Menjelajahi Lokasi Ekowisata Bakau di Jakarta Utara

Menjelajahi Lokasi Ekowisata Bakau di Jakarta Utara
info gambar utama

Orang-orang yang tinggal di Jakarta sudah terbiasa dengan pemandangan gedung-gedung menjulang tinggi serta kemacetan di mana-mana. Bila ingin mencari hiburan, paling sekadar kongko di kedai kopi, mengunjungi kawasan kuliner, menonton film terbaru di bioskop atau berkeliling pusat perbelanjaan.

Bila ingin sekadar menghirup udara segar, banyak orang memilih pergi ke luar kota, terdekat ke Bogor atau Bandung. Padahal, sebenarnya di Jakarta sendiri ada lho kawasan perhutanan yang bisa dikunjungi untuk menyegarkan mata dan pikiran. Salah satunya adalah hutan bakau di Jakarta Utara, yang meliputi Taman Wisata Alam Angke Kapuk dan Suaka Margasatwa Muara Angke.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Bagi warga Jakarta yang ingin pergi ke alam, bisa mengunjungi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Termasuk kawasan konservasi, taman ini memiliki luas 99,82 hektare yang didominasi oleh pohon bakau.

Jenis bakau yang ada di kawasan ini pun bervariasi, mulai dari jenis api-api, bidara, buta-buta, cantinggi, dan warakas. Sementara untuk jenis hutan pantai atau rawa ada bluntas, dadap, duri busyetan, flamboyan, kedondong laut, ki hujan, ki tower, mendongan, dan waru laut.

Di taman ini, terdapat beragam jenis burung seperti beibis, belekok, cangak abu, cekakak sungai, elang laut perut putih, elang tiram, gagang bayam timur, kokokan laut, itik benjut, kuntul kerbau, kuntul putih, raja udang biru, dan tangkar centrong. Ada pula satwa lain seperti biawak air, ikan gelodok, hingga udang bakau.

Bila mengunjungi taman wisata alam ini, banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Misalnya, mengamati burung di jembatan pengamat. Ada juga jembatan gantung dan area berkemah. Anda bisa jalan-jalan mengelili kawasan hutan bakau ini untuk sekadar menikmati pemandangan dan menghirup udara segar. Bahkan, bisa juga lho membeli bibit bakau untuk menanam di sana. Anda pun dapat menyewa perahu dayung untuk berkeliling lewat jalur air.

Jalan-jalan di TWA Angke Kapuk akan memberikan pengalaman berbeda karena pemandangan seperti ini sulit sekali ditemukan di kota Jakarta.

Suaka Margasatwa Muara Angke

Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) pertama kali ditetapkan sebagai cagar alam pada tahun 1939 oleh pemerintah Hindia-Belanda. Setelah 59 tahun memiliki status cagar alam, tahun 1998 pemerintah Indonesia mengubah kawasan ini menjadi suaka margasatwa.

SMMA berada di wilayah Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasinya berdekatan dengan perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK), hanya dibatasi Kali Angke dan pemukiman nelayan di Muara Angke.

Hingga saat ini, SMMA jadi tempat tinggal beragam satwa, termasuk puluhan jenis burung, kura-kura, biawak, ular welang, ekor monyet panjang, ular daun, berang-berang cakar kecil, ular sanca kembang, ular bakau, ikan sapu-sapu, ikan gabus, dan buaya muara.

Paling banyak hewan di kawasan ini adalah burung, jumlahnya mencapai 91 jenis. Jenisnya terbagi dua, yaitu 28 burung air dan 63 burung hutan. Ada 17 jenis burung yang dilindungi di SMMA.

Jenis burung yang bisa ditemukan di sana antara lain pecuk-padi kecil, cangak, kuntul, kareo padi, merbah cerukcuk, kipasan belang, betet biasa, mandar batu, remetuk laut, sikatan bakau, perenjak Jawa, cerek Jawa, bubut Jawa, dan bangau bluwok.

Memang SMMA termasuk suaka margasatwa terkecil di Indonesia. Meski demikian, lokasi ini memiliki peran penting bagi lingkungan, terutama bagi habitat satwa.

Sebenarnya, kawasan ini bisa dikunjungi, tetapi sebelumnya harus meminta izin dari Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini