Kilas Balik dari 1G, 2G, 3G, hingga 4G, Bagaimana Mereka Mengubah Hidup Kita

Kilas Balik dari 1G, 2G, 3G, hingga 4G, Bagaimana Mereka Mengubah Hidup Kita
info gambar utama

Dunia bergerak begitu cepatnya. Sebuah teknologi yang dikembangkan tiga tahun lalu, bisa jadi kini sudah mulai 'usang' dan ketinggalan zaman. Salah satu faktor pendukung utama perubahan ini begitu cepatnya, tak lain dan tak bukan adalah dari teknologi komunikasi dan informasi.

Rasanya, belum begitu lama kita merasakan 'manisnya' koneksi 4G yang memicu perkembangan dan penemuan di berbagai sektor lain, kini kita sudah disuguhi dengan koneksi 5G yang dikabarkan akan 10 kali lebih cepat dan lebih andal ketimbang 4G.

Entah apa yang akan berubah di hari-hari mendatang karena 5G ini, tapi penulis meyakini banyak hal yang tak terbayangkan saat ini, bisa terjadi dan menjadi hal umum saat teknologi ini sudah menjamur di masyarakat.

Saat 4G datang pertengahan 2010, kita tak pernah membayangkan bahwa teknologi ini akan memicu perubahan besar di masyarakat, mulai dari online shopping, ride-hailing, munculnya super app dan unicorns, hingga digitalisasi berbagai sektor. Yang kesemuanya memengaruhi dan memperbaiki cara kita melakukan banyak hal.

Setiap generasi standar nirkabel yang terus berkembang--“G” adalah singkatan dari generation/generasi--telah memperkenalkan kemajuan yang mengejutkan dalam kapasitas pembawa data dan penurunan latensi, dan 5G tentu saja tidak terkecuali.

Perangkat seluler telah membentuk kembali dunia kita dengan cara yang tidak pernah bisa kita prediksi sebelumnya. Kini, sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, sedang berencana untuk mulai mengadopsi 5G pada dan ini akan membantu mendorong Internet of Things (IoT) dan big data.

Penulis ingin mengajak flashback sebentar, bagaimana teknologi-teknologi 1G hingga 4G (yang mungkin tak lama lagi akan dianggap usang), telah mewarnai dan mengubah hidup kita.

1G - Saat semuanya dimulai

DynaTac 8000x | Mobile Future
info gambar

Jaringan seluler generasi pertama (1G), diluncurkan oleh Nippon Telegraph and Telephone (NTT) di Tokyo pada tahun 1979. Pada tahun 1984, NTT telah meluncurkan 1G untuk menjangkau seluruh wilayah Jepang.

Kemudian pada tahun 1983, AS menyusul dengan pengoperasian 1G pertama dan DynaTAC Motorola menjadi salah satu ponsel 'seluler' pertama yang digunakan secara luas di Amerika Serikat. Negara-negara lain seperti Kanada dan Inggris meluncurkan jaringan 1G mereka sendiri beberapa tahun kemudian.

Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.

Pendek kata, teknologi 1G memang memiliki sejumlah kelemahan. Cakupannya buruk dan kualitas suaranya rendah. Tidak ada dukungan roaming lintas operator, dan karena sistem yang berbeda dioperasikan pada rentang frekuensi yang berbeda, tidak ada kompatibilitas antar sistem. Lebih buruk lagi, panggilan tidak dienkripsi, jadi siapa pun yang memiliki pemindai radio dapat melakukan panggilan.

Selain itu, harga perangkatnya pun begitu mahal, yakni mencapai 3.995 dolar AS saat itu (atau 9.660 dolar AS dalam uang hari ini). Meski demikian, DynaTAC masih berhasil menghimpun 20 juta pelanggan global yang menakjubkan pada tahun 1990. Keberhasilan 1G membuka jalan bagi generasi kedua, yang disebut dengan 2G.

Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.

2G - Revolusi budaya

Telepon Seluler sudah dengan GPRS | Mobile future
info gambar

Jaringan seluler generasi kedua (2G), diluncurkan dengan standar GSM (Global System for Mobile Communications) dan CDMA (Code Division Multiple Access) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access) di Finlandia pada tahun 1991. Untuk pertama kalinya, panggilan dapat dienkripsi dan panggilan suara digital secara signifikan lebih jernih dengan sedikit suara statis dan derak latar belakang.

Tapi 2G lebih dari sekadar telekomunikasi, itu membantu meletakkan dasar bagi revolusi budaya. Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada 1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital.

Untuk pertama kalinya, orang dapat mengirim pesan teks (SMS), pesan gambar, dan pesan multimedia (MMS) di ponsel mereka. Masa lalu analog 1G memberi jalan ke masa depan digital yang dihadirkan oleh 2G. Hal ini menyebabkan adopsi massal oleh konsumen dan bisnis dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Dalam perkembangannya 2G pun kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps.

Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.

3G - Era paket data

Awal menjadi raksasa | computerworld.com
info gambar

3G diluncurkan oleh NTT DoCoMo Jepang pada tahun 2001 dan bertujuan untuk menstandarisasi protokol jaringan yang digunakan oleh vendor. Ini berarti bahwa pengguna dapat mengakses data dari lokasi manapun di dunia, karena 'paket data' yang mendorong konektivitas web telah distandarisasi. Ini membuat layanan roaming internasional bisa dilakukan untuk pertama kalinya.

3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Teknologi ini sanggup mengantarkan kecepatan data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps.

Peningkatan kemampuan transfer data 3G yang diklaim empat kali lebih cepat dari 2G, juga menyebabkan munculnya layanan baru seperti konferensi video, streaming video, dan voice over IP/VoIP (seperti Skype), browsing, pengiriman email kapasitas cukup besar, streaming video dan musik, berbagi data, dan lainnya. Era 3G juga menjadi era kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan iPhone.

Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta, yang kemudian dilanjutkan di beberapa wilayah, seperti Surabaya dan Batam. Setelah uji coba sukses dilakukan, pada 2006 Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial.

4G - Era Konten Kreatif

4G, pemicu boomingnya konten kreatif | android authourity
info gambar

4G pertama kali digunakan di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada tahun 2009 sebagai standar 4G Long Term Evolution (LTE) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Teknologi ini kemudian diperkenalkan di seluruh dunia dan membuat streaming video berkualitas tinggi menjadi kenyataan bagi jutaan konsumen.

Era 4G juga bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat.

Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital.

Di Indonesia, teknologi ini pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013 bertempat di Bali. Baru kemudian diluncurkan secara komersial pada akhir 2014 dan menjadikan Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mengoperasikan jaringan mobile 4G LTE di Indonesia.

Berbeda dengan transisi teknologi sebelumnya di mana transisi dari 2G ke 3G cukup mengganti kartu SIM, kali ini perangkat seluler perlu dirancang khusus untuk mendukung 4G. Hal ini membuat boomingnya produsen-produsen smartphone baru yang sebelumnya jarang terdengar. Era 4G pula lah yang merupakan salah satu faktor di balik kebangkitan Apple menjadi perusahaan triliun dolar pertama di dunia.

4G kemudian terus berevolusi menjadi 4,5G (Voice Long Term Evolution/VoLTE). Di Indonesia hanya 2 operator yang sudah menerapkan jaringan ini, yakni Telkomsel dan Smartfren. Banyak yang menyakini, bahwa teknologi VoLTE merupakan jembatan menuju teknologi jaringan anyar, 5G.

Dari paparan di atas, bisa kita lihat betapa dunia berubah secara dramatis dan hidup manusia pun berubah karenanya. Rasanya, kita bisa meyakini bahwa era 5G yang sudah datang di dunia termasuk Indonesia, akan mengakselerasi berbagai hal. Dan di titik ini, kita belum bisa membayangkan bagaimana teknologi ini akan mengubah manusia lagi.

=

Referensi:

2021, ReinhardtHaverans 27 May. “From 1G to 5G: A Brief History of the Evolution of Mobile Standards.” Brainbridge, www.brainbridge.be/en/blog/1g-5g-brief-history-evolution-mobile-standards.

Shankar RoddamChief Operating OfficerShankar is the C.O.O. “1G To 5G – Rewind of the Revolution.” Subex Limited, 24 Feb. 2021, www.subex.com/blog/a-rewind-of-the-evolution-from-1g-to-5g/.

“Mengenal Teknologi 1G Hingga 5G.” Telkomsel, www.telkomsel.com/about-us/blogs/mengenal-teknologi-1g-hingga-5g.

“What Is 5G and Why Aren't Chinese Telecoms Companies Allowed to Operate in the US?” South China Morning Post, 2 Nov. 2020, www.scmp.com/tech/big-tech/article/3108011/what-5g-and-how-will-it-change-world

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini