Terinspirasi dari Alat Musik di Candi Borobudur, Kemenparekraf Gelar Sound of Borobudur

Terinspirasi dari Alat Musik di Candi Borobudur, Kemenparekraf Gelar Sound of Borobudur
info gambar utama

Selama ini, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dikenal sebagai monumen Buddha terbesar di dunia. Candi berbentuk stupa ini didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh para penganut agama Buddha pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Dari tahun ke tahun, Candi Borobudur selalu ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan, lokasi ini juga terpilih menjadi lima destinasi wisata super prioritas, bagian dari program “Bali Baru” yang dicanangkan pemerintah.

Dinding-dinding Candi Borobudur dihiasi dengan 2.672 relief dan ini merupakan koleksi relief Budhha terbanyak dan terlengkap di dunia. Namun, tahukah Anda bila relief di Candi Borobudur juga ada yang berbentuk alat musik yang menjadi literatur dan dokumentasi pencapaian para leluhur bangsa Indonesia.

Relief alat musik di Candi Borobudur

Ya, ada 226 relief alat musik di dinding Candi Borobudur. Ini termasuk alat musik jenis aerophone (tiup), cordophone (petik), idiophone (pukul), membranphone (alat musik dengan membran), dan ada relief ansambel.

Anda bisa menemukan alat musik pada relief Karmawibhangga, Lalitavistara, wadariaJtaka, dan Gandawyuha. Di sana, terlihat lukisan alat musik seperti suling, luthe, ghanta, simbal, cangka, gendang, dan saran.

Melihat fakta soal musik tersebut, sejumlah musisi berkolaborasi menciptakan karya orkestra dan terbentuklah kelompok “Sound of Borobudur” yang terdiri dari Purwacaraka, Trie Utami, dan Dewa Budjana.

Musikus, komponis, dan pencipta lagu, Purwacaraka, mengatakan kalau sebenarnya penemuan relief alat musik di Candi Borobudur bukanlah hal baru. Ini cukup menjadi ilmu pengetahuan pasif saja.

Purwacarakan menerangkan, ratusan gambar relief alat musik itu menunjukkan aktivitas musik di tempat itu pada 13 abad yang lalu dan sejauh ini belum ditemukan di tempat lain. Bahkan, sebagian besar alat musik yang ada di relief tersebut tidak ditemukan lagi di Jawa Tengah, tetapi menyebar ke seluruh daerah di Indonesia.

Perhelatan Sound of Borobudur

Berangkat dari fakta dan kolaborasi musisi tersebut, Kemenparekraf akan menggelar perhelatan "Sound of Borobudur-Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik” mulai Juni-November 2021.

Sebelumnya, mulai tanggal 24-25 Juni 2021 akan diadakan konferensi internasional di Lima Destinasi Super Prioritas. Menurut keterangan Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf, konferensi ini dibuat demi memperkenalkan Candi Borobudur kepada dunia lewat musik.

“Musik adalah bahasa universal yang menggali nilai-nilai universal yang terdapat pada relief candi borobudur, serta menggaungkan nilai-nilai tersebut ke seluruh dunia," ujar Rizki, seperti dikutip Kompas.com.

Kegiatan ini akan mendorong pariwisata berbasis budaya dan menjadi upaya dalam pelestarian wisata budaya berkelanjutan. Nantinya, acara ini akan dimeriahkan oleh musisi dalam negeri dan 10 negara lain di Asia untuk sama-sama berkolaborasi memainkan alat musik yang ada pada relief Candi Borobudur.

Selain acara musik, “Sound of Borobudur” juga akan mengadakan pameran yang berkolaborasi dengan para pelaku UMKM dengan produk unik dan khas demi membantu kesejahteraan masyarakat sekitar Borobudur.

Prof Melani Budianta Ph.D, Dewan Pakar Sound of Borobudur yang juga guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, menuturkan bahwa Candi Borobudur merupakan lumbung ilmu pengetahuan dan budaya.

Jadi Candi Borobudur sendiri bukan hanya sekadar batu yang jadi spot swafoto belaka. Sebagai lumbung budaya, Candi Borobudur bukan hanya untuk sebagian orang, tetapi untuk semua orang. Ini berarti seluruh komunitas yang ada di sekitar Borobudur bisa memanfaatkan candi untuk penghidupan dan kreasi.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini