Indonesia Miliki Transek Terumbu Karang Terbanyak di Global Reef Record Asia Tenggara

Indonesia Miliki Transek Terumbu Karang Terbanyak di Global Reef Record Asia Tenggara
info gambar utama

Dunia bawah laut tidak pernah berhenti membuat manusia takjub. Keindahan alam di sana serta misteri yang belum terpecahkan melalui penelitian ilmiah selalu membuat rasa penasaran manusia tumbuh, termasuk beberapa organisasi peneliti terumbu karang.

Dikutip dari Coral Reef Ecosystems under Climate Change and Ocean Acidification definisi Karang adalah hewan yang termasuk dalam filum cnidaria, sekelompok lebih dari 11.000 hewan berbasis air yang sebagian besar hidup di lingkungan laut.

Sebuah karang dapat berkembang menjadi satu himpunan karang yang akhirnya disebut dengan terumbu karang. Terumbu dapat terdiri dari berbagai jenis karang yang kini ada lebih dari 2.000 spesies yang teridentifikasi.

Restorasi Terumbu Karang Makin Digalakkan Seiring dengan Kondisi yang Mengkhawatirkan

Wilayah survei Global Reef Record di Asia Tenggara

Beberapa waktu lalu Global Reef Record melakukan pemantauan terumbu karang di berbagai wilayah perairan di dunia seperti Australia, Asia Tenggara, Samudera Hindia, Atlantik, Timur Tengah dan Pasifik dengan total temuan 305 terumbu karang menggunakan teknologi kamera bawah laut. Teknologi tersebut bernama Kamera XL Catlin Seaview SVII.

Penelitian ini dirancang dalam kemitraan dengan para ilmuwan dari Global Change Institute di University of Queensland dengan data dan analisis tambahan dari World Resources Institute, SCRIPPS dan NOAA.

XL Catlin Global Reef Record adalah alat penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengomunikasikan ilmu terumbu karang dari XL Catlin Seaview Survey, serta menggabungkan informasi tersebut dengan data dari sumber penelitian kelautan terkemuka lainnya.

Dalam temuannya, wilayah survei di Asia Tenggara berfokus pada 38 terumbu karang dengan hasil panorama sebanyak 75.388 panorama. Panorama yang dimaksud adalah gambar hasil tangkapan kamera dengan durasi tertentu. Wilayah di Asia Tenggara yang menjadi tempat survei yakni Indoneisa, Filipina, dan Timor Leste.

Indonesia nyatanya menjadi negara pemilik transek terbanyak di Asia tenggara dengan 70 transek. Sementara Filipina dan Timor Leste masing-masing memiliki 15 dan 27 wilayah transek. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi transek adalah keterdapatan makhluk sepanjang suatu daerah atau percobaan dan pengamatan lain.

Wilayah transek di Indonesia:

Data transek terumbu karang di Indonesia hasil temuan Global Reef Record | Infografik : GoodStats
info gambar

Taman Nasional Karimunjawa merupakan sebuah kawasan konservasi laut yang terletak di utara Pulau Jawa. Total luas kawasan sebesar 111.625 hektare (ha) dengan wilayah perairan mendominasi seluas 110.117 ha.

Citra satelit menunjukkan bahwa luasan ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa mencapai 713,11 ha. Sampai dengan tahun 2009, tutupan karang keras di kawasan Taman Nasional Karimunjawa mencapai 54,64 persen. Karimunjawa juga memiliki tutupan karang yang tergolong rapat dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.

Hasil panorama pada survei terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa terletak di 3 titik yakni Taman Karimunjawa Tengah dengan 4 transek, Pulau Karimunjawa 9 transek, dan Karimunjawa Barat Laut 3 transek.

Kawasan lain yang menjadi lokasi survei adalah Taman Nasional Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara. Kawasan ini masuk dalam wilayah Segitiga Terumbu Karang dengan 97 persen dari taman nasional ini merupakan habitat laut bagi 390 spesies terumbu karang.

Dokumentasi panorama terumbu karang di bawah perairan Taman Nasional Bunaken berada di berbagai titik, yakni Pulau Bunaken (4 transek), Pulau Manadotua (4 transek), Manado Daratan Barat (3 transek), Zona Wawontulap (3 transek), Taman Nasional Bhunaken Utara (3 transek), dan Manado Daratan Utara (3 transek).

Beberapa wilayah lain di Sulawesi Utara juga menjadi tempat survei panorama terumbu karang, yakni Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tepatnya di Kepulauan Tangulangdang (3 transek) dan Pulau Siau (3 transek). Adapula Kabupten Minahasa Utara dengan pulau Pulau Tailise (3 transek), Kabupaten Kepulauan Sangihe di Pulau Sangihe (6 transek).

Program COREMAP, Solusi di Tengah Ancaman Kerusakan Terumbu Karang Indonesia

Indonesia menyumbang 10 persen wilayah terumbu karang dunia

Peta Segitiga Terumbu Karang Dunia | Foto : Shutterstock/WindVector
info gambar

Wilayah perairan Indonesia menjadi wilayah dengan transek terbanyak dalam survei yang dilakukan oleh Global Reef Record.

Kekayaan terumbu karang di perairan Indonesia turut berkontribuasi dalam Segitiga Terumbu Karang yang merupakan sebutan untuk wilayah perairan dari enam negara dengan persebaran terumbu karang melimpah. yakni Indonesia bersama lima negara lainnya, yakni Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Dalam acara “20 Tahun COREMAP dan Pembangunan Kelautan Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2018 lalu, dipaparkan sejumlah data.

Pemantauan dan pengukuran data tersebut menampilkan bahwa luas terumbu karang Indonesia mencapai 25.000 km persegi atau setara dengan 10 persen dari total terumbu karang dunia (284.300 km persegi).

Ironisnya, di saat Indonesia menjadi pusat segitiga karang dunia, justru lebih dari 70 persen terumbu karang di Indonesia berada dalam status mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perawatan dan pelestarian terumbu karang secara struktural dan kultural.

Secara umum, pengendalian dan pengawasan keadaan terumbu karang di Indonesia berada di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, berbagai organisasi, lembaga hingga yayasan nirlaba pun turut mengawal kondisi terumbu karang di Indonesia seperti WWF Indonesia, UNEP WMCM, serta peran masyarakat dalam upaya pelestarian terumbu karang di wilayah terdekatnya.

Dengan kondisi terumbu karang yang memburuk dengan laju 1-2 persen per tahun, sangat penting untuk mempelajari dan memantau kesehatan ekosistem yang rapuh namun penting ini. Banyak negara tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengukur kesehatan ekosistem terumbu karang mereka secara teratur.

Peranan pemangku kebijakan di Indonesia serta sinergi masyarakat dengan para penggerak regulasi dan penggiat lingkungan, nyatanya dapat mendukung upaya pelestarian dan perawatan terumbu karang, khususnya di perairan Indonesia.

Developer Asal Yogyakarta Ajarkan Bertani dan Selamatkan Karang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

WL
IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini