Selain Jadi Calon Unicorn, Startup Fintech Indonesia Ini Siap Melantai di Bursa Saham

Selain Jadi Calon Unicorn, Startup Fintech Indonesia Ini Siap Melantai di Bursa Saham
info gambar utama

Indonesia diserbu peningkatan startup berstatus unicorn di tahun 2021. Setelah J&T Express dan OnlinePajak, startup selanjutnya yang belakangan ikut mengisi daftar datang dari salah satu penyedia layanan platform eCommerce, Blibli.

Walau belum melakukan pengumuman secara resmi, Kusuma Martanto selaku CEO Blibli sudah mengonfirmasi kabar peningkatan status tersebut kepada DailySocial.

Masuknya Blibli ke jajaran startup berstatus unicorn ternyata bukan yang terakhir di tahun ini. Berdasarkan berbagai pemberitaan yang beredar, setidaknya masih ada sekitar tiga startup lagi yang akan sampai pada tahap serupa dalam beberapa waktu ke depan.

Mengundang antusias, publik dibuat penasaran dengan perusahaan rintisan apa yang selanjutnya akan mengikuti jejak Blibli dan yang lainnya. Namun, di saat yang bersamaan tak sedikit pula pihak yang mengutarakan pendapatnya dan menyebut nama perusahaan yang diyakini akan ikut menyandang gelar unicorn.

Dari sekian banyak kemungkinan, salah satu startup fintech kenamaan tanah air diyakini sebagai kandidat terkuat yang akan segera meraih gelar tersebut, yaitu Kredivo.

Blibli Menambah Daftar Perusahaan Rintisan Indonesia yang Menyandang Status Unicorn

Detail performa calon startup fintech kedua bergelar unicorn

Co-Founder dan COO Kredivo Umang Rustagi, Co-Founder Kredivo Alie Tan, dan Co-Founder dan CEO Kredivo Akshay Garg / DailySocial
info gambar

Sampai saat ini, startup fintech yang secara resmi mendeklarasikan diri sebagai perusahaan dengan nilai valuasi melampaui 1 miliar dolar AS memang baru ada satu, yaitu OVO yang memiliki layanan berbasis alat pembayaran elektronik sekaligus dompet digital.

Memiliki basis layanan berbeda, Kredivo hadir sebagai fintech yang menghadirkan produk peer to peer (P2P) lending, sekaligus menjadi fintech pertama yang memberikan layanan pembiayaan kepada pengguna secara real time tanpa kartu kredit.

Kredivo merupakan produk yang berada di bawah naungan PT FinAccel Teknologi Indonesia, dan didirikan oleh Alie Tan, Umang Rustagi, serta Akshay Garg pada akhir Desember 2015. Dalam perjalanannya, Kredivo menjadi salah satu startup fintech yang ternyata sangat diminati oleh para investor global.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut terjadi karena Kredivo diketahui memiliki performa serta pertumbuhan yang pesat hanya dalam waktu kurang dari 6 tahun sejak didirikan.

Yang paling menarik perhatian, Kredivo dipercaya untuk menjadi partner strategis dari Samsung Electronics Co. Ltd., untuk membuat Samsung Financing, layanan yang diperuntukkan bagi para konsumen yang ingin membeli produk Samsung dengan sistem cicilan.

Tak heran, jika portofolio sebagai partner eksekutif dari perusahaan consumer electronics global terkemuka tersebut membuat sejumlah investor menaruh minat besar pada Kredivo, salah satunya Victory Park Capital (VPC), perusahaan investasi global yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat.

Sebelumnya, VPC diketahui sempat memberikan pinajaman dana sebsar 200 juta dolar AS, nominal yang oleh VPC sendiri dikonfirmasi sebagai pinjaman terbesar yang pernah diberikan ke perusahaan fintech di luar AS dan Eropa.

Pinjaman yang diberikan nyatanya berbuah performa memuaskan dari Kredivo. Tanpa perlu menunggu waktu lama, VPC akhirnya memutuskan untuk mengajak Kredivo merger dengan salah satu anak perusahaan mereka, yaitu VPC Impact Acquisition Holdings II.

Langkah merger tersebut yang pada akhirnya melandasi peningkatan valuasi yang dimiliki oleh Kredivo. Jika tidak ada arah melintang, merger yang terjadi diproyeksikan akan menghasilkan nilai ekuitas perusahaan mencapai 2,5 miliar dolar AS.

Tidak cukup sampai di situ, langkah merger yang dilakukan nyatanya juga membawa Kredivo dan induk perusahaannya (FinAccel), menjadi perusahaan publik yang terdaftar di salah satu bursa saham AS.

BEI Sebut Ada 5 Startup Berstatus Centaur yang Siap IPO

Langkah lanjutan berupa IPO

Nasdaq, salah satu bursa saham AS tempat Kredivo mulai IPO
info gambar

Performa manis yang dimiliki Kredivo nyatanya masih terus berlanjut. Belum cukup peningkatan status sebagai startup unicorn yang tinggal di depan mata, langkah korporasi selanjutnya diraih berupa kemungkinan IPO di Nasdaq, salah satu bursa saham di Negeri Paman Sam.

Hal tersebut masih berhubungan dengan status VPC Impact Acquisition Holdings II, yang nyatanya baru saja menyelesaikan insiasi IPO dengan kode emiten VPCB di Nasdaq pada bulan Maret 2021 lalu. Jika proses merger berjalan berjalan dengan lancar dan sesuai rencana, maka Kredivo akan ikut masuk sebagai perusahaan publik yang terdaftar di Nasdaq pada awal tahun 2022.

Sedangkan mengenai kemungkinan IPO yang dilakukan di dalam negeri, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana tersebut dikonfirmasi langsung oleh Co-Founder dan CEO FinAccel, Akshay Garg dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/8).

“…kami memilih bursa efek yang deep di Nasdaq. Kami juga pertimbangkan listing di Indonesia dan itu tidak menutup kemungkinan,” ungkap Garg.

Mengenai keterlibatan investor dalam negeri, Kredivo sendiri merupakan salah satu startup yang pada masa-masa awal keberadaannya disokong oleh perusahaan ventura besutan Telkom Group, yaitu MDI Ventures yang melakukan suntikan dana pada tahun 2018.

Kemudian di tahun 2019, pendanaan juga dilakukan oleh Telkom Group melalui anak usaha lainnya yaitu Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Mendengar kabar bahwa startup dukungannya berhasil meraih kesuksesan sampai ke pasar saham AS, respons positif disampaikan oleh Budi Setyawan Wijaya, selaku Direktur Strategic Portfolio Telkom.

“Semoga langkah sukses Kredivo ini dapat diikuti oleh startup lokal asal Indonesia yang lahir sebagai unicorn baru…” tutur Budi.

Capai Valuasi 1,7 Miliar Dolar AS, OnlinePajak Jadi Startup Unicorn Anyar di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini