Adib Budiono dan Inovasinya Membuat Masker untuk Tunarungu

Adib Budiono dan Inovasinya Membuat Masker untuk Tunarungu
info gambar utama

Di masa pandemi ini, masker sudah jadi kebutuhan pokok semua orang tanpa terkecuali. Setiap kali bepergian, termasuk bekerja, belanja, naik kendaraan umum, atau bertemu orang lain, masker wajib digunakan guna mencegah penyebaran virus corona.

Awalnya, banyak orang mengeluh menggunakan masker karena alasan ketidaknyamanan. Namun, setelah sering dipakai, lama-lama mulai terbiasa dan sudah jadi bagian dari benda yang harus dipakai sehari-hari jika ingin beraktivitas di luar rumah.

Namun, bagi mereka yang berkebutuhan khusus, seperti tunarungu dan tunawicara, penggunaan masker malah mempersulit komunikasi dengan orang lain. Sebab, mereka terbiasa berkomunikasi dengan bahas isyarat melalui gerakan tangan serta gerak bibir seseorang.

Jika orang lain menggunakan masker biasa, otomatis area mulutnya tertutup dan secara tidak langsung membuat tunarungu dan tunawicara jadi sulit mengerti apa yang sedang dibicarakan.

Bantu Warga Isoman, Ghufron Lana Penjual Bubur di Bandung Bagikan Bubur Gratis

Masker untuk tunarungu

Adib Budiono © Dokumentasi pribadi
info gambar

Penyandang disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Sahabat Difabel (Sadifa), Jepara, Jawa Tengah, mencari solusi bersama untuk membuat masker yang bisa ramah untuk teman-teman tunarungu dan tunawicara lebih mudah berkomunikasi, yaitu masker dengan area mulut transparan.

Adib Budiono, Ketua Yayasan Sahabat Difabel, Jepara, mengatakan bahwa ia dan anggota yayasan yang lain mendesain masker sedemikian rupa dan membuat pola yang pas untuk teman-teman tunarungu.

Dalam pembuatan masker, mereka membuatnya dari bahan kain perca dan bagian tengahnya yang transparan terbuat dari mika bening. Semua pengerjaan dari mulai membuat pola, memotong bahan, hingga menjahit dilakukan bersama-sama oleh anggota yayasan.

“Untuk masker kami buat bulan November 2020 dan penjualan nya melalui marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Belanja.com. Juga melalui Facebook dan WhatsApp,” kata Adib saat dihubungi Good News From Indonesia, Senin (16/07/2021).

Masker untuk tunarungu dijual dengan harga Rp15 ribu dan hingga saat ini mereka sudah berhasil mendistribusikannya ke berbagai daerah. Kalau ditotalkan, jumlahnya kata Adib sudah lebih dari 1.000 masker yang mereka jual.

Luthfi Kurnia, Motor Relawan yang Sediakan Makanan untuk Nakes dan Warga

Kegiatan Yayasan Sadifa

Adib Budiono © Dokumentasi pribadi
info gambar

Yayasan Sadifa terbentuk tahun 2017 dan anggotanya sekitar 100 orang yang terdiri tunarungu, tunadaksa, tunanetra, berbagai difabel di seluruh Jepara. Anggota Yayasan Sadifa sendiri banyak yang bekerja sebagai penjahit, tukang kayu, tukang gerinda, pengukir, hingga berjualan. Adib sendiri bekerja di bidang mebel.

Adib mengatakan bahwa banyak teman-teman difabel yang penghasilannya berkurang dan kehilangan mata pencaharian akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Meski harus mengalami kekurangan finansial, mereka tak menyerah dan terus berusaha untuk terus kreatif.

Menyandang disabilitas tak membuat langkah mereka terbatas. Dengan tekad yang kuat, anggota yayasan terus diarahkan untuk berkarya, baik itu membuat makanan, minuman, hingga kerajinan.

Adib dan teman-teman di yayasan pun tak hanya membuat masker. Mereka pun memproduksi minuman sehat seperti jahe merah instan, sirup temulawak, beras kencur, dan kunyit asam yang sedang banyak dicari orang untuk menguatkan kekebalan tubuh. Untuk minuman, dijual dengan harga Rp30-40 ribuan.

Mereka juga berkreasi dengan membuat hand sanitizer dari bahan limbah minuman sehat, seperi lidah buaya, jahe, dan serai. Hasil penjualan masker dan minuman sehat juga digunakan untuk membantu sesama difabel yang terdampak Covid-19.

Selama pandemi, Adib dan anggota yayasan yang lain pun menjalankan beberapa program seperti membagikan sembako bagi penyandang disabilitas yang kurang mampu, membagikan alat bantu aksesibilitas, pelatihan membuat sabun dan deterjen, dan mendampingi teman-teman difabel untuk vaksinasi Covid-19.

Saat ini, Adib pun tengah mengembangkan produk pembersih pakaian seperti sabun, pewangi, dan pelicin pakaian. Ia pun tengah membuat deterjen dari bahan ramah lingkungan. Ke depannya, ia pun akan membuat kopi rempah dan sirup jahe merah latoh atau rumput laut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini