dan para mahasiswa yang diundang untuk meramaikan acara.

Pada kesempatan itu Presiden Sukarno juga menyampaikan pidatonya yang isinya mengajak bersatu di antara kemajemukan.

"Ada orang bodoh yang mengatakan, bahwa bangsa adalah sekumpulan manusia-manusia yang satu agamanya. Tidak benar, tidak benar. Lihat kepada bangsa Indonesia. Ada yang beragama Islam, ada yang beragama Kristen Protestan, ada yang beragama Katolik, ada yang beragama Hindu Bali, en toh kita merasakan diri kita ini satu bangsa," ungkap Sukarno.

--

Referensi: Nefo | Setneg RI, "Amanat PJM Presiden Sukarno pada Peringatan 'Peristiwa 14 Pebruari 1946' Perebutan Kekuasaan di Sulawesi Utara, Istana Negara Djakarta, 11 Maret 1965"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini