Berawal dari Kuli Bangunan, Pemuda Ini Berhasil Jadi Bagian Abdi Negara

Berawal dari Kuli Bangunan, Pemuda Ini Berhasil Jadi Bagian Abdi Negara
info gambar utama

Tanggal 5 Oktober sejatinya merupakan momentum istimewa untuk memperingati hari perayaan dari kelahiran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ya, tepat di hari ini TNI telah sampai di usia ke-76 tahun, usia yang dapat dikatakan cukup panjang sejalan dengan Kemerdekaan Indonesia sendiri.

Sedikit mengingat kilas balik sejarahnya sebelum memiliki nama TNI, pihak yang memiliki tanggung jawab menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI ini awal mulanya terbentuk dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945.

Sempat berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), nama TNI sendiri baru digunakan dan disahkan sejak tanggal 3 Juni 1947 yang penetapannya dilakukan bersamaan dengan penggabungan berbagai badan-badan perjuangan rakyat yang ada di tanah air.

Melihat riwayatnya dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, setiap orang pasti paham bahwa ada pengorbanan besar yang harus dilakukan ketika seseorang memutuskan untuk menjadi bagian dari prajurit negara.

Bukan hal mudah dan tidak semua orang memiliki tekad besar untuk memantapkan diri menjadi bagian dari TNI, apalagi jika mengingat bahwa pertaruhan terbesarnya adalah nyawa.

Beruntung, kenyataannya saat ini masih dan akan selalu ada segelintir orang khususnya dari kalangan generasi penerus yang memiliki tekad kuat akan hal tersebut.

Latar belakang setiap orang yang ingin menjadi bagian dari abdi negara sejatinya memang beragam, namun menjadi sangat istimewa ketika mereka yang memiliki tekad tersebut justru berasal dari kalangan yang selama ini tak terduga, salah satunya Haidir Anam, sosok yang berhasil mewujudkan impiannya menjadi tentara walau harus putus sekolah sejak tingkat SMP dan menjadi kuli bangunan karena tuntutan ekonomi.

Kalau Negara Kita Stabil, TNI Bertambah Kuat

Bermula dari kuli bangunan di Mabes TNI AD

Haidir Anam
info gambar

Haidir Anam, pria berusia 20-an tahun yang akrab disapa dengan sebutan Anam tersebut berasal dari Cirebon. Dirinya diketahui hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara SMP.

Hal tersebut terjadi karena kondisi dan tuntutan ekonomi yang mengharuskan dirinya untuk bekerja demi membantu sang Ibu, yang memiliki keseharian berjualan urap di Cirebon demi menghidupi adik-adiknya.

Sang ayah diketahui telah meninggal dunia sejak tahun 2014, namun jauh sebelum ayahnya tiada Anam disebut sudah memutuskan untuk berhenti sekolah dan di saat bersamaan mengubur impian untuk menjadi seorang tentara demi dapat bekerja.

Berangkat dari hal tersebut, Anam akhirnya merantau ke Jakarta dan menjadi kuli demi membantu menghidupi keluarganya di kampung halaman.

“Saya ditinggal sama bapak saya, dia bilang sebelum meninggal "bapak cuma nitipin jaga adik kamu sama ibu kamu." Saya teringat itu terus, makanya saya pengen kerja, saya nggak mau ingkari titipan terakhir bapak saya.” tutur Anam, dalam video buletin yang dimuat pada kanal YouTube TNI AD.

Setelah merantau ke Jakarta, Anam diketahui tidak pilih-pilih dalam melakukan pekerjaan, hal tersebut yang pada akhirnya membawa Anam menjadi seorang kuli yang ikut menggarap proyek bangunan di Mabes TNI AD.

“Saya di sini kerja proyek, kuli bangunan lah, kerjain saluran, masang keramik juga, mengecat segala macam lah. Upah cuma Rp120 ribu tapi Alhamdulillah cukup buat keluarga saya,” tambahnya.

Penerbang Tempur Wanita Pertama TNI AU itu Bernama Letda Ajeng

Mendapat dorongan dari Kepala TNI AD berkat kerja keras

Haidar Anam
info gambar

Selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan selama menjadi kuli, siapa sangka hal tersebut membuka jalan dan membawanya kembali kepada impian masa kecil yang telah ia pendam.

Meski saat pertama bekerja kuli di lingkungan TNI AD impian untuk menjadi abdi negara kembali muncul, hal tersebut pada akhirnya harus terpendam karena ia dan sang ibu berpikir butuh pengorbanan besar dari segi biaya untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

Namun nyatanya takdir berkata lain, diketahui bahwa kegigihan, semangat, dan kerja kerasnya selama bekerja ternyata mencuri perhatian Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Andika Perkasa, yang kerap memperhatikan pekerjaannya jika sedang berolahraga atau beraktivitas di sekitar Mabes TNI AD.

Berlanjut dan berkenalan dengan sosok Jenderal Andika lebih dekat, baru Anam mengetahui bahwa untuk menjadi seorang TNI ternyata tidak membutuhkan biaya besar seperti yang ia bayangkan.

Seiring berjalannya waktu, Anam akhirnya memberanikan diri menyampaikan keinginan untuk menjadi tentara secara langsung kepada Jenderal Andika. Hal tersebut nyatanya mendapat dukungan, saat Seleksi Calon Tamtama 2020 dibuka dirinya langsung diberi tahu oleh sang pemimpin TNI AD dan dititah untuk mempersiapkan diri secara matang.

Mengetahui hal tersebut Anam tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan, di saat yang bersamaan Anam tetap bekerja sebagai kuli sekaligus menjalani latihan persiapan mengikuti seleksi.

“Saya juga persiapan olahraga, jam tujuh sampai delapan malam, lalu tidur, lalu lanjut jam tiga sampai empat pagi lalu tidur lagi, saya sempatkan waktu aja olahraga satu jam. Soalnya kalau saya olahraga pagi sama rombongan TNI itu malu, saya kuli bangunan mau olahraga bareng TNI itu malu, saya sadar diri saya bukan siapa-siapa.” tutur Anam.

Anggota TNI di Lombok ini Tak Canggung Turun ke Sawah Bantu Petani

Dukungan sosok sahabat difabel

Haidir Anam dan Sandi
info gambar

Terlepas dari kegigihan dan kerja kerasnya, Anam ternyata juga mendapat dukungan dari sahabatnya yang sama-sama bekerja sebagai kuli bangunan di Mabes TNI AD, yaitu Sandi.

Diceritakan bahwa saat Anam pertama kali memberi tahu temannya ingin mendaftarkan diri menjadi prajurit TNI AD, dirinya mendapat dukungan sekaligus bantuan besar dari sosok Sandi yang diketahui berada dalam kondisi difabel berupa kesulitan dalam berbicara dan berjalan.

“Saya bersahabat sama Anam dari dulu, dekat kayak saudara. Anam pengen latihan lari pagi, saya bangunin, jam tiga pagi. Kata Anam dia pengennya lari bareng Sandi, tapi sandinya nggak bisa lari, yaudah Sandi kasih dukungan dan semangat aja sambil teriak-teriak Anam yang muter lapangan” ujar Sandi terbata-bata.

Sementara itu persahabatan Anam dan Sandi sendiri sudah terjalin sejak lama, menurut penuturan Ibu Sandi, hanya Anam satu-satunya orang yang ingin berteman dengan Sandi di balik keterbatasannya.

Anam bahkan diketahui kerap menjadi orang pertama yang selalu melindungi Sandi saat ada banyak orang yang menghinanya.

“Ada temen yang menghina saya, tapi si Anam membela saya “jangan menghina Sandi, kalau menghina Sandi berurusan sama Anam” kata si Anam gitu” kenang Sandi.

Saat berhasil melalui rangkaian seleksi dan dinyatakan lulus, diketahui bahwa Sandi merupakan orang yang pertama kali dihubungi Anam setelah keluarganya. Saat ini Anam diketahui telah selesai menjalani masa pendidikan dan resmi menjadi abdi negara dengan tingkat prajurit dua jenjang Tamtama di TNI AD.

Di Balik Makna Soal Baret TNI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini