Keluar dari Jerat Resesi, Provinsi Ini Catat Pertumbuhan Ekonomi Positif Pada Q1 2021

Keluar dari Jerat Resesi, Provinsi Ini Catat Pertumbuhan Ekonomi Positif Pada Q1 2021
info gambar utama

Sepanjang kuartal I/2021, sebanyak 10 provinsi di Indonesia mampu keluar dari jerat resesi dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi postif.

Meskipun demikian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyampaikan, sejumlah provinsi lain masih mengalami kontraksi dengan pertumbuhan ekonomi minus. Namun, angkanya sedikit lebih baik dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.

“Sudah ada 10 provinsi yang mengalami pertumbuhan positif, lainnya masih kontraksi. Tapi, kontraksinya menipis, dengan catatan kontraksi di Bali masih cukup dalam,” katanya, dikutip dari Bisnis.com, Rabu (5/5/2021).

BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 masih mengalami kontraksi sebesar -0,74 persen secara tahunan. Namun, pertumbuhan tersebut telah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya selama masa pandemi Covid-19.

Baca Juga Sayonara Resesi, Ekonomi Indonesia Akan Kembali Bangkit

Ekonomi 10 provinsi ini berhasil tumbuh pada Q1/2021

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (21/5), 10 provinsi ini berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal I/2021.

Secara mengejutkan, Papua menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Wilayah yang berada di ujung timur Indonesia ini berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,28 persen, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional (minus 0,74 persen).

Masih dari Indonesia Timur, Maluku Utara menempati peringkat kedua dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 13,45 persen. Diikuti oleh Sulawesi Tengah dengan pertumbuhan sebesar 6,26 persen.

Peringkat keempat diisi oleh Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dengan pertumbuhan sebesar 6,14 persen. Catatan tersebut menjadikannya sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa.

Kemudian di peringkat keenam ada Sulawesi Utara, provinsi di ujung utara Pulau Sulawesi ini berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,87 persen.

Kembali ke Tanah Papua, posisi ketujuh diisi oleh Papua Barat. Provinsi yang beribu kota Manokwari ini berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif dengan persentase sebesar 1,47 persen.

Menyebrang ke region Sumatra, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di wilayah tersebut diisi oleh Bangka Belitung. Provinsi yang terkenal dengan hasil tambang berupa timah ini berhasil tumbuh sebesar 0,97 persen, sekaligus menempati peringkat kedelapan secara nasional.

Peringkat selanjutnya diisi oleh Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi yang terkenal dengan keindahan pariwisatanya ini berhasil tumbuh sebesar 0,12 persen.

Sulawesi Tenggara menjadi provinsi terakhir yang mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada Kuartal I 2021. Provinsi yang beribu kota Kendari ini berhasil tumbuh tipis sebesar 0,16 persen.

Baca Juga Jatuh Bangun Indonesia, Menuju Negara Berpenghasilan Tinggi

24 provinsi lainnya masih mengalami kontraksi

Sementara, 24 provinsi lainnya masih mencatatkan pertumbuhan minus pada kuartal I 2021. Rinciannya, Aceh minus 1,95 persen, Sumatra Utara minus 1,85 persen, Sumatra Barat minus 0,16 persen, dan Jambi minus 0,33 persen.

Lalu, Sumatra Selatan minus 0,41 persen, Bengkulu minus 1,58 persen, Lampung minus 2,1 persen, Kepulauan Riau minus 1,19 persen, DKI Jakarta minus 1,65 persen, Jawa Barat minus 0,83 persen, Jawa Tengah minus 0,87 persen, dan Jawa Timur minus 0,44 persen.

Kemudian, Banten minus 0,39 persen, Bali minus 9,85 persen, Nusa Tenggara Barat (NTB) minus 1,13 persen, Kalimantan Barat minus 0,1 persen, Kalimantan Tengah minus 3,12 persen, Kalimantan Selatan minus 1,25 persen, Kalimantan Timur minus 2,96 persen, dan Kalimantan Utara minus 1,91 persen. Sulawesi Selatan minus 0,21 persen, Gorontalo minus 1,98 persen, dan Maluku minus 1,88 persen.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini