Kabar baik datang dari Olimpiade Tokyo 2020, sebuah multi event yang rutin diadakan tiap empat tahun sekali serta menjadi pesta olahraga tertinggi bagi para atlet di seluruh dunia. Kabar kemenangan ini berasal dari tiga atlet angkat besi asal Indonesia, yaitu Windy Cantika Aisah, Eko Yuli Irawan, dan Rahmat Erwin Abdullah.
Diawali dengan perolehan medali perunggu kelas 49 kg putri pada Sabtu (24/7) lalu, Windy (19 tahun) sukses meraih medali setelah menempati peringkat ketiga dengan total angkatan berjumlah 194 kg.
Perolehan medali dalam cabang olahraga angkat besi dilanjutkan dengan prestasi Eko Yuli Irawan (32 tahun). Ia berhasil meraih medali perak dengan total angkatan terbaik 302 kg pada kelas 61 kg.
Tak berhenti di situ, Rahmat Erwin Abdullah (20 tahun) turut menorehkan prestasi Indonesia pada Rabu (28/7) kemarin. Medali perunggu di kelas 73 kg diraihnya setelah berhasil melakukan angkatan snatch dan clean & jerk dengan total 342 kg.
Cabang olahraga (cabor) angkat besi Indonesia telah cukup lama membanggakan nama merah putih dalam kancah internasional, dengan debut pertama kali dimulai pada Olimpiade Sydney 2000. Sejak saat itu, atlet Indonesia berturut-turut berhasil dalam mencetak prestasi bagi bangsa. Yuk, simak perolehan medali cabor angkat besi Indonesia dalam ajang olimpiade berikut.
Manfaatkan Limbah Elektronik, Ini Detail Pembuatan Medali Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade Sydney 2000
Cabang olahraga angkat besi mulai menjadi salah satu andalan bangsa, sejak diraihnya tiga medali oleh kontingen merah putih pada ajang Olimpiade Sydney 2020. Tiga medali ini terdiri atas satu medali perak yang dipersembahkan oleh Raema Lisa Rumbewas pada kelas 48 kg putri, dua medali perunggu yang masing-masing disabet oleh Sri Indriyani pada kelas 48 kg putri, dan Winarni pada 53 kg putri.
Tradisi kemenangan cabor angkat besi yang dimulai pada Olimpiade Sydney ini kemudian menjadi prestasi estafet yang dilanjutkan tiap generasi berlanjut hingga kini, dua dekade setelahnya.
Olimpiade Athena 2004
Pada Olimpiade Athena 2004, kontingen Indonesia hanya memperoleh empat medali dengan satu di antaranya berasal dari cabang olahraga angkat besi. Prestasi ini diraih oleh Raema Lisa Rumbewas.
Ia kembali meraih medali di kelas 48 kg putri. Kali ini dengan medali perak sebagai prestasi tertinggi cabor angkat besi Indonesia di kancah internasional.
Medali Pertama untuk Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade Beijing 2008
Pada ajang olimpiade yang diadakan pada 8 sampai 24 Agustus 2008 lalu, tim kontingen dari Indonesia berhasil mempersembahkan enam medali bagi bangsa. Tiga di antaranya merupakan medali perunggu yang diraih oleh cabang olahraga angkat besi.
Prestasi ini menjadikan penampilan Indonesia pada Olimpiade Beijing salah satu yang terbaik sepanjang sejarah. Perolehan tiga medali perunggu ini dicapai oleh Eko Yuli Irawan pada cabang 56 kg putra, Triyatno di 62 kg putra, serta Raema Lisa Rumbewas di 53 kg putri.
Olimpiade Rio 2016
Pada Olimpiade Rio, dua medali perak cabang olahraga angkat besi berhasil disabet oleh tim dari Indonesia. Kali ini, Eko Yuli Irawan berhasil memperoleh medali perak di kelas 62 kg putra. Ditemani oleh Sri Wahyuni Agustiani yang menorehkan prestasi sebagai peraih medali perak di kelas 48 kg putri.
Mengenang Trio Srikandi, Peraih Medali Olimpiade Pertama Indonesia
Indonesia dalam cabang olahraga angkat besi
Tahun demi tahun, Indonesia mampu mempertahankan tradisi perolehan prestasi dalam kompetisi olahraga internasional, tak terkecuali pada cabang olahraga angkat besi. Olahraga yang dinaungi oleh badan PABBSI (Persatuan Angkat Berat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia) dan IWF (international Weightlifting Federation) ini menjadi salah satu cabor unggulan tim merah putih, saat berlaga dalam kompetisi regional hingga internasional.
Berbagai atlet angkat besi di Indonesia telah menyandang berbagai gelar juara. Mulai dari kejuaraan asia seperti Asean Games, kejuaraan dunia seperti IWF World Championship, hingga olimpiade multi event terbesar seperti Olimpiade Tokyo. Prestasi ini tentunya sangat membanggakan serta layak untuk diapresiasi.* (COMM/NAK)
Referensi: Kompas | Kompas Sport | KONI Bandung | Okezone | CNN Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
