Miliki Banyak Kawasan Industri, Jawa Barat Jadi Magnet Migrasi di Indonesia

Miliki Banyak Kawasan Industri, Jawa Barat Jadi Magnet Migrasi di Indonesia
info gambar utama

Migrasi atau perpindahan seseorang dari wilayah satu ke wilayah yang lain adalah hal yang umum dilakukan. Dorongan ekonomi hingga mencari akses pendidikan yang lebih tinggi dapat menjadi alasan terjadinya mobilitas penduduk.

Hal yang sering ditemui adalah adanya mobilitas penduduk karena dorongan ekonomi. Upah yang lebih tinggi serta ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai menjadi magnet utama bagi para pekerja untuk melakukan migrasi.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, migrasi yang dilakukan oleh penduduk Indonesia tanpa meninggalkan negaranya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, migrasi seumur hidup dan migrasi risen.

Migrasi seumur hidup adalah berpindahnya seorang migran berdasarkan tempat kelahirannya. Seseorang disebut migran seumur hidup bila tempat tinggal pada waktu survei dilakukan berbeda dengan tempat tinggal pada waktu lahir.

Migrasi risen adalah perpindahan seorang migran berdasarkan tempat tinggal lima tahun yang lalu. Seseorang disebut migran risen bila tempat tinggal waktu survei dilakukan berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum survei.

BPS Rekrut 390.000 Pekerja untuk Sensus Penduduk Wawancara

Perantau terbanyak di Indonesia berada di provinsi Jawa Barat

BPS melakukan survei terhadap mobilitas penduduk dan tenaga kerja di Indonesia. Hasil dari suvei tersebut dipublikasikan dalam bentuk laporan berjudul Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja di Indonesia selama beberapa tahun belakangan.

Detail jumlah migran risen di provinsi Jawa Barat dari tahun 1985, 2005, 2011 hingga 2018 yang dilengkapi dengan data beberapa dekade sebelumnya. | Foto : GoodStats
info gambar

Berdasarkan data di atas, dalam tahun 2018 provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah migran atau perantau terbanyak di Indonesia. Publikasi BPS yang terbaru yakni Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja di Indonesia Tahun 2019 dengan tahun teliti 2017 dan 2018, menampilkan bahwa pekerja migran risen dan pekerja migran seumur hidup menjadikan provinsi Jawa Barat sebagai pilihan untuk bermigrasi.

Tercatat, sebanyak 1 juta migran risen masuk provinsi Jawa Barat pada tahun 2017, dan 900 ribu migran risen pada tahun 2018. Sementara itu, migran seumur hidup yang masuk provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 ada sebanyak 5,7 juta orang, dan 5,9 juta orang pada tahun 2018.

Provinsi yang memiliki jumlah migran risen masuk tertinggi setelah Jawa Barat, adalah Jawa Tengah dengan 688 ribu orang, Jawa Timur 495 ribu orang, dan DKI Jakarta sebanyak 455 ribu orang.

Jawa barat memegang rekor sebagai daerah tujuan migran terbanyak di Indonesia, namun persentase yang dihasilkan oleh datangnya migran ke Jawa Barat masih di bawah persentase migran di Kepulauan Riau. Persentase pekerja migran risen tertinggi di Indonesia dipegang oleh Kepulauan Riau.

Kebut Pembangunan, KEK Mandalika Butuh Ribuan Pekerja Lokal

Kawasan industri di Jawa Barat menjadi daya tarik bagi para migran

Area industri di Karawang | Foto: Karwang Post
info gambar

Provinsi Jawa Barat memiliki kawasan industri di beberapa titik, seperti Kawasan Industri Lippo Cikarang, Kawasan Industri Jababeka hingga MM2100 Industrial Town MMID. Total kawasan industri yang terdaftar di Kementerian Perindustrian ada 115 kawasan indusrti yang tersebar di Indonesia.

Sebanyak 32 dari kawasan industri berada di provinsi Jawa Barat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendorong banyaknya migran yang memilih Jawa Barat sebagai tujuan mencari tempat bekerja.

Kebutuhan pekerja di sektor industri umumnya memerlukan pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Oleh sebab itu, pekerja migran di Indonesia kini didominasi oleh lulusan SMA dan sederajat yang jumlahnya kian bertambah seiring dengan anjuran wajib belajar 12 tahun dari pemerintah. Pun dengan pekerja migran risen di Jawa Barat yang kini didominasi oleh mereka yang telah menamatkan SMA atau sederajat.

Pertumbuhan sektor industri yang kian meningkat, memicu pola mobilitas penduduk untuk bermigrasi ke daerah dengan pusat industri dan perdagangan. Jawa Barat menjadi magnet bagi migran risen untuk mencari peluang secara ekonomi dengan bekerja di sektor industri.

Hal tersebut semakin mendukung dengan pertumbuhan industri di Indonesia beberapa tahun belakangan. Sektor industri merupakan satu dari tiga sektor unggulan dalam lapangan pekerjaan di Indonesia.

Sebagian besar pekerjaan di sektor industri menghabiskan waktu lebih dari atau sama dengan 35 jam per minggu untuk jam operasional. Sistem shifting atau pergantian waktu kerja umum dilakukan oleh banyak pabrik. Pabrik produksi umumnya membagi dua shift perhari, namun ada juga yang menerapkan tiga shift per hari bagi pabrik yang beroperasi 24 jam nonstop.

Contohnya adalah PT Tirta Alam Segar di Kawasan MM2100 yang memproduksi Ale-Ale (minuman produksi Wings Food). Menurut Ikbal, yang pernah bekerja di pabrik tersebut, PT Tirta Alam Segar menerapkan tiga shift jam operasional yakni shift pertama pukul 07-15.00, shift ke dua pukul 15.00-23.00 dan shift ke tiga 23.00-07.00. Dari rentang waktu 8 jam operasional, 7 jam di dalamnya merupakan jam kerja dan 1 jam istirahat.

Banyaknya kawasan industri di Jawa Barat menjadi salah satu daya tarik bagi para pekerja migran risen maupun pekerja migran seumur hidup. Selain itu, alasan tingginya upah yang ditetapkan juga menjadi pendorong makin kuatnya minat para pekerja untuk bermigrasi ke Jawa Barat.

Mengenyam Pendidikan Dasar dalam Bingkai Pekerja Migran Indonesia di Taiwan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

WL
IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini