Menikmati Liburan di Ekowisata Perairan Pulau Pramuka, Bakal Dapat Ilmu dan Kesenangan

Menikmati Liburan di Ekowisata Perairan Pulau Pramuka, Bakal Dapat Ilmu dan Kesenangan
info gambar utama

Berwisata di tengah Pandemi COVID-19 saat ini menjadi suatu tantangan tersendiri. Selain ingin meluangkan waktu untuk refreshing, berwisata saat ini juga menjadi hal yang cukup diragukan karena harus tetap menjaga dari penularan Virus yang membahayakan. Salah satu alternatif destinasi yang sangat menarik yaitu berwisata di Pulau Pramuka.

Pulau Pramuka merupakan salah satu gugusan pulau yang terletak di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Untuk datang ke sana Kawan GNFI dapat menaiki kapal cepat dari Pelabuhan Marina, Ancol atau dengan menggunakan kapal tradisional dari Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke.

Sesampainya di sana, kita akan disambut dengan banyaknya aktivitas warga untuk menyambut para wisatawan, mulai dari para pedagang lokal, nelayan, hingga pemandu wisata. Untuk dapat bermalam di sana nampaknya tidak perlu khawatir, karena tersedia banyak homestay atau hotel yang menyediakan berbagai fasilitas.

Serunya berwisata ke Pulau Pramuka

Jika berwisata ke suatu pulau pasti diidentikan dengan air yang berbau dan berasa payau atau asin bukan? Tapi fakta yang perlu Kawan GNFI ketahui bahwa di pulau ini air sumurnya tidak terasa payau atau asin, air sumur di wilayah ini terasa tawar seperti pada air tawar yang biasa dikonsumsi.

Selain itu, soal makanan juga tidak perlu khawatir, karena meski pada masa Pandemi Covid-19, warung makan atau tempat makan di Pulau Pramuka ini tetap buka, selain itu jika ingin memasak sendiri tentunya di sini juga tersedia toko sayuran dan sembako yang dapat memenuhi keperluan masakan di dapur.

Hal lain yang perlu dicatat adalah warga lokal mewajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Mereka menyediakan tempat mencuci tangan pada pelabuhan, pos kesehatan, dan rumah sakit daerah.

Para pelancong yang akan berkunjung ke sini pun wajib menyertakan surat bebas Covid-19 yang dapat berupa hasil swab-test antigen, namun jika Kawan GNFI tidak sempat melakukan pengujian tersebut, Kawan GNFI akan diwajibkan untuk mengikuti swab-test antibodi dengan membawa identitas pribadi seperti KTP, gratis!

Banyak objek wisata yang memikat

Lalu bagaimana dengan destinasi wisata di sana? Pulau Pramuka tentu memiliki ragam destinasi menarik, seperti kawasan konservasi wisata mangrove, lamun, dan penyu yang dikelola langsung oleh Balai Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Seribu.

Di lokasi wisata mangrove dan lamun, Kawan GNFI dapat mengunjunginya di atas railing yang instagenic. Mangrove di kawasan tersebut umumnya didominasi dari jenis Rhizopora stylosa, serta yang unik adalah cara penanamannya yaitu dengan metode “Rumpun berjarak”.

Metode ini merupakan salah satu cara yang pertama kali diterapkan dalam penanaman mangrove dan dinilai cukup efektif sehingga banyak ditiru pada penanaman mangrove di wilayah lain.

Penanaman mangrove pada awalnya dilakukan sekitar tahun 2003 di sekitar Pulau Pramuka dan hasilnya sangat memuaskan.

Melihat Konservasi dan penagkaran Penyu Sisik

Lain itu, Kawan GNFI bisa melihat penangkaran penyu. Penyu merupakan hewan purba bertahan hingga saat ini, umur penyu dapat mencapai puluhan hingga ratusan tahun. TNL Kepulauan Seribu memiliki tempat perlindungan atau Sanctuary penyu yang lokasi berada di depan kawasan wisata mangrove dan padang lamun.

Di tempat tersebut, terisi penyu maupun telurnya yang ditetaskan dengan metode semi-alami, tukik atau bayi penyu yang berumur beberapa hari, hingga penyu dewasa yang dirawat terutama untuk dapat menjadi media edukasi terhadap pengunjung.

Penyu yang terdapat di pusat perlindungan ini didominasi dari jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata), hal tersebut dikarenakan banyaknya penyu sisik yang bermigrasi di sekitaran Pulau Pramuka. Sehingga ketika dilakukan pengambilan telur didominasi dari jenis penyu tersebut serta hasil tangkapan nelayan yang terjaring secara tidak sengaja.

Penetasan telur penyu dilakukan dengan metode semi-alami tersebut sengaja dilakukan untuk mengurangi tingkatan mortalitas yang dialami penyu pada umumnya, meskipun sudah dilakukan upaya perlindungan penyu yang dibesarkan di sini umumnya hanya 4 persen yang dapat bertahan di alam bebas ketika dilakukan pelepasan penyu.

Sementara soal perawatannya, di lokasi ini dilakukan pembersihan wadah secara berkala, yakni dua kali sehari yang disertai dengan pemberian pakan penyu berupa ikan rucah yang dipotong sesuai dengan ukuran bukaan mulut penyu.

Penangkaran Penyu | Foto: Dok. Pribadi
info gambar

Menyelam di Soft Coral

Jika Kawan GNFI merasa sudah bosan dengan menikmati ekowisata perairan di bagian daratannya Pulau Pramuka, masih ada destinasi wisata lain yang berada di luar pulau, yakni wisata terumbu karang yang terbentang di sekitar pesisir Pulau Pramuka hingga ke Pulau Panggang.

Terumbu karang yang berada di wilayah perairan tersebut sangat beragam, dan didominasi oleh jenis Acropora sp. Meski begitu, tidak jarang ditemukan lokasi terumbu karang yang rusak akibat kegiatan manusia.

Karenanya, TNL Kepulauan Seribu melakukan upaya transplantasi karang dengan media rockfile dan rak. Upaya transplantasi karang tersebut umumnya dilakukan dengan mengambil indukan karang (F0) dari alam langsung, dan melakukan branching yang merupakan pemotongan bagian indukan menjadi beberapa bagian untuk ditanam di media yang baru.

Setelah menanam terumbu karang tersebut, selanjutnya hasil transplantasi karang diletakan di lokasi yang baru. Upaya tersebut diyakini dapat meningkatkan rehabilitasi lingkungan perairan, terutama pada daerah yang rusak.

Kawan GNFI dapat melihat terumbu karang itu dengan melakukan aktivitas penyelaman, untuk spot favoritnya ada pada daerah soft coral, namun jika belum mengetahui kondisi perairannya, Kawan GNFI jangan risau karena banyak pemandu wisata yang dapat menemani penyelaman serta dapat menyewakan alat selam serta akomodasinya, tentunya dengan harga yang beragam.

Mengunjungi Pulau Pramuka, tentu saja Kawan GNFI sudah dapat ilmu dan pengalaman baru. Jika masih merasa kurang puas, masih banyak destinasi wisata lainnya seperti kegiatan island hopping ke beberapa pulau terkenal, seperti Pulau Air, Pulau Semak Daun, Pulau Karang Beras, Pulau Payung, dan pulau-pulau lainnya yang menyimpan keindahan alam Kepulauan Seribu.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Jauhar Zainalarifin lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Jauhar Zainalarifin.

JZ
KO
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini