Mengatasi Burnout Selama Bekerja dari Rumah

Mengatasi Burnout Selama Bekerja dari Rumah
info gambar utama

Semenjak pandemi, banyak pegawai tak bisa lagi menjalani rutinitasnya pergi ke kantor untuk bekerja. Semua dilakukan dari rumah demi mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19. Awalnya, bekerja dari rumah atau dikenal dengan istilah WFH (work from home) terasa menyenangkan. Anda tak lagi harus mandi pagi serta kejar-kejaran dengan jam masuk kantor.

Meski sebagian orang menikmati bekerja dari rumah, ada juga mereka yang merasa kelelahan secara emosional.

Bekerja dari rumah di masa pandemi ini membuat orang merasakan kehampaan karena tak bertemu orang lain, pekerjaan yang rasanya lebih banyak daripada saat di kantor, dan sulitnya beristirahat padahal di rumah sendiri.

Ditambah lagi, ada kekhawatiran tentang kesehatan, kondisi keuangan, keselamatan keluarga, dan tentang kepastian soal masa depan. Kondisi kelelahan emosional ini biasa disebut burnout. Ketika berbagai pemicu stres datang terus-menerus hingga menjadi semakin menumpuk.

Dilansir Medical News Today, burnout bisa terjadi karena beban kerja terlalu besar, tekanan secara finansial, atau tekanan dari rekan kerja. Ciri-ciri saat seseorang mengalami burnout antara lain jadi sering sakit, susah tidur, terus-menerus memikirkan pekerjaan, sampai akhirnya malas bekerja dan enggan melakukan kegiatan yang Anda suka pun.

Menurut Harvard Business Review, mengapa banyak karyawan alami burnout saat WFH karena tidak merasakan waktu berjalan karena fokus bekerja.

Ini karena tempat bekerja dan istirahat sama-sama dalam rumah. Banyak pegawai juga merasa harus memberikan usaha lebih dan menunjukkan produktivitas dari rumah, yang berujung mengganggu waktu istirahat. Kemudian, tidak adanya batasan yang jelas antara kehidupan profesional dan personal.

Agar terhindar dari burnout, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

Membuat jadwal kerja yang jelas

Bila selama ini belum ada pemisahan waktu yang jelas untuk bekerja dan istirahat, cobalah untuk membuat jadwal sendiri. Tentukan waktu kapan harus bekerja, kapan harus istirahat. Bahkan, bisa sedetail jam bangun tidur, sarapan, membuat to-do-list, mulai bekerja, istirahat makan siang, jeda sebentar waktu sore, dan saatnya menutup layar komputer untuk bersantai melakukan kegiatan selain bekerja.

Jangan sampai Anda pun kelewat santai dengan bermain media sosial sampai lupa waktu yang berujung telat menyelesaikan pekerjaan. Maka dari itu, fokus dan konsistenlah pada waktu yang ditentukan, sama seperti saat Anda berada di kantor.

Membuat daftar kerja harian

Sebelum mulai bekerja, atau bisa dari malam sebelumnya, buatlah to-do-list agar tahu apa saja yang akan dikerjakan hari itu. Urutkan berdasarkan prioritas dan kerjakan sesuai daftar tersebut. Anda bisa mencatatnya di buku atau di tempel di dinding agar mudah terbaca, ceklis semua yang sudah dikerjakan. Cara ini akan membuat Anda fokus pada satu demi satu jenis pekerjaan dan tidak terlalu multitasking yang melelahkan.

Jangan lupa me time

Setelah membuat jam kerja yang jelas, semuanya mungkin terasa lebih terkendali. Namun, jangan lupa untuk meluangkan waktu bersenang-senang. Anggap saja momen ini seperti makan malam atau nonton ke bioskop sepulang kerja. Anda bisa makan malam sambil nonton, mengobrol dengan orang terdekat via telepon, merawat diri di rumah, belanja kebutuhan di rumah via online, dan sebagainya.

Olahraga dan makan sehat

Selama bekerja di rumah, Anda mungkin merasa lebih sibuk, bahkan seharian penuh hanya depan komputer. Tak pernah olahraga, bahkan sering telat makan. Jika jadwal kerja yang dibuat sudah bisa dijalankan dengan baik, jangan lupa selipkan waktu untuk berolahraga, misalnya 30 menit saja setiap hari. Ini bisa berjalan kaki di pagi agar tubuh terkena sinar matahari atau olahraga bermodalkan video di internet.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini