Desa Ara dan Pesona Tebing Apparalang di Bulukumba

Desa Ara dan Pesona Tebing Apparalang di Bulukumba
info gambar utama

Pantai merupakan salah satu destinasi wisata alam paling banyak diminati pelancong dari dalam dan luar negeri. Apalagi pantai-pantai di Indonesia terbilang beragam dari segi karakter dan pemandangannya. Rasanya, tak akan pernah cukup puas untuk menjelajahi pantai-pantai di Tanah Air dengan segala keunikannya.

Bagi para penikmat pantai, hanya bersantai sambil menikmati pemandangan, udara segar, menjejakkan kaki di pasir pantai, mendengarkan suara deburan ombak atau menunggu waktu matahari terbit dan terbenam saja sudah cukup membuat suasana hati lebih baik dan menenangkan.

Untuk yang lebih aktif, tentunya bisa memilih kegiatan seperti berenang atau menyelam dan menikmati panorama bawah laut. Selain itu, wisatawan juga bisa menjelajahi kawasan sekitar pantai yang tiap daerah punya keunikan masing-masing.

Meski sudah terkenal sampai mancanegara, wisata pantai di Indonesia tak hanya ada di Bali. Banyak pulau-pulau lain di Tanah Air yang punya pantai tak kalah indah dari Pulau Dewata. Salah satunya ialah kawasan Desa Ara di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Sebagai desa wisata, Desa Ara memiliki beragam daya tarik, dari mulai alam, kebudayaan, kesenian, hingga kerajinan perahu pinisi yang sudah terkenal mendunia.

Mengenal Desa Ara

Desa Ara masuk dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 dan berhasil lolos ke tahap 50 besar desa wisata terbaik.

Secara geografis, wilayah Desa Ara memiliki topografi yang berbukit kapur dengan batu telanjang menonjol di tanah tipis serta ditumbuhi padang rumput serta semak belukar. Karakteristik wilayahnya terbilang unik, sebab memiliki di bagian timur berjejer batu cadas atau tebing batu yang kokoh, sementara di sebelah barat cenderung terjal.

Karena hanya sedikit wilayah yang bisa dijadikan lahan pertanian, warga desa kebanyakan bekerja di luar bidang pertanian. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pedagang, penjahit, tenaga pengajar, atau sebagai pengrajin perahu pinisi.

Bila berkunjung ke desa ini, Anda akan bertemu dengan penduduk asli yang mayoritas beragama Islam dan berasal dari Suku Makassar Kojo. Mereka pun berbicara dalam bahasa Makassar dengan dialek Konjo.

Sebagai desa wisata, tentunya Desa Ara punya daya tarik tersendiri. Di desa ini, terdapat beberapa kesenian dan kebudayaan seperti seni ukir anjong dan teba, seni tari salonreng ara, tari pakarena ara, assiusiri, angngattili burangga, kesenian gong dan gendang, kelong, doangang, pattoengang, dan angngaru Ara.

Pengembangan Desa Wisata di Sumba, Boyke Hutapea: Potensinya Bisa Lebih dari 100 Desa

Sentra pembuatan pinisi

Desa Ara dikenal dengan sebutan Butta Panrita Lopi atau ahli pembuatan perahu pinisi. Di sana, terdapat tangan-tangan tangguh para pengrajin yang bisa mengerjakan pembuatan pinisi berkualitas terbaik.

Pada tahun 2017, seni pembuatan pinisi ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pinisi sebenarnya hanya satu dari beberapa jenis kapal laut lain yang dibuat masyarakat Bugis, yaitu lambo palari, lambo calabai, jarangka, soppe, dan pajala.

Pinisi sendiri merupakan perahu layar tradisional khas Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Ciri khas perahu pinisi ialah memiliki dua tiang utama dan tujuh layar yang terdiri dari tiga di depan, dua di tengah, dan dua di belakang.

Biasanya pinisi digunakan untuk mengangkut barang antarpulau. Para pelaut Bugis yang menjadi awak kapal bisa berlayar sampai ke mancanegara karena dikenal ketangguhannya dalam teknik navigasi dan kemudi kapal yang hebat.

Ketika berkunjung ke Desa Ara, Anda dapat menyaksikan proses pembuatan pinisi tradisional yang disebut bantilang. Di sana, para pengrajin akan membuat perahu dari awal dengan bahan kayu welengreng. Si pembuat pinisi biasa disebut sawi, mereka akan mengerjakan sebuah perahu berbulan-bulan dan bisa dijual mulai puluhan juta hingga milyaran rupiah tergantung ukuran dan fitur pinisi.

Tebing Apparalang | @Hari_nugroho Shutterstock
info gambar
Pesona Danau Ranau, Danau Kedua Terbesar di Sumatra Setelah Danau Toba

Pesona Tebing Apparalang

Soal daya tarik wisata alam, Desa Ara memiliki Tebing Apparalang dengan pemandangan tebing menjulang tinggi berpadu dengan batu karang alami di tepi pantai, ditambah dengan luas dan birunya lautan sejauh mata memandang. Uniknya kawasan ini tidak memiliki pesisir atau pasir pantai.

Kata apparalang berasal dari Bahasa Konjo Pesisir, yaitu appa yang artinya ujung dan ralang berarti curam atau dalam. Apparalang sendiri diartikan sebagai ujung yang curam. Lokasi tebing ini berjarak sekitar 37,5 kilometer dari ibukota Kabupaten Bulukumba atau sekitar lima jam perjalanan dari pusat kota Makassar.

Untuk menikmati liburan di pantai ini, pilihannya adalah cukup bersantai dari atas tebing atau langsung turun ke laut. Pantainya pun sungguh memesona karena memiliki air biru bersih, cenderung tenang, dan ombaknya tidak terlalu besar.

Kegiatan yang bisa dilakukan di pantai ini adalah berenang, menyelam, atau cliff jumping alias melompat dari tebing ke arah laut. Untuk menuruni tebing, sebenarnya ada tangga sampai ke dermaga kayu. Namun, harus ekstra hati-hati saat menuruni setiap anak tangga sebab sudut tangganya cukup tajam. Pun di sana terdapat jembatan-jembatan kayu yang menjadi penghubung antara beberapa batu karang.

Semua usaha menuruni tebing ini akan terbayar tuntas sesampainya di bawah. Sebab, pengunjung dapat lebih puas menyaksikan kejernihan air laut dari dekat dan bisa memilih untuk bermain air atau sekadar bersantai menikmati semilir angin dan deburan ombak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini