Hari Hepatitis Sedunia 2021: Mengenal Penyebab Penyakit Hingga Pencegahan

Hari Hepatitis Sedunia 2021: Mengenal Penyebab Penyakit Hingga Pencegahan
info gambar utama

Setiap tahunnya, tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas mengenai hepatitis. Tahun ini, tema peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2021 adalah "Hepatitis Can't Wait” dengan harapan hepatitis sebagai ancaman kesehatan dapat hilang pada tahun 2030.

Kemungkinan, banyak masyarakat Indonesia hanya tahu nama hepatitis tetapi tidak benar-benar tahu seperti apa penyakit ini, dampaknya pada tubuh, serta bagaimana cara mencegahnya. Berawal dari kurangnya pemahaman, pada akhirnya banyak kasus hepatitis tidak terdeteksi dan membuat penanganannya semakin sulit.

Menurut data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018, jumlah pasien yang terdiagnosis hepatitis per tahun mencapai 1.017.290. Berdasarkan data WHO, setiap 30 detik ada satu orang dinyatakan meninggal dunia karena hepatitis.

Dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia 2021, mari kita mengenali lebih dalam soal penyakit satu ini.

Apa itu hepatitis?

Pada dasarnya hepatitis merupakan kondisi peradangan pada hati. Kemunculannya ditandai dengan beberapa gejala khas meliputi demam, nyeri sendi, nyeri perut sebelah kanan, dan penyakit kuning.

Saat tidak ditangani dengan baik, pada akhirnya hepatitis dapat menimbulkan komplikasi, seperti gagal hati hingga kanker hati.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hepatitis, yaitu kurang menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus hepatitis atau makanan yang tidak dimasak hingga matang, berbagi barang pribadi dan jarum suntik dengan orang lain, serta melakukan hubungan intim tanpa pengaman dengan penderita hepatitis akibat virus.

Faktor risiko lain juga bisa berasal dari memiliki penyakit infeksi akut dan kronis, ada riwayat penyakit autoimun, memiliki keluarga dengan riwayat hepatitis, atau sering menerima transfusi darah, terutama bila darah dari donor tidak melewati pemeriksaan ketat atau menggunakan alat kurang higienis.

Menurut keterangan dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, hepatitis B dan C merupakan jenis paling banyak ditemukan di Indonesia.

Nadia menjelaskan bahwa anak dengan usia di bawah satu tahun pun bahkan bisa positif hepatitis bila tertular dari ibunya yang positif hepatitis. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jumlah kasus hepatitis ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup orang yang terinfeksi hepatitis.

Mengenal Digital Fatigue, Kelelahan yang Berdampak Pada Fisik dan Mental

Jenis hepatitis

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyebab hepatitis beragam. Namun, salah satu yang paling banyak terjadi karena infeksi virus. Berikut ada beberapa jenis hepatitis yang dibedakan dari infeksi virus beserta gejala yang menyertai:

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyebab hepatitis beragam. Namun, salah satu yang paling banyak terjadi karena infeksi virus. Berikut ada beberapa jenis hepatitis yang dibedakan dari infeksi virus beserta penularan dan gejala yang menyertai:

  • Hepatitis A: Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Penularan dapat terjadi lewat makanan atau air yang terkontaminasi atau kontak fisik dengan penderita hepatitis. Gejalanya mudah lelah, mual dan muntah, nyeri perut kanan atas, diare, kulit dan bagian putih mata menguning, urine gelap, demam, dan nyeri sendi.
  • Hepatitis B: Disebabkan virus hepatitis B (HBV). Penularan umumnya dari kontak seksual tidak aman, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik tidak steril. Gejalanya meliputi sakit perut, nyeri tulang dan otot, sakit kepala, hingga diare.
  • Hepatitis C: Disebabkan infeksi infeksi virus hepatitis C (HCV). Penularan dari kontak darah, seperti transplantasi organ, transfusi darah, penggunaan jarum suntik, bahkan berbagi barang pribadi, seperti sikat gigi dan pisau cukur dengan pasien hepatitis C. Gejalanya antara lain penyakit kuning, urine berwarna gelap, sakit perut, demam, dan menurunnya nafsu makan.
  • Hepatitis D: Disebabkan virus hepatitis delta (HDV). Penularannya melalui penggunaan jarum suntik, transfusi darah, atau hubungan seksual yang tidak aman. Untuk gejalanya meliputi kulit dan mata berwarna kuning, nyeri perut, muntah, mudah lelah, dan nyeri sendi.
  • Hepatitis E: Disebabkan virus hepatitis E (HEV). Penularan lewat air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus hepatitis E. Gejalanya mudah lelah, penurunan nafsu makan, sakit perut, urine berwarna gelap, kulit gatal-gatal, dan penyakit kuning.
Memahami Seluk-beluk Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Pencegahan dan pengobatan hepatitis

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hepatitis. Bisa dimulai dari menjaga kebersihan diri, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, menghindari makanan yang tak terjaga kebersihannya, menghindari daging mentah atau kurang matang, memasak air sampai mendidih, dan melakukan vaksinasi (tersedia untuk hepatitis A dan B).

Pencegah lain yaitu menghindari kontak seksual dengan orang dengan hepatitis, menghindari berbagi barang pribadi seperti sikat gigi dan pisau cukur, menutup luka terbuka agar darah tidak ada kontak dengan orang lain, imunisasi pada bayi, serta untuk pasien yang terinfeksi tidak mendonorkan darah, sperma, dan organ.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes fungsi hati, tes antibodi virus hepatitis, pemindaian dengan USG perut, dan biopsi hati.

Sedangkan untuk pengobatan hepatitis akan dilakukan sesuai jenis hepatitis, tingkat keparahan, dan kondisi masing-masing. Secara umum, pengobatan akan meliputi pemberian obat interferon untuk menghentikan penyebaran virus dan mencegahnya kambuh. Kemudian pasien akan diberi obat imunosupresan pada pasien hepatitis yang disebabkan penyakit autoimun, obat antivirus, hingga transplantasi hati bila sudah terjadi kerusakan hati yang berat.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini