Mengenal Gastronomi dan Perannya Terhadap Diplomasi Kuliner Indonesia

Mengenal Gastronomi dan Perannya Terhadap Diplomasi Kuliner Indonesia
info gambar utama

Pernah mendengar istilah gastronomi? Seringkali terdengar atau digunakan dalam dunia kuliner, jika menilik penjelasan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah satu ini memiliki makna ‘seni menyiapkan hidangan yang lezat’.

Kekinian gastronomi memiliki padanan makna dengan istilah yang lebih umum dikenal sebagai ‘tata boga’. Sedangkan bagi kebanyakan orang awam, ketika mendengar istilah tata boga makna yang terlitas di pikiran adalah kemampuan dalam membuat hidangan lezat ala juru masak berpengalaman.

Nyatanya, makna yang dibawa oleh istilah baik gastronomi atau tata boga lebih dari itu. Istilah Gastronomi dibahas secara mendetail dalam webinar Gastronomi & Launching Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia, yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian UGM pada 30 Maret 2021 lalu.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Eni Hermayani, menjelaskan bahwa gastronomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni dan filosofi, serta kajian tentang pemilihan, preparasi, produksi, penyajian, serta penikmatan berbagai makanan dan minuman.

Tidak hanya itu, dijelaskan pula bahwa cara menangani, mengolah bahan pangan hingga menjadi makanan yang dinikmati, kebiasaan makan, dan legenda soal kuliner juga termasuk dalam pemahaman gastronomi.

Karenanya, tidak heran jika dalam hal edukasi di tingkat perguruan tinggi, gastronomi dipandang sebagi studi interdisipliner yang mempelajari hubungan antara makanan dengan budaya asalnya.

Indonesia, Bisa Jadi Pusat Gastronomi Dunia

Peran gastronomi dalam diplomasi kuliner Indonesia

Menariknya, terapan ilmu dan kelebihan yang dimiliki oleh gastronomi ternyata dapat berperan penting dalam penyelesaian berbagai persoalan di tanah air dengan bangsa lain lewat keberadaan diplomasi kuliner, atau yang saat ini dikenal juga dengan istilah gastrodiplomasi.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bahkan mengakui dan sudah menyatakan bahwa gastrodiplomasi merupakan salah satu metode sebagai penjuru diplomasi ekonomi Indonesia, dengan negara-negara lain dalam menjalin hubungan dan kerja sama dalam jangka panjang.

Adapun pelaksanaan upaya gastrodiplomasi yang dimaksud sama halnya dengan diplomasi sektor lain yang sudah dilakukan Indonesia, di antaranya seperti diplomasi ekonomi, diplomasi budaya, diplomasi pertahanan, dan lain sebagainya.

Setelah sekian lama berjalan, banyak keberlangsungan gastrodiplomasi yang menghasilkan hubungan baik yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan berbagai negara lain di antaranya Thailand, Korea Selatan, dan Jepang.

Kartini, Pendidikan Perempuan Pribumi dan Gastronomi Indonesia

Ragam upaya gastrodiplomasi yang dilakukan Indonesia

Santapan nusantara yang disuguhkan dalam gastrodiplomasi di Bratislava, Slowakia
info gambar

Upaya gastrodiplomasi yang terbaru belakangan dilakukan di Bratislava, Slowakia. Dengan mengandalkan salah satu bahan panganan yang sering kali dibanggakan dan pada dasarnya memang banyak diminati oleh masyarakat dunia, yaitu tempe.

Lewat penyelenggaraan acara “Indonesian Cuisine Cooking Class 2021: Taste of Indonesia” juru masak yang didatangkan langsung dari Indonesia yaitu Chef Yusuf, berkesempatan menjamu sekaligus melakukan demonstrasi memasak olahan santapan nusantara di depan peserta yang hadir.

Faktanya, ternyata banyak warga lokal Slowakia yang mengonsumsi tempe dengan mentah tanpa memahami cara mengolahnya. Karena itu, lewat upaya gastrodiplomasi yang menerapkan disiplin gastronomi ini para juru masak yang hadir memberikan pemahaman dan tata cara yang baik mengenai bagaimana cara mengolah tempe yang baik dan benar.

Tidak hanya itu, dalam demonstrasi masak yang ada para tamu juga dibekali dengan pengetahuan akan bumbu yang tepat dan dapat digunakan dalam mengolah bahan panganan asal Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, secara terpadu dilakukan pula pameran dagang produk gastronomi nusantara, seperti bumbu dapur untuk masakan nasi goreng, balado, soto, dan bumbu kuning.

Sejarah 5 Kuliner Legendaris Betawi yang Masih Eksis dan Patut Dicoba
Gastrodiplomasi virtual Indonesia dan Korea Selatan
info gambar

Tidak hanya negara di Eropa, hal yang sama juga dilakukan pada negara yang berada di satu kawasan Asia, yaitu Korea Selatan. Gastrodiplomasi yang terjalin bahkan diwujudkan dengan melaksanakan kegiatan bertajuk “Food Unites People and Nations: Gastrodiplomacy RI-Korea Selatan”.

Acara yang diselenggarakan secara virtual ini disebut menjadi titik pertemuan tidak hanya antar budaya tetapi juga citarasa terbaik antara kedua negara.

Dalam gelarannya, baik Indonesia maupun Korea Selatan bahkan sama-sama melibatkan juru masak kenamaan dari masing-masing negara. Indonesia menghadirkan legendaris koki ternama William Wongso, dan Korea Selatan menghadirkan koki kenamaan Jia Choi.

Selama acara berlangsung, William mengangkat sajian nusantara yang selama ini banyak dikenal sebagai comfort food yang sering dinikmati bersama tetapi belum setenar rendang dan soto ayam di kalangan masyarakat dunia, yaitu mie klethek yang dipadankan dengan bumbu khas Korea, Gochujang dan Gochugaru.

Adapun Jia dari pihak Korea Selatan mengapresiasi masyakarat Indonesia yang diketahui gemar menikmati dua hidangan asal negara tersebut, yakni Sundubu Jjigae dan Jap Chae.

Dalam penyelenggaraannya, gelaran gastrodiplomasi tersebut ternyata mendapat banyak atensi dan respons positif dari masyarakat kedua negara, baik Indonesia dan Korea Selatan yang sudah barang tentu bakal semakin mempererat hubungan diplomasi yang terjalin.

Warung Kopi dan Santapan Nusantara, Bentuk Kesuksesan Kuliner Indonesia di Swiss

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini