Doyan Mi, Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia

Doyan Mi, Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia
info gambar utama

Mi instan menjadi makanan alternatif bagi sebagian masyarakat Indonesia guna memenuhi kebutuhan karbohidrat selain dengan mengkonsumsi nasi. Produk instan dalam negeri dikuasai oleh dua merek yakni Indomie dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan Mie Sedaap dari PT Wings Surya.

Indomie dan Mie Sedaap juga menjadi merek dari Indonesia yang tergabung dalam anggota World Instant Noodles Association (WINA). Indomie melalui PT Indofood Sukses Makmur Tbk. menjadi anggota dengan identitas sebagai “Governor”.

Dalam asosiasi tersebut, istilah Governor digunakan untuk anggota produsen mi instan dari 15 negara atau kawasan teratas dalam hal ukuran pasar. Per tahun 2021 ini, ada 15 produsen mi instan yang memegang identitas sebagai Governor, salah satunya adalah produsen dari Indonesia dengan produknya bernama Indomie.

Sementara itu, Mi Sedaap melalui PT Wings Surya menjadi “Reguler Member” dalam struktur keanggotaan WINA. Perwakilan Reguler Member merupakan produsen utama di negara atau wilayahnya masing-masing di antara negara atau wilayah utama produsen mi instan.

Konsumsi mi instan Indonesia terbanyak kedua di dunia

Sejalan dengan peran utama WINA untuk mengumpulkan dan berbagi informasi tentang masalah teknis terkait pengembangan kualitas mi instan sehingga masyarakat dapat menikmati mi instan dengan aman dan terpercaya, beberapa waktu lalu WINA merilis data permintaan mi instan secara global dari berbagai negara.

Negara dengan konsumsi mi instan terbanyak | GoodStats
info gambar

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa negara dengan predikat jumlah penduduk terbanyak di dunia yakni China, menjadi negara dengan permintaan mi instan terbanyak di dunia dengan catatan 46.350 juta porsi pada tahun 2020.

Sementara itu, Indonesia berada di urutan ke-2 sebagai negara dengan permintaan mi instan terbanyak di dunia dengan jumlah 12.640 juta porsi pada tahun 2020. Brasil menempati urutan ke-10 dengan jumlah permintaan mi instan sebanyak 2.720 juta porsi para tahun 2020.

WINA merilis data permintaan global untuk mi instan setiap tahunnya. Data di atas terakhir kali diperbarui pada 21 Mei 2021, dengan angka yang diperkirakan oleh WINA berdasarkan berbagai indikator dengan total permintaan global untuk mi instan pada tahun 2020 adalah 116.560 juta porsi.

Data permintaan mi instan secara global mengalami kenaikan sejak tahun 2016 hingga tahun 2020. Kenaikan permintaan mi instan tertinggi berada di negara China sebanyak 7.830 juta porsi dalam kurun itu, dari 38.520 juta porsi (2016) menjadi 46.350 juta porsi (2020).

Sederet Produk Kemasan yang Paling Diburu Konsumen Indonesia

Indomie dan Mie Sedaap kuasai pasar mi instan di Indonesia

Sang legenda mi instan Indonesia, Indomie, ketenarannya bukan lagi menjadi rahasia di khalayak dalam negeri maupun mancanegara. Hal tersebut dibuktikan dengan bertenggernya nama Indomie di posisi ke tujuh sebagai merek yang paling banyak dibeli dan dicari dalam skala global berdasarkan Global Brand Footprint 2021.

Produk FMCG di Indonesia | GoodStats
info gambar

Selain itu, Indomie menjadi merek yang paling banyak dipilih oleh konsumen di Indonesia dengan Consumer Reach Point (CRP) sebesar 2.190 juta berdasarkan Asia Brand Footprint 2021. Mie Sedaap berada di posisi ke-3 sebagai produk yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia, dan merek mi instan ke-2 yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia.

Tingginya minat beli masyarakat terhadap mi instan menandakan tingginya konsumsi mi instan di Indonesia. Berdasarkan hasil olah Lokadata dari Suvei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2020, terdapat 92 persen atau sekitar 248,7 juta penduduk Indonesia pernah mengonsumsi mi instan.

Inilah 6 Merek Kopi dengan Gerai Terbanyak di Indonesia

Pergeseran pola konsumsi makanan pokok dari beras ke mi kian meningkat

Meskipun permintaan mi instan di Indonesia memiliki jumlah yang fantastis, namun bahan baku beras tetap menjadi makanan pokok yang menjadi pilihan utama bagi mayoritas masyarakat Indonesia.

Hal tersebut sudah mendarah daging mengingat konsep “dianggap belum makan, apabila belum makan nasi”, sehingga konsumsi beras hampir mencapai 100 persen oleh masyarakat Indonesia berdasarkan data Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia SUSENAS September 2020.

Seiring dengan tingginya konsumsi mi instan di Indonesia, hal tersebut berdampak pada pergeseran pola konsumsi makanan pokok di masrayakat. SUSENAS 2020 melaporkan bahwa dalam lima tahun terakhir, pola konsumsi nasi perkapita sebulan mengalami penurunan.

Konsumsi nasi sebesar 6.977 kg pada tahun 2015 menjadi 6.412 kg pada tahun 2019 atau menurun 8,10 persen.

Komoditas tepung terigu, ketela pohon, dan mi mengalami peningkatan. Hal ini menandakan terjadi peralihan konsumsi dari makanan pokok berupa beras ke komoditas lokal lain, seperti tepung terigu (+20,36 persen), ketela pohon (+16,01 persen), dan makanan jadi seperti mi (+12,53 persen).

Merek Coklat Terfavorit Bagi Remaja di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

WL
IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini