Mengenal Daun Pegagan yang Populer Sebagai Bahan Utama Skincare Lokal

Mengenal Daun Pegagan yang Populer Sebagai Bahan Utama Skincare Lokal
info gambar utama

Pernah dengar nama daun pegagan? Namanya juga dikenal dengan sebutan centella astiatica dan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, hingga pematang sawah.

Daun pegagan mudah ditemukan di Indonesia, tetapi juga tersebar di India, China, Jepang, dan Australia. Sejak lama, daun pegagan terkenal sebagai tanaman obat untuk mengatasi berbagai penyakit.

Beberapa tahun belakangan, nama centella asiatica terbilang populer dan banyak digunakan sebagai bahan utama dalam skincare atau produk perawatan wajah, baik dari jenama lokal maupun dari mancanegara.

Sambiloto, Tanaman Pahit yang Dipercaya Bisa Cegah Covid-19

Centella asiatica dalam produk perawatan wajah

Nama centella asiatica sedang populer dalam produk perawatan wajah. Ada beberapa jenama skincare lokal yang juga menggunakan bahan tersebut, baik sebagai kandungan utama atau campuran dalam produknya.

Di antaranya ada Haple Centella Cloud Booster, N'Pure Centella Asiatica Face Toner, The Aubree Centella Herb Serum, Everwhite Cica Soothing Serum, Avoskin Your Skin Bae Niacinamide 12% + Centella Asiatica Serum, dan Kleveru Glass Skin Overnight Serum.

Untuk jenama dari internasional yang terkenal antara lain COSRX Centella Blemish Cream, Laneige Cica Sleeping Mask, Neogen Dermalogy Real Cica Pads, Dr.Jart+ Cicapair Serum, dan Skin1004 Madagascar Centella Asiatica 100 Ampoule.

Centella asiatica dikenal berkhasiat untuk menenangkan kulit sensitif atau meradang, berfungsi sebagai antioksidan, mendorong produksi kolagen guna meningkatkan kekencangan dan elastisitas kulit, serta meningkatkan hidrasi kulit.

Tanaman ini telah memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional. Pada produk perawatan kulit di Korea, Anda bisa menemukan label “cica” yang berarti ada kandungan centella asiatica di dalamnya.

Centella asiatica disebut-sebut kaya akan asam amino, beta karoten, asam lemak, dan berbagai fitokimia yang kuat. Ekstrak telah ditemukan untuk menenangkan peradangan, mempercepat penyembuhan luka, merangsang pertumbuhan sel baru, membangun kolagen, dan meningkatkan sirkulasi.

Bahkan, dalam beberapa produk skincare disebutkan bahwa kandungan centella asiatica dapat membantu penyembuhan luka, peremajaan kulit, dan mencegah munculnya tanda-tanda penuaan.

Di India, centella asiatica memiliki sejumlah nama, yaitu gotu kola, Indian pennywort, brahmi, dan spade leaf yang telah digunakan dalam pengobatan Ayurveda selama ribuan tahun. Tanaman ini dipercaya dapat mengobati luka yang terinfeksi, sifilis, eksim, psoriasis, hingga lupus.

Sementara itu di Inggris juga dikenal dengan nama pennywort karena daunnya berbentuk serupa koin. Awalnya, daun ini menjadi pengobatan untuk kusta. Sedangkan di Prancis, centella asiatica digunakan untuk mengobati diare, disentri, dan masalah wanita termasuk infertilitas.

Cerita Tanaman Porang, Makanan Tentara Jepang saat Jajah Indonesia

Daun pegagan di Indonesia

Di Indonesia, nama daun pegagan juga punya banyak sebutan, misalnya Peugaga (Aceh), Peugaga (Aceh), jalukap (Banjar), Kajalukap (Dayak), daun kaki kuda (Melayu), ampagaga (Batak), dulang sontak(Sunda), pane gowang (Jawa), piduh (Bali), bebele (Lombok), daun tungke (Bugis), Pigago (Minang), daun tapak kudo (Solok), jelukap (Kutai).

Daun pegagan tubuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Jenis yang banyak dijumpai ialah pegagan merah dan hijau. Untuk pemanfaatannya, daun pegagan biasa digunakan untuk melancarkan peredaran darah, meredakan nyeri sendi, mengatasi sakit kepala, nyeri perut, mual, pusing, iritasi kulit, hingga meredakan reaksi alergi.

Selain digunakan untuk tanaman obat, daun pegagan juga bisa diolah jadi makanan dan minuman. Di beberapa daerah, daun pegagan dibuat masakan tumis, keripik, soto, perkedel, telur dadar, dan lumpia. Untuk minuman, daun ini juga biasa diolah menjadi teh dan campuran sirup.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini