Dapat Pendanaan 80 Juta Dolar AS, Startup Ini Dorong 6,5 Juta UMKM Go Digital

Dapat Pendanaan 80 Juta Dolar AS, Startup Ini Dorong 6,5 Juta UMKM Go Digital
info gambar utama

Percepatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk bisa mencapai langkah Go Digital semakin gencar dilakukan. Tidak hanya bergantung kepada pelaku UMKM itu sendiri atau pemerintah, dukungan sudah barang tentu dibutuhkan dari semua pihak yang dapat memberikan pengaruh baik secara langsung atau tidak langsung.

Perusahaan swasta, termasuk salah satunya yang berstatus sebagai perusahaan rintisan atau startup, nyatanya terbukti dapat menjadi perantara dan pendorong besar bagi para pelaku UMKM di tanah air untuk dapat masuk ke dalam ekosistem digital.

Terbukti seperti yang sudah pernah diberitakan sebelumnya, beberapa perusahaan rintisan berbasis platform eCommerce sudah memberikan kontribusi yang cukup besar lewat dorongan transaksi untuk menghidupkan UMKM.

Apa yang dijelaskan di atas, baru berupa sebagian dorongan dalam lingkup kecil untuk keberlangsungan UMKM. Dalam cakupan yang lebih luas, nyatanya di Indonesia sendiri telah hadir deretan perusahaan rintisan yang memiliki fokus utama menopang keberlangsungan UMKM, dengan sistem yang sepenuhnya mengandalkan teknologi digital.

Jika Anda pernah mendengar, salah satunya adalah BukuWarung.

Optimisme UMKM Go Digital Lewat Dukungan Transaksi di Platform eCommerce

Layanan khusus pembukuan UMKM

Founder BukuWarung
info gambar

Jika belum pernah mendengar nama BukuWarung, startup satu ini memang masih terbilang baru, bahkan masih berusia kurang dari dua tahun semenjak pertama kali didirikan pada akhir tahun 2019.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, layanan satu ini secara penuh mengubah cara kerja dalam menjalankan suatu usaha, dari yang sebelumnya serba dilakukan secara manual, menjadi serba otomatis dan praktis berkat bantuan teknologi.

Sesuai namanya, BukuWarung memiliki fokus utama untuk memudahkan pemilik usaha dalam mencatat pembukuan usahanya. Dari yang sebelumnya dicatat melalui buku secara manual, namun dengan layanan yang dihadirkan pembukuan usaha dapat dilakukan hanya dengan sebuah platform atau aplikasi sederhana melalui ponsel.

Startup ini pertama kali didirikan oleh Abhinay Peddisetty dan Chinmay Chauhan, yang diketahui telah meniti karier dan mendapat banyak pengetahuan tentang industri startup dengan bekerja di berbagai perusahaan teknologi yang sudah lebih dulu ada, di antaranya Carousell, Grab, dan masih banyak lagi.

Secara garis besar, BukuWarung memiliki fitur andalan yang memang menjadi dasar dari pelaksanaan pengelolaan usaha, yang umumnya dibutuhkan oleh para pelaku UMKM.

Pertama, sudah pasti fitur pencatatan dan laporan keuangan, pemilik usaha dapat mencatat penjualan usaha, kulakan, dan lain sebagainya, dengan tujuan agar arus kas usaha bisa tercatat dengan baik sehingga tahu kemana perginya keuangan usaha.

Selain itu dari segi laporan, pemilik usaha dapat melihat daftar laporan sesuai rentang waktu yang diinginkan, mulai dari harian, mingguan, dan bulanan.

Kedua, fitur selanjutnya hadir sebagai jawaban atas permasalahan pelaku usaha yang biasanya identik dengan urusan perhutangan, dengan mencatat hutang baik berupa hutang pelanggan (pihutang), maupun utang usaha kepada siapapun.

Nantinya, orang-orang atau pelanggan yang memiliki hutang kepada pemilik usaha yang bersangkutan akan menerima notifikasi tagihan melalui SMS atau WhatsApp secara gratis.

Ketiga, pengelolaan stok barang yang diperdagangkan oleh pelaku UMKM. Fitur satu ini dapat sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha yang bergerak dalam penjualan produk.

Indonesia Miliki Banyak Pengguna eCommerce, Peluang Terbuka Bagi UMKM

Performa dalam membantu UMKM di Indonesia sampai saat ini

Ilustrasi penggunaan BukuWarung
info gambar

Bersifat universal dan dapat digunakan oleh berbagai pelaku usaha dalam bidang apapun, layanan BukuWarung nyatanya dapat dan telah digunakan oleh berbagai bentuk usaha mulai dari warung makan, toko kelontong, toko bangunan, konter pulsa, rental mobil, usaha laundry, bahkan hingga salon dan bengkel.

Memiliki visi dan misi sejalan untuk mengubah berbagai usaha di Indonesia menjadi UMKM Go Digital, startup satu ini nyatanya berhasil mendapat respons dan antusias penggunaan yang tinggi di awal kemunculannya.

Dijelaskan bahwa dalam beberapa bulan pasca diluncurkan, BukuWarung telah digunakan oleh 250 ribu warung di 500 kota dan kabupaten di Indonesia. Mayoritas para pelaku usaha berlokasi di kota lapis dua dan tiga.

“Dalam beberapa bulan pertama (sejak didirikan), BukuWarung memiliki momentum pertumbuhan yang kuat. Namun, angka itu belum mencapai 1 persen dari 60 juta pemilik warung di Indonesia, yang hampir seluruhnya bergantung pada metode pencatatan tradisional atau tidak melakukan pembukuan sama sekali.” ungkap Abhinay, Co-Founder BukuWarung, pada DailySocial.

Di saat yang bersamaan, konsistensi dan performa BukuWarung yang hadir hanya beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia nyatanya terbukti dapat berjalan dengan baik.

Tak heran, sebagaimana konsep UMKM Go Digital yang memang memiliki tujuan untuk membuat segala aktivitas yang sebelumnya dilakukan serba manual, menjadi serba praktis dan mengurangi kontak fisik nyatanya memberi kesempatan emas tersendiri bagi BukuWarung.

Co-Founder lainnya yaitu Chinmay, bahkan menyatakan bahwa kehadiran BukuWarung justru dapat dikatakan sebagai upaya untuk membantu pelaku UMKM mengurangi kontak langsung dan tetap bisa menjalankan usahanya di tengah situasi Covid-19.

Hal tersebut nyatanya terbukti. Hingga saat ini, berdasarkan klaim yang dituliskan pada laman resminya, BukuWarung disebut telah berhasil mengajak sebanyak lebih dari 6,5 juta pelaku UMKM yang berasal dari lebih 750 lokasi di Indonesia untuk Go Digital dengan menggunakan layanan yang mereka hadirkan.

Kian Meroket, UMKM Indonesia Semakin Dikenal di Mata Dunia

Total pendanaan yang didapat dan rencana perusahaan di waktu yang akan datang

Salah satu pelaku UMKM pengguna BukuWarung
info gambar

Sama halnya seperti startup pada umumnya, pendanaan sudah pasti menjadi hal penting yang harus diperoleh demi keberlangsungan perusahaan. Namun, ada atau tidaknya pendanaan yang akan dilakukan oleh para investor sudah pasti harus dijamin dengan performa dan proyeksi startup itu sendiri di waktu yang akan datang.

Dalam hal tersebut, BukuWarung nyatanya menjadi salah satu startup yang berhasil mendapat pendanaan segar dari sejumlah investor global. Melansir Crunchbase, tercatat bahwa sejak pertama kali didirikan, perusahaan rintisan satu ini sudah berhasil mengumpulkan pendanaan mencapai 80 juta dolar AS, atau setara lebih dari Rp1,1 triliun.

Adapun pihak yang pertama kali memimpin pendanaan tahap awal kepada BukuWarung dilakukan oleh East Ventures, yang pada bulan April 2020 memberikan dana segar untuk memperkuat posisi di pasar dan merekrut talenta baru di bidang engineer, produk, desain, pertumbuhan, dan kemitraan.

Memiliki performa gemilang di sepanjang tahun 2020, membuat firma investasi yang berbasis di California, AS menyuntikkan dana sebanyak 20 juta dolar AS pada bulan Februari 2021. Kemudian tak berselang lama, pendanaan kembali diperoleh di bulan Juni dari Goodwater Capital dan Valar Ventures yang secara keseluruhan memberikan dana segar sebesar 60 juta dolar AS.

Melihat pencapaian yang cukup pesat hanya dalam waktu kurang dari dua tahun terlebih di tengah situasi pandemi, sang CEO akhirnya menyampaikan rencana dan progres apa yang akan dilakukan oleh BukuWarung dalam mendorong keberlangsungan UMKM di Indonesia untuk Go Digital di waktu yang akan datang.

“…kami siap meningkatkan teknologi BukuWarung di seputar layanan inti kami, yakni pembukuan, pembayaran dan perdagangan daring. Tak terkecuali, membangun infrastruktur pembayaran yang kuat, seperti pembayaran lewat QR, dan berbagai layanan finansial lainnya,” pungkas Abhinay.

Menilik Sejarah Hari UMKM Nasional, Penggerak Utama Perekonomian Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini