Diekspor ke Jepang Sebanyak 4 Ton, Petai dan Jengkol Indonesia Makin Moncer

Diekspor ke Jepang Sebanyak 4 Ton, Petai dan Jengkol Indonesia Makin Moncer
info gambar utama

Bukan hanya tempe, Indonesia sejatinya memiliki berbagai jenis bahan pangan lain yang tak kalah populer dan selalu punya tempat istimewa di hati para penikmat santapan khas nusantara, salah duanya yaitu petai dan jengkol.

Dua bahan pangan tersebut memang lebih dominan dikenal karena ciri khasnya, yang menimbulkan aroma bau baik sebelum diolah atau setelah dikonsumsi. Namun, cita rasa dan kenikmatan yang ditimbulkan dari mengonsumsi makanan ini rupanya mampu membuat siapa saja melupakan efek bau tersebut.

Bicara soal kepopuleran tak perlu dipertanyakan lagi. Faktanya, dua hidangan ini banyak digemari oleh berbagai kalangan tanpa terkecuali. Karena itu, tak heran jika petai dan jengkol acap kali disebut sebagai makanan merakyat selain tempe.

Untuk petai, makanan bertekstur renyah ini banyak dijadikan sebagai hidangan pelengkap bersama dengan lalap dan sambal. Sedangkan untuk jengkol, olahan dalam bentuk semur dapat dikatakan jadi salah satu yang paling digemari.

Kabar baiknya, kenikmatan kedua makanan tersebut tidak hanya diminati di dalam negeri. Sejak beberapa tahun lalu, petai dan jengkol rupanya sudah banyak dikenal oleh beberapa masyarakat mancanegara, yang memberikan tanggapan positif akan cita rasa hidangan tersebut.

Semakin populer, terbaru petai dan jengkol asal Sumatra Utara rupanya berhasil menembus pasar konsumen Jepang yang dikenal ketat akan pemilihan kualitas, sehingga petai dan jengkol yang dikirim harus melalui masa karantina terlebih dahulu.

Komoditas dan Produk Indonesia yang Paling Banyak di Ekspor Sepanjang 2020

Ekspor jengkol dan petai senilai Rp339 juta

Jengkol yang diekspor ke Jepang
info gambar

Petai dan jengkol yang diekspor ke Jepang kali ini merupakan hasil dari pertanian di wilayah Sumatra Utara, kabar ini pertama kali disampaikan oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai Jepang yang ketat akan kualitas komoditi yang mereka beli, petai dan jengkol yang diekspor ke Negeri Sakura tersebut nyatanya terlebih dulu melalui proses serangkaian tindakan karantina, sebelum akhirnya telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat karantina yang berwenang.

Adapun pemberangkatan ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Sabtu (27/8/2021), kemarin.

Bukan kali pertama, sebenarnya ekspor petai dan jengkol ke negara tetangga juga pernah dilakukan sebelumnya, hanya saja dalam jumlah kecil. Ekspor kali ini merupakan ekspor dengan kapasitas terbesar yang pernah dilakukan.

Sebelumnya petai dan jengkol juga pernah dikirim ke Jepang, namun komoditas yang dikirim berasal dari wilayah Sumatra lainnya, yaitu Sumatra Barat.

Menukil Sumatra Bisnis, Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mencatat bahwa pada bulan Februari 2021 lalu, ada sebanyak 100 kilogram jengkol yang dikirim ke Tokyo, kemudian di bulan Maret kembali dilakukan pengiriman sebanyak 140 kilogram.

Sedangkan untuk petai, jumlah yang diekspor belum terlalu banyak, yaitu baru mencapai 22 kilogram dengan tujuan ke negara yang sama.

Di sisi lain, kepopuleran jengkol nyatanya sudah terbukti sejak tahun 2018 lewat sebuah acara khusus yaitu Festival Jengkol Indonesia (FJI), yang berlangsung di Kota Bekasi. Ketua panitia FJI, Kamila, bahkan mengungkap bahwa keberadaan jengkol sudah mulai dilirik oleh masyarakat mancanegara.

"Masyarakat Korea, Jepang, bahkan Amerika, banyak yang sudah mengenal jengkol dan mereka doyan. Mereka sudah mulai melirik makanan khas ini," ungkap Kamila, melansir Republika.

Selain itu, olahan yang dibuat juga tidak selalu identik dengan semur. Salah satu peserta pameran yang berpartisipasi, Anne Rose Innah, rupanya menghadirkan beragam menu olahan jengkol, yang nyatanya juga mendapat banyak respons positif.

Adapun berbagai santapan yang menggunakan jengkol sebagai bahan utamanya yaitu dimsum, cilok, dan tahu krispi jengkol.

Melihat kepopuleran dari jengkol dan petai, bagaimana sebenarnya persebaran dan keberadaan dua tanaman ini di Tanah Air?

Porang, Komoditas Ekspor yang Sedang Populer dan Menjanjikan Bagi Petani Indonesia

Manfaat serta efek samping mengonsumsi jengkol dan petai

Santapan jengkol dan petai
info gambar

Jika mengulik mengenai keberadaannya, jengkol juga memiliki sejumlah manfaat tertentu apabila dikonsumsi secukupnya, namun bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Efek samping berupa aroma kurang sedap mungkin lebih dapat dikesampingkan dan sudah banyak diterima hingga saat ini, tapi masalah kesehatan yang timbul apabila mengonsumsi keduanya secara berlebihan jadi hal yang harus ditanggapi dengan serius.

Bahaya utama dan potensi masalah kesehatan yang paling patut diwaspadai dari jengkol adalah kondisi tidak dapat buang air kecil. Hal tersebut disebabkan karena pada saat mencerna jengkol, ada sisa zat bernama asam jengkolat yang akan terbuang ke ginjal hingga mengendap dan membentuk kristal padat.

Kristal padat tersebut yang pada akhirnya menimbulkan susah buang air kecil atau lebih banyak dikenal sebagai batu ginjal.

Namun, di sisi lain bahan pangan satu ini nyatanya memiliki khasiat ampuh dalam pengobatan penyakit kanker. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institute of Health Sciences, di Sweden Riset Biosains, jengkol diyakini dapat membunuh sel kanker dengan kemampuan 10 ribu kali lebih kuat dibanding pengobatan dengan cara kemoterapi.

Sebagaimana penjelasan yang juga dimuat oleh Lokadata, telah diungkap bahwa jengkol dapat menghancurkan sel-sel ganas dari 12 jenis kanker, termasuk kanker usus, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.

Lain jengkol, lain pula dengan petai. Menurut dr. Devika Yuldharia, berkat berbagai kandungan yang dimiliki layaknya protein, karbohidrat, vitamin B1, vitamin E, dan antioksidan, petai diyakini dapat membantu melawan radikal bebas, menjaga kesehatan jantung, dan mengatasi infeksi.

Akan tetapi di saat yang bersamaan, khasiatnya juga tidak dapat serta merta dijadikan sebagai pengganti obat untuk pengobatan jantung. Petai sangat tidak disarankan untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit asam urat.

Selain itu, makanan yang sering dijuluki sebagai versi ringan dari jengkol ini nyatanya juga memiliki potensi menimbulkan kerusakan ginjal yang sama.

Wow! Inilah Olahan Olahan Berbahan Dasar Jengkol

Penyebaran wilayah penghasil jengkol dan petai di Indonesia

pohon petai
info gambar

Pohon Jengkol, atau yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum, adalah tanaman endemik di wilayah Asia Tenggara, penyebaran pohon ini dapat ditemui mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, tanaman jengkol dapat dengan mudah dan lebih banyak dijumpai di wilayah bagian barat. Berdasarkan data terakhir yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa wilayah penghasil jengkol paling banyak berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Jambi.

Sama halnya dengan jengkol, pohon petai juga memiliki wilayah penyebaran dominan di bagian barat Indonesia, lebih tepatnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Lampung.

Jika ekspor petai dan jengkol dari pertanian satu wilayah yaitu Sumatra Utara saja menghasilkan nilai ekspor mencapai Rp339 juta, maka bukan tidak mungkin jika komoditas ekspor petai dan jengkol bisa mencapai angka yang lebih tinggi jika menyertakan hasil yang berasal dari wilayah lainnya.

Tak Banyak yang Pernah Melihat, Inilah Wujud Pohon Jengkol

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini