Kisah Indonesia Relakan Tiket Piala Dunia untuk Bela Palestina

Kisah Indonesia Relakan Tiket Piala Dunia untuk Bela Palestina
info gambar utama

Masjid Al Aqsa, gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur mengalami penyerangan pada Jumat, (7/5/2021) malam. Polisi menyerang jemaah yang sedang salat tarawih di Masjid al-Qiblatain di dalam Al Aqsa dengan granat kejut dan peluru karet.

Bentrok tak terhindarkan dengan pemuda Palestina yang melempari tentara Israel dengan batu dan botol kaca. Sementara itu, bentrokan terjadi antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina yang mencoba memasuki Masjid Al Aqsa melalui Bab Al-Silsila, salah satu gerbang menuju masjid.

Mengutip AFP, Lebih dari 300 orang terluka dalam bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa, Senin (10/5/2021). Ledakan keras dan teriakkan terdengar di situs suci ke-3 umat Muslim itu. Orang-orang Palestina terlihat membangun barikade darurat dan batu-batu memenuhi lantai komplek masjid.

Sejumlah negara dunia mengecam Israel atas kejadian tersebut. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan meminta Israel memastikan "ketenangan".

Negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik seperti Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudah menegur Israel. Turki bahkan dengan frontal menyebut Israel melakukan politik apartheid dan harus menghentikan serangan keji dan kejam tersebut.

Paus Francis meminta semua pihak menahan diri. Indonesia juga mengecam aksi kekerasan Israel terhadap warga Palestina.

Jokowi menyinggung mengenai tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa. Presiden juga menyatakan posisi Indonesia yang akan terus mendukung warga Palestina, hal tersebut ditegaskan olehnya sebagai keberpihakan yang jelas.

Bagi Indonesia, penolakan terhadap penjajahan Palestina oleh Israel sudah berjalan cukup panjang. Tidak hanya sebuah kecaman, namun sikap ini beberapa kali ditunjukan melalui tindakan.

Relakan Piala Dunia untuk Palestina

Presiden pertama Indonesia, Soekarno adalah salah satu tokoh internasional berpengaruh yang sangat anti Israel. Baginya tak ada kompromi selama Israel masih menjajah Palestina.

Demi membela Palestina dan menunjukkan bahwa Israel adalah penjajah. Bung Karno pernah mengorbankan kesempatan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 1958.

Saat itu ketika sedang jaya-jayanya, timnas Indonesia pernah melaju hingga babak kedua penyisihan Piala Dunia Zona Asia. Di babak pertama, Indonesia menjadi juara grup setelah satu kali menang dan satu kali seri atas Tiongkok.

Di babak kedua, Indonesia tergabung dengan Israel, Sudan dan Mesir. Jika lolos dari babak ini, Indonesia bisa melaju ke babak play off dan menghadapi wakil Eropa. Pemenangnya akan langsung lolos ke Piala Dunia.

Saat itu Indonesia tinggal memainkan pertandingan penentuan dengan Israel sebagai juara di wilayah Asia Barat. Masalah muncul karena Indonesia menolak mengakui kedaulatan negara Israel dan enggan bertanding di markas mereka.

“Itu sama saja mengakui Israel,” ujar Maulwi Saelan, kiper Timnas Indonesia menirukan ucapan Presiden Soekarno yang dikutip dari Historia.id.

Indonesia sempat meminta pertandingan dilakukan di tempat netral. Tapi FIFA menolak dan malah mendiskualifikasi Indonesia sebagai jalan memuluskan langkah Israel ke Piala Dunia.

Demi membela Palestina, Indonesia memilih untuk merelakan diri tidak melanjutkan turnamen. Padahal, Indonesia punya potensi untuk lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya.

“Ya, kita nurut. Enggak jadi berangkat,” ucap Saelan.

Dukungan Indonesia atas Palestina

Indonesia selalu mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel bahkan sejak zaman Bung Karno. Dukungan dari Indonesia tak lepas dari sejarah masa lalu antara dua negara.

M Zein Hassan dalam bukunya menyatakan, dukungan Palestina untuk kemerdekaan Indonesia dimulai sejak tahun 1944. Mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan saudagar kaya negara tersebut Muhammad Ali Taher menyatakan dukungannya.

"Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia," kata Ali Taher dalam siaran radio pada 6 September 1944. Dukungan berlanjut dengan aksi turun ke jalan yang dilakukan rakyat Palestina.

Ibarat saudara kandung yang saling peduli, Indonesia menunjukkan solidaritasnya terhadap Palestina. Deklarasi Kemerdekaan Palestina oleh Dewan Nasional Palestina di Aljir, Aljazair pada 16 November 1988 mendapat pengakuan dari Indonesia.

Setahun berselang, Indonesia dan Palestina membuat kesepakatan bersama dimulainya hubungan diplomatik kedua negara. Namun, Palestina seolah tak benar-benar merdeka. Hubungan Palestina dan Israel terus memburuk yang membuat kedua negara terlibat perebutan kekuasaan atas tanahnya.

Hal yang sangat tegas dan bentuk perhatian Indonesia pada Palestina, Indonesia tak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi. Yang pasti, Indonesia tak setuju dengan tindakan agresif yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Sebagai bentuk penghargaan dan wujud persaudaraan Indonesia terhadap Palestina juga hadir dalam hal ini. Di Bandung, ada sebuah jalan yang diberi nama 'Palestine Walk' alias Jalan Palestina yang biasa banyak orang sebut.

Diresmikan pada 13 Oktober 2018, Palestine Walk berlokasi di sebelah timur Alun-alun Bandung. Palestine Walk ini merupakan bentuk penghargaan Indonesia terhadap Palestina.

Hadirnya jalan ini juga sebagai dorongan sekaligus semangat agar rakyat Palestina tetap punya semangat untuk merdeka. Palestine Walk ini tidak hanya sebagai jalan, tapi juga dukungan moril.

"Kita ingin mendorong, memberikan semangat kepada mereka agar merdeka. Pada tahun 1945 Palestina itu paling duluan memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Sewajarnya kita hari ini punya kepedulian terhadap Palestina yang belum merdeka," ujar Wali Kota Bandung Oded M. Danial yang dikutip dari BeritaBaik.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini