Guru SMP Asal Gunungkidul Masuk Jajaran Wasit Bulu Tangkis Terbaik di Olimpiade Tokyo 2020

Guru SMP Asal Gunungkidul Masuk Jajaran Wasit Bulu Tangkis Terbaik di Olimpiade Tokyo 2020
info gambar utama

Kebahagiaan berkat pencapaian membanggakan yang berhasil diraih Indonesia pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 masih belum usai hingga saat ini. Faktanya, keberhasilan partisipasi yang dimiliki tidak hanya dalam bentuk keikutsertaan jajaran atlet yang berhasil meraih kemenangan, melainkan juga dalam bentuk kontribusi lain di antaranya tenaga ahli yang menjadi wasit (umpire).

Pernah diberitakan sebelumnya, ada dua orang perwakilan dari Indonesia yang menjadi wasit perdana untuk cabang olahraga (cabor) tinju dan atletik, lebih tepatnya cabor loncat indah, kedua sosok tersebut yaitu Boy Pohan dan Pranarta Arumbowo.

Belakangan, rupanya ada satu nama lain yang dikirimkan Indonesia untuk menjadi wasit pada cabor yang paling banyak mencuri perhatian masyarakat tanah air, yaitu bulu tangkis.

Adalah Wahyana, sosok yang belakangan mencuri perhatian setelah kehadirannya sebagai wasit yang mempimpin jalannya pertandingan final bulu tangkis tunggal putri antara Chen Yu Fei dari China dengan Tai Tzu Ting dari Taiwan.

Setelah ditelusuri, sosok Wahyana nyatanya bukanlah nama baru dalam dunia wasit maupun kepemimpinan pertandingan bulu tangkis, baik di Indonesia maupun kompetisi dunia.

Lantas, siapa sebenarnya sosok satu ini?

Bukan Cuma Atlet, Indonesia Turut Kirim Juri Profesional untuk Olimpiade Tokyo 2020

Guru olahraga SMPN 4 Gunungkidul, sekaligus mantan atlet voli

Wahyana di Olimpiade Tokyo 2020
info gambar

Sosok Wahyana diketahui merupakan guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk, Gunungkidul. Selain itu, dirinya juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.

Sebelum mengawali karier sebagai seorang wasit untuk olahraga bulu tangkis, Wahyana rupanya merupakan seorang pemain voli, dan bahkan sudah menjadi anggota dari organisasi atlet voli di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Profesi Wahyana di bidang olahraga tersebut nyatanya diampu oleh pendidikan terkait yang dimiliki, dirinya diketahui merupakan lulusan dari Fakultas Olahraga IKIP, Universitas Negeri Yogyakarta. Sayangnya, karier sebagai pemain voli tidak berlangsung lama, karena Wahyana menderita cedera engkel. Kondisi tersebut memaksa dirinya untuk berhenti menjadi seorang pemain voli.

Cedera yang dialami pada kisaran tahun 1990-an tersebut membuat Wahyana berada pada masa tidak lagi sering berolahraga dan menyebabkan kondisi tubuhnya kurang fit. Hingga pada akhirnya, pria kelahiran 1967 tersebut mendapat ajakan bermain bulu tangkis oleh salah seorang rekannya.

Namun setelah beberapa waktu berjalan, Wahyana lebih memilih untuk menjadi seorang wasit ketimbang atlet. Kariernya pun dimulai pada kisaran tahun 1998-2000, yang berawal menjadi hakim garis. Dirinya lalu kerap ikut serta mengawasi jalannya pertandingan bulu tangkis di berbagai kompetisi tingkat kabupaten.

Sejarah Baru Terukir di Tokyo

Rekam jejak Wahyana sebagai seorang wasit profesional

Wahyana saat menjadi wasit di Olimpiade Tokyo 2020ac
info gambar

Karier Wahyana dalam menjadi seorang wasit profesional di dunia bulu tangkis nyatanya tidak bisa diremehkan, dirinya memiliki jam terbang tinggi dalam mempimpin pertandingan baik di dalam maupun luar negeri.

Melansir Kumparan, nama Wahyana mulai mendapat pengakuan dan terdaftar sebagai wasit internasional di level Asia sejak tahun 2006, lewat keikutsertaannya dalam Asia Accreditation di Kuala Lumpur. Hal tersebut yang membuat Wahyana masuk ke dalam jajaran wasit senior bulu tangkis di PBSI sampai saat ini.

Berdasarkan informasi yang dimuat pada laman pbdjarum.org, pada tahun 2012 Wahyana mendapat lisensi sebagai wasit yang diakui oleh Badminton World Federation (BWF). Di mana untuk saat ini baru ada dua orang asal Indonesia yang mendapat lisensi tersebut, yaitu Qomarul Lailah dan Wahyana sendiri.

Sementara jika bicara mengenai perjalanan kariernya sebagai wasit di kancah internasional, Wahyana diketahui sudah berpartisipasi dalam 77-78 turnamen di berbagai negara. Beberapa kompetisi internasional yang menyertakan Wahyana sebagai wasit di antaranya SEA Games, ASEAN Games, Piala Sudirman, Piala Thomas, dan masih banyak lagi.

"Hampir setiap saya tugas, 99 persen saya sampai final. Saya caps internasionalnya sudah 77-78 turnamen ya baik di seluruh dunia. Dari 77-78 itu 99 persen saya tugasnya sampai final," jelas Wahyana.

Tak cukup sampai di situ, di tahun 2021 ini saja Wahyana tercatat sudah mempimpin sejumlah pertandingan bulu tangkis di berbagai negara. Di antaranya Yonex Thailand Open dan Toyota Thailand Open pada awal Januari lalu, HCBC BWF World Tour Finals, dan yang terakhir gelaran dunia Olimpiade Tokyo 2020.

Untuk pertandingan selanjutnya, Wahyana diketahui akan kembali memimpin sejumlah kejuaraan salah satunya BWF World Tour Finals, yang rencananya akan diselenggarakan pada awal Desember 2021.

Berkat sederet pengalamannya tersebut, tak heran jika Wahyana dinobatkan sebagai wasit terbaik, bahkan dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Dalam sebuah wawancara yang dimuat lewat kanal YouTube Cerita Gunungkidul, dirinya mengungkap bahwa keikutsertaannya dalam gelaran Olimpiade tersebut dapat dikatakan sebagai puncak perjalanan karirnya.

Bukan tanpa alasan, dari sebanyak 26 wasit bulu tangkis yang mengemban tugas di Olimpiade Tokyo 2020, hanya lima wasit terbaik yang selanjutnya dipercaya untuk memimpin lima partai final yang ada, dan Wahyana termasuk salah satunya.

Tong Sin Fu, Pencetak Generasi Emas Bulu Tangkis Indonesia yang Terlupakan

Antara tanggung jawab menjadi guru dan program pencetak wasit

Ilustrasi jajaran wasit
info gambar

Memiliki kegiatan yang padat sebagai seorang wasit profesional dan kerap bertugas ke berbagai negara, nyatanya tidak serta merta membuat Wahyana melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Menukil Kompas, Diceritakan bahwa dalam kesehariannya menjadi tenaga pengajar, Wahyana menyusuri jalanan Yogyakarta-Wonosari yang ditempuh selama lebih dari satu jam perjalanan.

"Ya, beliau termasuk sering datang awal ke sekolah walaupun jauh. Kalau disiplin kerja memang bagus beliau," ungkap Fatkhu Rokhman, selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Patuk.

Bentuk tanggung jawab Wahyana juga terbukti lewat komitmennya dengan tetap mengajar bersamaan di tengah kegiatan sebagai seorang wasit bulu tangkis internasional. Ketika ada penugasan ke luar negeri dan harus meninggalkan muridnya, Wahyana kerap memberikan tugas dan menyiapkan guru pengganti.

Menariknya sejak awal masa pandemi terjadi, dua profesi yang dimiliki oleh Wahyana bisa berjalan lebih mudah berkat pembelajaran yang berlangsung dengan sistem daring. Dirinya tetap bisa mengajar meski sedang di luar negeri, belakangan dirinya bahkan disebut masih memberikan materi pelajaran di tengah kesibukan bertugas saat ajang Olimpiade Tokyo 2020.

"Kami sebagai bagian dari keluarga SMPN 4 Patuk ikut bangga, ikut senang atas kesuksesan beliau, beliau jadi bukti bahwa dengan semangat dan kerja keras, bisa mencapai posisinya saat ini,” tambah Fatkhu.

Di lain sisi, Wahyana dikabarkan akan memasuki waktu pensiun pada tahun 2022 mendatang. Berangkat dari hal tersebut, dirinya sebagai salah satu pengurus PBSI di saat yang bersamaan juga diketahui sedang menjalankan program untuk mencetak wasit muda dari seluruh penjuru Indonesia.

Kilas Balik, Gelora Nasionalisme dari Bulu Tangkis

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini