2 Film Indonesia Ikut Ramaikan Festival Film BIFAN di Korea Selatan

2 Film Indonesia Ikut Ramaikan Festival Film BIFAN di Korea Selatan
info gambar utama

Industri perfilman tanah air kembali unjuk kemampuan di kancah internasional. Publik tentu masih ingat dengan film animasi karya anak bangsa yaitu Nussa yang melakukan penayangan perdana di 25thBucheon International Fantastic Film Festival atau BIFAN 2021 kurang lebih satu bulan lalu.

Faktanya bukan hanya Nussa, ada dua film lain garapan sutradara ternama Indonesia yang ikut melakukan pemutaran perdana di gelaran tersebut, yakni film bergenre thriller bertajuk Paranoia karya Riri Riza, dan film horor Death Knot yang memiliki judul lain Tali Mati--dalam versi bahasa Indonesia--garapan Cornelio Sunny.

BIFAN merupakan salah satu gelaran festival film bertaraf internasional yang sangat dihargai. Menginjak tahun ke-25 pelaksanaannya, kali ini berlangsung mulai tanggal 8-18 Juli 2021 dengan mengangkat tema “Stay Strange”.

Gelaran festival film satu ini secara khusus menayangkan jajaran film dengan genre non-konvensional berupa karya para sineas di indsustri perfilman yang tidak termasuk aliran mainstream.

Disebutkan, bahwa ada sebanyak 257 film dari 47 negara termasuk Indonesia. Dari 257 film tersebut, hanya 23 feature film yang mendapatkan kehormatan untuk melakukan rilis perdana di BIFAN, termasuk tiga film Indonesia yang disebutkan di atas.

Selama lebih dari 11 hari, film ditayangkan secara luring di bioskop CGV wilayah Sopung dan balai kota Bucheon. Tidak hanya itu, pemutaran film juga dilakukan secara daring melalui platform streaming lokal sebagai salah satu upaya dalam melakukan pembatasan sosial di tengah situasi pandemi yang juga masih terjadi di Korea Selatan.

Pengalaman Joe Taslim Syuting Film Mortal Kombat Pakai Kostum 10 Kilogram

Film “Paranoia” yang berawal dari keresahan di tengah pandemi

Paranoia
info gambar

Paranoia merupakan film bergenre thriller yang dibuat oleh sang sutradara sebagai hasil dari bentuk keresahan yang dialami selama situasi pandemi Covid-19. Proses pembuatannya pun benar-benar dilakukan di tengah situasi serupa tepatnya pada bulan November 2020.

Menukil Kompas, dijelaskan bahwa pembuatan film dilakukan selama 27 hari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sebelum dilakukan pemutaran perdana pada gelaran BIFAN, Riri Riza bersama dengan sutradara film lainnya mendapat kesempatan untuk menyampaikan pesan singkat secara virtual kepada para penikmat film yang mereka garap.

Dalam kesempatan tersebut, sutradara yang juga bekerja sama dengan Mira Lesmana dalam penggarapan film itu turut menyampaikan makna dari karya yang dibuatnya.

“Suatu kehormatan untuk film Paranoia dapat ditayangkan perdana di BIFAN. Film Paranoia dibuat di masa pandemi untuk mencerminkan bahwa selalu ada secercah harapan di tengah kekhawatiran masyarakat," jelas Riri.

Film Paranoia yang memiliki durasi 102 menit, yang dibintangi oleh jajaran aktris dan aktor tenama tanah air. Sebut saja Nicholas Saputra, Nirina Zubir, dan Lukman Sardi.

3 Sutradara Film Senior Indonesia yang Mendunia di Tahun 1990-an

“Death Knot” turut tayang di Far East Film Festival, Italia

Death Knot official poster film
info gambar

Memiliki genre horor, film yang dibintangi dan disutradarai sekaligus oleh Cornelio Sunny ini, nyatanya tidak hanya memiliki kesempatan untuk melakukan penayangan perdana di BIFAN.

Death Knot memiliki kesempatan untuk melakukan screening di festival film internasional lain yang berbasis di Udine, Italia, yaitu Far East Film Festival pada tanggal 24 Juni 2021.

Faktanya, film satu ini berhasil membuktikan bahwa karya sinema berkualitas tidak hanya bisa dihasilkan oleh studio atau perusahaan produksi film dalam skala besar dan ternama, namun juga oleh rumah produksi independen dengan cakupan tim dalam skala kecil.

Pengakuan tersebut diungkap langsung oleh pihak Far East Film Festival melalui laman resminya, yang menyatakan bahwa film berdurasi 103 menit ini berhasil mengemas atmosfer horor sesuai genre film dalam bentuk sinematik yang sempurna.

Dengan cakupan tim kecil yang terbatas, film Death Knot juga dinilai layak menempati jajaran film terbaik di atas rata-rata standar produksi film Indonesia, dan hal tersebut terbukti dengan keberhasilannya menembus 2 festival film internasional sekaligus.

Bicara soal film tanah air yang berhasil menembus layar internasional terutama BIFAN, ketiga film ini sebenarnya bukanlah yang pertama. Di tahun lalu, film fenomenal Perempuan Tanah Jahanam garapan Joko Anwar nyatanya tidak hanya mendapat kesempatan tayang di gelaran yang sama, namun sekaligus dinobatkan sebagai Best Asian Film oleh Melies International Festivals Federation Award.

Film "Perempuan Tanah Jahanam" Garapan Joko Anwar Raih Penghargaan di BIFAN 2020, Korea Selatan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini