Menikmati Kenyalnya Papeda, Bubur Khas Indonesia Timur yang Kaya Tradisi

Menikmati Kenyalnya Papeda, Bubur Khas Indonesia Timur yang Kaya Tradisi
info gambar utama

Penulis: Habibah Auni

Kawan pasti sudah tahu kalau Indonesia dinobatkan sebagai kepulauan tunggal terbesar di dunia. Dengan lima pulau besar dan 30 kelompok pulau besar dan kecil, tanah air membentangkan keberagaman kuliner lokal dengan keunikan cita rasa dan kekayaan rempahnya masing-masing.

Beranjak dari belahan barat negeri ini, Kawan akan menemukan salah satu kuliner lokal yang mendunia dengan rasa nendangnya, yang tak lain dan tak bukan adalah rendang. Bergeser sedikit ke tengah, tersimpan gado-gado dengan kesegaran dan kemanjurannya di kesehatan.

Berpindah ke bagian timur, terdapat salah satu kuliner lokal yang akan diulas dalam artikel ini. Ialah papeda, penganan khas Indonesia Timur dengan bentuk dan tekstur yang menyerupai bubur kenyal.

Bubur satu ini dikabarkan merambah luas ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Tambah lagi, tersimpan sejarah dan aspek budaya yang padat dalam satu sendok bubur kenyal itu.

Tradisi Pernikahan Suku Biak, Warisan Budaya di Pulau Ujung Timur Indonesia

Asal-usul papeda

Pembuatan Papeda | Foto: EcoNusa foundation
info gambar

Melansir Indonesia.go.id, papeda kerap kali dihidangkan oleh masyarakat adat Abrab dan Sentani pada saat acara-acara tertentu di Danau Sentani, Arso, dan Manokwari. Di ketiga tempat di wilayah Papua ini, keberadaan papeda sangat dihormati oleh masyarakat adatnya. Lantaran, papeda dengan bahan utama sagunya sangat kental dengan mitos penjelmaan manusia.

Terbukti saat masa panen sagu, masyarakat Raja Ampat selalu menyelenggarakan upacara khusus sebagai bentuk penghormatan dan pengucapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, sehingga kebutuhan pokok masyarakat pun bisa terpenuhi.

Tak sampai di situ saja, sagu yang telah diolah menjadi papeda pun tetap dihidangkan pada saat acara-acara penting lainnya. Di Watani Kame, misalnya. Di acara peringatan kematian seseorang ini, papeda dibagikan kepada relasi almarhum yang paling banyak membantu pada proses acara.

Uniknya Karakter Kopi Arabika Flores Bajawa, Kopi dari Timur Indonesia

Selain ketiga tempat tadi, papeda juga dijadikan kuliner khas di belahan wilayah Papua lainnya, yakni di Inanwatan. Di mana di daerah tersebut papeda bersama daging menjadi makanan wajib saat upacara kelahiran anak pertama. Tambah lagi, papeda dimakan pula oleh para perempuan untuk menahan rasa sakit tatkala tubuh mereka sedang disulam dengan tato.

Adapun di Pulau Seram, Maluku, papeda diberi nama sonar monne oleh Suku Naulu dan Suku Huaulu. Sebagaimana di Papua, papeda di pulau ini turut dihidangkan pada saat berlangsungnya upacara adat masyarakat, yang di sini berarti adalah perayaan masa pubertas seorang gadis.

Sebagai catatan, disebabkan papeda disajikan untuk gadis yang baru mengalami pubertas untuk kali pertama, maka perempuan yang sedang dalam masa haid tidak diperbolehkan untuk ikut memasak papeda.

Cara menikmati papeda

Papeda | Foto: Kompas.com
info gambar

Sesungguhnya, cara memasak papeda sangatlah sederhana anti ribet. Kawan tinggal memasukkan tepung sagu dalam air panas, lalu campur keduanya dengan tetap mempertahankan derajat panas pada air. Aduklah terus hingga merata. Biar lebih mudah, Kawan bisa mengaduk adonan dengan bambu berbentuk seperti sumpit.

Ketika adonan telah kental, siramlah permukaannya dengan kuah ikan kuning. Kuah kuning ini bisa didapatkan dari campuran antara kuah kuning dengan olahan ikan bakar atau goreng. Dengan takaran pencampuran kuah yang tepat, papeda akan menjadi makanan lezat dengan penampilan penuh memesona di hadapan Kawan.

Selisik Uniknya Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur

Papeda pun bisa Kawan nikmati di waktu-waktu tertentu dengan cara yang khusus pula. Waktu terbaik untuk memakan papeda adalah menjelang sore hari. Bentuknya yang kenyal lebih cocok disantap bersama agar terdapat kesan kekeluargaan.

Raihlah papeda milik Kawan dengan menggunakan dua bambu berbentuk seperti sumpit. Gulunglah permukaan papeda sampai melingkari sumpitnya, lalu taruhlah di piring masing-masing. Santap langsung papeda dengan menyeruputnya, telanlah tanpa perlu dikunyah.

Itulah beberapa fakta mengenai papeda. Makanan lembut nan kenyal dengan kekayaan tradisi dalam isinya. Mengundang rasa penasaran, lantaran betapa menakjubkannya kuliner khas Indonesia Timur satu ini.*

Referensi:Indonesia.go.id | Indonesia Kaya | Indonesian Chef Association

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini