Inilah 5 Area Pertambangan Emas Terbesar di Dunia

Inilah 5 Area Pertambangan Emas Terbesar di Dunia
info gambar utama

Emas adalah logam mulia yang sangat berharga. Tidak hanya berfungsi sebagai perhiasan untuk dipakai, emas bisa menjadi sarana investasi dan simpanan yang menguntungkan. Bahkan banyak negara di dunia yang menjadikan emas sebagai cadangan devisa mereka. Emas tersimpan di dalam permukaan Bumi. Untuk mendapatkannya, emas harus ditambang terlebih dahulu kemudian diolah hingga menjadi logam mulia.

Berdasarkan data dari US Gelogical Survey, pada 2020 produksi emas global mencapai angka lebih 30 juta ons. Ada Tambang-tambang terbesar di dunia yang menyumbang besarnya angka produksi emas. Lalu, ada dimana saja tambang terbesar di dunia tersebut? Berdasarkan data yang di rangkum dari berbagai sumber, berikut 5 tambang emas terbesar di dunia berdasarkan hasil produksi pada 2020.

1. Polyus, Olimpiada, Rusia

Tambang emas terbesar di dunia berada di negara Rusia tepatnya di wilayah Krasnoyarsk, Siberia Timur. Salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, Polyus Gold ialah perusahaan yang mengoperasikan tambang emas di situs pertambangan ini.

Mengutip dari laman resmi Polyus, Said Karimov ialah selaku pemilik perusahaan tambang tersebut. Said Karimov ialah pemilik saham 77 persen di Polyus, sekaligus pewaris dari miliarder asal Russia, Suleiman Karimov.

Situs tambang Polyus mampu menghasilkan emas sebanyak 1,38 juta ons pada 2019. Kemudian pada 2020, area pertambangan ini mampu menghasilkan emas sebanyak 1,20 juta ons di mana catatan tersebut menjadi yang terbesar di antara lokasi tambang lainnya.

2. Barrick-Newmont joint venture, Republik Dominika

Secara mengejutkan, salah satu lokasi tambang terbesar di dunia berada di negara kecil, di kepulauan Karibia, tepatnya di negara Republik Dominika.

Area pertambangan ini bernama Barrick-Newmont joint venture, tambang ini dioperasikan oleh Pueblo Viejo Dominicana Corporation, hasil kerjasama antara Barrick dan Newmont.

Produksi pertama dilakukan pada tahun 2012. Berlokasi 100 kilometer barat laut ibu kota, Santo Domingo, tambang ini menempati posisi kedua di tahun 2020 dengan jumlah produksi sebesar 899 ribu ons.

3. Grasberg, Indonesia

Berlokasi di Timika, Papua, Graberg menempati posisi ketiga sebagai area tambang emas terbesar di dunia. Selama tahun 1990-2019 berjalannya tambang terbuka tersebut, Freeport mencatat telah memproduksi emas sebanyak 46 juta ons.

Kabar baiknya, sejak 2018, Pemerintah Indonesia telah mengontrol kepemilikan saham PT Freeport sebesar 51 persen. Sehingga mampu menyumbang sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara.

Pada 2020, area pertambangan Grasberg mampu menghasilkan 848 ribu ons emas. di tahun 2020 memproduksi 848 ribu ons emas. Saat ini, pemerintah Indonesia sedang melakukan ekspansi besar besaran untuk meningkatkan produksi menjadi 240.000 ton per hari pada 2022

4. Newcrest Cadia Valley, Australia.

Peringlat keempat tambang besar terbesar di dunia do tempati New Cadia Valley yang berada di Australia. Pada tahun 2020, tambang yang terdiri dari tambang bawah tanah Cadia East dan tambang bawah tanah Ridgeway ini berhasil memproduksi sebanyak 822 ribu ons emas. Namun, Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang memproduksi sebanyak 912 ons emas.

5. Kibali, Republik Congo

Terakhir, tambang besar terbesar kelima bernama Kibali. Tambang emas yang cukup fenomenal ini berada di benua hitam, Afrika, tepatnya di Republik Kongo.

Proyek ini dimiiliki oleh Kibali Goldmines yang merupakan Joint Venture (JV) dari Barrick Gold Corporation, AngloGold Ashanti, Société Miniére de Kilo-Moto (SOK IMO). Barrick sendiri memperoleh kepemilikan tambang melalui akuisisi Tandgold Resources.

Berkembang di area seluas 1.836 km, pada 2020, tambang emas terbesar di Afrika ini mampu memproduksi sebanyak 807 ribu ons. Tambang Kibali diharapkan dapat memproduksi 600 ribu ons emas per tahun.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini