Menengok 5 Tradisi Unik Perayaan Lebaran di Berbagai Negara

Menengok 5 Tradisi Unik Perayaan Lebaran di Berbagai Negara
info gambar utama

Seperti halnya Ramadan, Idul Fitri atau dikenal juga dengan Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti oleh umat Islam. Alasannya sederhana, Idul Fitri merupakan hari besar yang dirayakan setelah berpuasa selama satu bulan lamanya.

Tak heran, jika hari yang spesial ini pun dihiasi pula dengan sesuatu yang tak biasa, spesial, atau bahkan tergolong unik. Tradisi unik ini kemudian menjadi khas di hari Idul Fitri.

Bagi kita di Indonesia, salah satu tradisi Lebaran yang tak pernah ketinggalan adalah mudik dan bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR). Nah, pertanyaannya, negara lain kira-kira punya tradisi unik apa ya?

Dari sekedar bertandang ke rumah-rumah tetangga, hingga menggelar pagelaran seni, berikut ini beberapa tradisi lebaran atau idul fitri yang unik di sejumlah negara.

1. Suriname

Suriname merupakan negara yang secara psikologis memiliki kedekatan dengan Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Suriname berasal dari Suku Jawa yang dibawa oleh Bangsa Eropa saat menjajah Hindia Belanda.

Masyarakat muslim Suriname memiliki perhitungan tersendiri untuk menentukan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri. Perhitungan tersebut menggunakan sistem penganggalan Jawa Kuno. Karena secara garis keturunan berasal dari Indonesia, tradisi Idul Fitri masyarakat muslim Suriname hampir sama dengan Indonesia yaitu berziarah ke makam leluhur dan bersilaturahmi dengan sanak saudara.

2. Turki

Di Turki, hari pertama lebaran akan diisi dengan kegiatan berkunjung ke rumah anggota keluarga besar untuk bermaaf-maafan.

Perbedaanya, jika di Indonesia ketika berkunjung akan disuguhkan dengan makanan khas lebaran berupa opor ayam, rendang, dan makanan gurih lainnya. Sedangkan di Turki makanan manis lah yang menjadi suguhan, salah satunya baklava.

Kudapan manis tersebut semacam pastri asal Turki yang umumnya diisi dengan kacang pistachio. Sehingga, segala macam suguhan kudapan manis di hari raya Turki dikenal dengan istilah pesta gula atau Syeker Bayrami dalam bahasa lokalnya.

Tradisi ini sudah dilaksanakan di sana secara turun temurun sebagai bentuk keramahan dan penghormatan terhadap tamu.

3. Arab Saudi

Sebagai negara dengan mayoritas muslim, perayaan Idul Fitri di Arab Saudi amatlah penting. Menjelang lebaran, masyarakat muslim disana akan menghias rumah dengan bermacam pernak pernik untuk menyambut lebaran.

Ketika Idul Fitri tiba maka suasana di negara tersebut akan didominasi dengan acara kesenian. Sejumlah pertunjukan seni akan diadakan, mulai dari baca puisi, teater, pertunjukan musik hingga parade.

Selain itu, kebahagiaan berbagi juga dilakukan oleh masyarakat muslim di Arab Saudi. Seperti, mereka melakukan tradisi unik meninggalkan beras dan makanan pokok dalam jumlah besar secara anonim di depan pintu orang yang membutuhkan dan kurang beruntung.

4. India

Jika menjelang lebaran di Arab Saudi masyarakatnya berbenah menghias rumah. Maka di India, malam terakhir bulan Ramadan para wanita muslimnya kerap menghias tangan mereka menggunakan henna.

Perayaan Idul Fitri di malam terakhir Ramadan ini disebut dengan tradisi Chaand Raat. Pada malam ini, perempuan India juga akan mengenakan pakaian tradisional untuk mengunjungi bazar dan berbelanja.

Tradisi Idul Fitri lainnya di India antara lain bertukar makanan manis serta menyantap berbagai sajian khas Idul Fitri

Suasana semakin terasa hangat kala masyarakat muslim India berkumpul bersama keluarga sambil menyantap sajian khas lebaran. Seperti Sheer khurma yang terdiri dari susu dan kurma, makanan tradisional tersebut disajikan pada pagi hari setelah melakukan salat Idul fitri.

5. Australia

Masyarakat muslim di negara Australia memang tergolong minoritas, tetapi perayaan Idul Fitri di negara ini terbilang cukup meriah. Pemerintah Australia pun menetapkan hari libur Lebaran dan mengeluarkan aturan bahwa seluruh masyarakat muslim di negara ini berhak menggunakan jalan umum untuk shalat ied.

Tidak hanya itu, di Hari Raya Idul Fitri, Australia akan membuat sebuah acara bertajuk Pekan Raya Multikultural. Festival tersebut tak hanya melibatkan umat muslim, tetapi juga umat non muslim lainnya untuk ikut serta memeriahkan acara tersebut. Mereka menampung ratusan kios yang menjual berbagai jajanan khas negara Australia.

==

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini