Mengenal Cara Kerja Perangkat Oksigen untuk Kebutuhan Medis

Mengenal Cara Kerja Perangkat Oksigen untuk Kebutuhan Medis
info gambar utama

Jauh sebelum pandemi, perangkat oksigen baik berupa tabung atau dalam bentuk alat lainnya memang memiliki peran penting dalam dunia medis. Ditambah situasi Covid-19 sebagai penyakit yang menyerang sistem pernapasan penderitanya, membuat kebutuhan akan oksigen berkonsentrasi tinggi kian melonjak.

Oksigen bahkan dapat dikatakan menjadi hal utama yang lebih dibutuhkan ketimbang vaksin bagi mereka penderita Covid-19 yang sedang ada di masa krisis.

Beruntung, di tengah kebutuhan tinggi akan oksigen yang juga terjadi di tanah air, pemerintah memastikan bahwa pasokan yang dimiliki aman untuk memenuhi kebutuhan medis. Tak hanya itu, Indonesia juga kerap menerima bantuan alat penunjang kesehatan baik berupa tabung maupun konsentrator oksigen dari berbagai negara.

Terlepas dari kondisi akan kebutuhan oksigen yang terjadi saat ini, tak jarang muncul pertanyaan mengapa keberadaan oksigen murni atau berkonsentrasi tinggi sangat penting bagi dunia medis?

Uluran Tangan Berbagai Negara, Bantu Indonesia Hadapi Situasi Krisis Pandemi

Peran tabung oksigen dan oksigen konsentrator bagi kebutuhan medis

Oksigen konsentrator
info gambar

Mengandalkan oksigen yang ada di udara sekitar saja tidak cukup. Faktanya, sampai saat ini masih ada segelintir orang yang menganggap bahwa udara yang selama ini dihirup merupakan murni 100 persen oksigen.

Padahal, oksigen hanya menyumbang sekitar 20 hingga 22 persen komponen udara yang selama ini dihirup, sedangkan 78 hingga 80 persen sisanya merupakan gas biasa lain yang sebagian besar didominasi oleh nitrogen.

Karena itu, kandungan oksigen yang yang ada di udara atau lingkungan sekitar jauh berbeda dengan kandungan oksigen murni dan berkonsentrasi tinggi, yang dibutuhkan oleh penderita masalah pernapasan atau dalam kondisi saat ini pasien Covid-19 yang kekurangan oksigen.

Saat ini, ada dua jenis perangkat oksigen yang diandalkan di tengah kebutuhan medis untuk perawatan pasien Covid-19 yang menderita gejala sesak nafas berat, yaitu tabung oksigen dan oksigen konsentrator.

Lantas, apa perbedaan dari keduanya? Kedua alat tersebut memiliki perbedaan dari segi cara kerja, fungsi, maupun keberadaannya.

Seperti namanya, tabung oksigen yang biasanya tersedia dalam berbagai ukuran hanyalah benda yang berfungsi untuk menampung oksigen murni yang sudah terkompresi atau oksigen cair, yang selanjutnya akan disalurkan kepada pasien.

Karena sifatnya menampung, maka tak heran jika ada saatnya ketersediaan oksigen dalam tabung tersebut akan habis setelah digunakan dan perlu dilakukan pengisian ulang jika ingin digunakan kembali.

Lain halnya dengan keberadaan oksigen konsentrator. Bukan menampung oksigen murni layaknya tabung, perangkat satu ini lebih tepat dikatakan sebagai alat untuk memproduksi dan menghasilkan oksigen murni secara langsung dari udara yang berasal dari lingkungan sekitar.

Oksigen konsentrator membuat udara sekitar yang awal mulanya hanya memiliki tingkat konsentrasi oksigen sebesar 20 hingga 22 persen dan didominasi oleh nitrogen, berubah menjadi udara dengan kandungan oksigen murni hingga mencapai konsentrasi 96 persen.

Secara singkat, oksigen konsentrator mengambil udara yang ada di lingkungan dan memurnikannya untuk digunakan oleh seseorang yang membutuhkan oksigen medis. Dari segi keberadaan, oksigen konsentrator memiliki kelebihan karena bentuknya yang portabel dengan bobot lebih ringan, dan bisa dimiliki tidak hanya bagi instansi seperti rumah sakit namun juga perorangan.

WHO Mengimbau Masyarakat Tidak Mencampur Vaksin Covid-19 Beda Jenis

Pria asal Cimahi ciptakan alat penghasil oksigen

Oxygen Maker buatan pria asal Cimahi
info gambar

Jika oksigen konsentrator merupakan alat yang dipakai untuk mengubah udara disekitar menjadi udara dengan kadar oksigen berkonsentrasi tinggi, lain halnya dengan alat bernama Oxygen maker yang diciptakan oleh seorang pria asal Cimahi, Bandung, bernama Setiawan Hendra.

Bukan udara, Setiawan mengubah konsentrasi oksigen yang ada pada air. Dijelaskan kalau sebelumnya alat tersebut dibuat dengan tujuan pengiritan BBM dengan cara mengambil kandungan hidrogen dan membuang kandungan oksigennya.

Mengutip Detikcom (12/7/2021), di tengah situasi kebutuhan oksigen yang tinggi saat ini sistem alat yang dibuatnya pun diubah sebaliknya, yaitu dengan mengambil kandungan oksigen dan membuang kandungan hidrogen yang ada pada air.

“Prinsipnya alat ini memisahkan molekul pada air yang terdiri dari hidrogen dan oksigen. Nah di dalam tabung ini ada pemisahan molekul di katup positif dan negatif. Katup positif menghasilkan oksigen dan negatif menghasilkan hidrogen. Biasanya hidrogen kita ambil untuk pengiritan BBM dan oksigennya dibuang. Kalau sekarang dibalik, oksigennya diambil lalu hidrogennya dibuang,” terang Setiawan.

Di saat yang bersamaan, Setiawan juga mengungkap bahwa dia akan mengajukan alat buatannya untuk diuji laboratorium, agar bisa secepatnya membantu kebutuhan oksigen yang saat ini terjadi di tanah air.

"…saya ingin alat ini hadir untuk membantu sesama. Tapi memang saya sadar, kalau alat kesehatan itu perlu riset lebih mendalam dan harus lolos uji laboratorium,” pungkasnya.

Menilik Keberadaan Telemedicine dan Startup Kesehatan di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini