Perjanjian Kerajaan Spanyol dan Columbus, Diperintah ke Indonesia Tersesat di Amerika

Perjanjian Kerajaan Spanyol dan Columbus, Diperintah ke Indonesia Tersesat di Amerika
info gambar utama

Di abad ke-10, rempah--khususnya lada--telah menjadi komoditas wajib bagi bangsawan dan biarawan Eropa, pasokannya dikuasai orang-orang Venesia, Italia.

Dari pelabuhan-pelabuhan di Mediterania, rempah disalurkan melintasi Gunung Alpen dan keseluruhan wilayah Kristen hingga ke Jerman. Saking berharganya, para pedagang Jerman di London membayar bea cukai dengan lada.

Karena itulah pada 17 April 1492, terjalin perjanjian kerja antara Kerajaan Spanyol dan Christopher Columbus. Mereka mengirim Columbus berlayar ke Asia untuk mendapatkan rempah-rempah.

Ketika berusia 41 tahun, Columbus memimpin rombongan pelayaran, terdiri dari tiga kapal, yaitu Santa Maria, Nina, dan Pinta. Rombongan ini meninggalkan Pelabuhan Palos, Spanyol, atas restu Raja Ferdinand dan Ratu Isabella.

Saat itu dirinya berjanji akan berlayar ke timur untuk menemukan India, China, Jepang, dan Kepulauan Rempah Maluku, yang akan dijadikan koloni baru bagi Spanyol. Demikianlah gold, glory, dan gospel menjadi suatu semboyan penaklukan yang meniscayakan peperangan dan pengisapan sumber daya.

Pada 12 Oktober, penjelajah asal Italia ini tiba di Pulau Watling di Bahama, dan mendarat di hari yang sama, mengklaimnya untuk Spanyol. Karena mengira telah sampai ke India, Columbus menyebut penduduk pulau itu bangsa Indian.

Namun saat Columbus mengira telah mendarat di Asia. Betapa kecewanya dia tidak menemukan emas dan rempah-rempah di situ.

Tetapi dia tidak kehilangan akal, justru membawa penduduk asli setempat sebagai persembahan berharga untuk Ratu Isabella. Namun, dia kembali harus menelan kecewa karena sang Ratu tidak ingin memperbudak penduduk Bahama melainkan diminta mempelajarinya.

Colombus harusnya ke Indonesia?

Melihat pesan dari perjanjian antara Kerjaan Spanyol dan Colombus untuk mencari rempah-rempah. Membuat banyak sejarawan menilai tujuan sebenarnya dari Colombus bukan ke dunia baru (Amerika), tapi gugusan pulau Nusantara.

Sudah jamak diketahui, rempah-rempah terbaik yang diekspor ke suluruh dunia pada zaman itu berasal dari Pulau Maluku. Kelak masuk dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Presiden pertama RI, Soekarno sangat yakin bahwa pulau yang dicari oleh Columbus dan juga akhirnya dicari oleh bangsa-bangsa Eropa lain adalah Indonesia sekarang. Saat itu, menurut Bung Karno, negeri ini namanya begitu kesohor di dunia internasional.

“Rempah‐rempah (ada di) gugusan pulau‐pulau yang sekarang kita namakan Kepulauan Maluku,” kata Bung Karno dalam buku otobiografinya.

“Seumpama Columbus tidak berlayar mencari jahe, buah pala, lada dan cengkeh kami dan tidak sesat pula di jalan, tentu dia tidak akan menemukan Benua Amerika.”

Menurut Bung Karno, negeri ini namanya bahkan telah diabadikan dalam kitab Ramayana. Di dalamnya ada keterangan mengenai “Negeri Swarna Dwipa yang mempunyai tujuh buah kerajaan besar”.

“Swarna Dwipa, yang berarti pulau-pulau emas, adalah nama negeri kami yang diabadikan dalam cerita-cerita klasik Hindu dua ribu limaratus tahun yang lalu,” katanya meyakinkan.

Selain itu kejayaan Sriwijaya dan Majapahit tidak hanya dirasakan di wilayah Nusantara. Bung Karno yakin negeri ini menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi seluruh dunia yang beradab.

“Demikianlah keterangan yang terdapat dalam surat‐surat, gulung perkamen yang berharga dari negeri Tiongkok. Dan menurut dugaan (negeri kami) adalah bibit dari kebudayaan seluruh Asia.”

Mengawali kolonialisme bangsa eropa

Walau dianggap kurang berhasil, Ekspedisi sang pelaut Italia itu berhasil membuka jalur laut lalu lintas pulang-pergi pertama Eropa-Amerika. Hal ini sangat penting bagi perdagangan dan militer, yang berimplikasi pada proses kolonialisme Benua Biru di "Benua Baru".

Alhasil ketika jalan laut menuju Hindia akhirnya ditemukan orang, modal asing mengerumuni pantai kepulauan Indonesia, seperti semut mengerumuni tempat gula. Dari Lisboa datanglah Vasco da Gama, dan dari Belanda singgahlah Cornelis de Houtman.

“Ini merupakan titik tanda dimulainya “Revolusi Perdagangan” di Eropa. Kapitalisme ini tumbuh hingga ia mengenyangkan lapangan eksploitasi dalam masyarakat mereka sendiri,” kata Bung Karno.

“Pedagang‐pedagang menjadi penakluk. Bangsa‐bangsa Asia‐Afrika dijajah dan ini membuka pintu kepada jaman Imperialisme. Jawa diduduki di abad ke-16, Maluku di abad ke-17 dan lambat laun Negeri Belanda menguasai kepulauan kami secara berturut‐turut.”

Apalagi dari beberapa jalur perdagangan kuno di dunia, boleh dikatakan jalur rempah merupakan jalur perdagangan penting namun sejarahnya seperti terselubung kabut. Dibandingkan dengan sejarah jalur sutra, sejarah jalur rempah tidak lebih mahsyur di dunia.

Melihat rentetan peristiwa yang menandai kolonialisme. Menjadi penanda penting bahwa Indonesia (saat itu Nusantara) punya peran penting dalam sejarah perdagangan dunia pada masa lampau.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini