Keuntungan atau profit merupakan salah satu tujuan dalam pendirian sebuah bisnis yang dapat digunakan untuk mengembalikan modal awal. Oleh sebab itu, istilah “Anda harus mengeluarkan uang untuk menghasilkan uang” nyata adanya sebagai hukum dan praktik untuk membangun bisnis pertama kali.
Beberapa kebutuhan yang memerlukan biaya pengurusan bagi pemilik bisnis baru antara lain persetujuan, lisensi, izin, hingga bangunan.
Proyek Doing Business dari Bank Dunia menghitung biaya dan prosedur yang diperlukan bagi pemilik bisnis untuk memulai Perseroan Terbatas (PT) berukuran kecil hingga menengah di setiap negara dengan mempublikasikan laporan yang berjudul “The World Bank's Doing Business 2020”.
Laporan tersebut berisi informasi mengenai biaya dan persyaratan modal yang disetor minimum untuk PT skala kecil hingga menengah untuk memulai dan beroperasi secara resmi di kota-kota bisnis terbesar di 190 negara.
Modal minimum untuk memulai bisnis di Indonesia menjadi yang terendah ke-2 di Asia Tenggara
Kamoboja menjadi negara dengan biaya minimum tertinggi untuk memulai bisnis di kawasan Asia Tenggara. Biaya minimum yang perlu dikeluarkan mencapai 746.54 dolar AS. Malaysia di peringkat kedua dengan 564.64 dolar AS, diikuti Filipina dan Vetnam dengan masing-masing mencatkan biaya 387.30 dolar AS
Sementara, Timor Leste menjadi yang terendah dengan modal memulai bisnis terendah di Asia Tenggara yakni senilai 10 dolar AS. Perlu diketahui juga, bahwa Timor Leste pun menjadi negara dengan modal memulai bisnis terendah di wilayah Asia dan Oceania. Indonesia berada di urutan ke dua sebagai negara dengan modal terendah untuk memulai bisnis di Asia Tenggara yakni senilai 73.97 dolar AS setara Rp1.071.222,44.
Modal finansial dalam memulai bisnis PT tentunya menjadi salah satu landasan yang perlu dipertimbangkan. Meskpiun demikian, besar/kecilnya modal keuangan tidak serta merta menjadi tolak ukur kemudahan dalam hal prosedural memulai bisnis.
Peringkat kemudahan berbisnis negara Asia Tenggara
Data peringkat kemudahan berbisnis dari tiap negara diambil dari laporan The World Bank's Doing Business 2020, menempatkan Singapura sebagai negara dengan peringkat kemudahan berbisnis tertinggi di Asia Tenggara dengan skor indeks 86.2.
Malaysia di peringkat kedua dengan indeks 81.5, diikuti oleh Thailand (80.1), Brunei Darussalam (70.1), dan Vietnam yang berhasil mencatat skor 69.8 sekaligus menempati peringkat 70 secara global.
Indonesia sendiri berada di urutan ke-6 dengan indeks skor sebesar 69.6. Peringkat tersebut merupakan rincian dari peringkat 73 secara global dan peringkat 9 secara wilayah Asia dan Oceania.
Peringkat paling buncit diisi Myanmar dan oleh Timor Leste, kedua negara tersebut mencatatkan skor masing-masing 46.8 dan 39.4 sekaligus menempati peringkat 165 dan 181 global.
Profil Indonesia dalam bingkai kemudahan berbisnis
Profil Indonesia berdasarkan laporan The World Bank's Doing Business 2020 yakni
Memulai Bisnis
Indonesia (Jakarta) mempermudah memulai bisnis dengan memperkenalkan platform online untuk perizinan bisnis dan mengganti hard copy dengan sertifikat elektronik.
Mendapatkan Listrik
Indonesia (Surabaya) meningkatkan keandalan pasokan listrik setelah renovasi dan peningkatan pemeliharaan jaringan listriknya. Indonesia (Surabaya) juga mempercepat perolehan sambungan listrik baru berkat kapasitas pembangkitan yang lebih tinggi.
Membayar Pajak
Indonesia mempermudah pembayaran pajak dengan memperkenalkan sistem pengarsipan dan pembayaran online untuk pajak-pajak utama. Reformasi ini berlaku untuk Jakarta dan Surabaya.
Perdagangan Lintas Batas
Indonesia mempermudah perdagangan lintas batas dengan meningkatkan pemrosesan online deklarasi pabean ekspor. Reformasi ini berlaku untuk Jakarta dan Surabaya.
Penegakan Kontrak
Indonesia mempermudah penegakan kontrak dengan memperkenalkan sistem manajemen perkara elektronik untuk hakim. Reformasi ini berlaku untuk Jakarta dan Surabaya.
Berdasarkan hasil laporan tersebut, Indonesia memperoleh poin 69.6 dalam hal kemudahan berbisnis dan peringkat 73 global dalam data kemudahan berbisnis dengan modal minimal yang diperlukan untuk memuai usaha perseroan terbatas skala kecil hingga menengah sebesar 73.97 dolar AS.
Poin kemudahan berbisnis di Indonesia mengalami kenaikan dari laporan Doing Business 2019. Indonesia menempati peringkat 73 global dengan poin 67.96 pada tahun 2019 yang artinya poin kemudahan berbisnis di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1.64 poin di tahun 2020.
Poin kemudahan berbisnis
Poin kemudahan melakukan bisnis ekonomi tercermin pada skala dari 0 hingga 100, di mana 0 mewakili yang terendah dan 100 mewakili kinerja terbaik. Laporan tahun ini mencakup 11 set indikator dan 190 negara dari faktor ekonomi.
Set indikator mengacu pada skenario kasus di kota bisnis terbesar di setiap negara, kecuali 11 negara yang memiliki populasi lebih dari 100 juta pada tahun 2013 (Bangladesh, Brasil, Cina, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Federasi Rusia, dan Amerika Serikat).
Negara dengan populasi lebih dari 100 juta penduduk menggunakan data dari dua kota bisnis terbesar yang ada di negara tersebut.
Deretan Bank Digital Indonesia dengan Aset Terbesar, Wujud Perbankan Masa Kini
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News