Mirip Nasi Campur, dari Mana Nasi Buk Berasal?

Mirip Nasi Campur, dari Mana Nasi Buk Berasal?
info gambar utama

Penulis: Brigitta Raras

Gabung ke Telegram Kawan GNFI, follow Instagram @kawangnfi dan Twitter @kawangnfi untuk dapat update terbaru seputar Kawan GNFI.

Kota Malang tak hanya dikenal dengan kulinernya seperti, bakso, bakwan, atau mendol saja. Nasi buk adalah salah satu kuliner yang terkenal dan diminati di kota Malang, Jawa Timur.

Namun, tahukah Kawan bahwa sajian tersebut tak berasal dari kota Malang? Asal muasal nasi buk ini justru berasal dan menjadi makanan khas Madura.

Pada saat itu, nasi buk dibawa oleh warga asal Madura ke kota Malang. Akhirnya, sajian ini berkembang dan lebih terkenal di kota dengan julukan paris for east java dibandingkan di pulau Madura sendiri.

Mirip Roti Jala India, Ragit Kudapan Khas Palembang yang Legit

Kelezatan nasi buk dan asalnya

Nasi buk | Foto: Bisnis.com
info gambar

Sajian ini, sebenarnya mirip dengan nasi campur pada umumnya. Namun, ada beberapa perbedaan yang menjadikan sajian ini berbeda dengan nasi campur.

Jika nasi campur, biasanya berisikan lauk pauk, seperti bihun, tempe orek, tahu, telur, dan lainnya. Nasi Buk justru berisikan jeroan sapi dengan bumbu khas sayur nangka, rebung, mendol, dan tambahan serundeng yang dibawa oleh warga Madura pada saat itu.

Kini, nasi buk telah menjadi ciri khas dari kuliner Malang. Jeroan sapi yang menjadi bahan utama dari sajian ini dapat berupa, empal, jantung, limpa, babat, keripik paru, dendeng hingga sate ati. Namun, saat ini terdapat pula penjaja nasi buk yang menawarkan lauk ayam goreng bagi pembeli yang tak suka dengan jeroan atau memiliki kolesterol tinggi.

Nama ‘buk’ dari sajian ini, muncul dari sapaan pembeli yang memanggil penjual dengan ‘buk’. Di Jawa Timur, penggunaan kata 'buk’ adalah panggilan khas untuk perempuan Madura yang sudah berusia cukup matang atau ibu-ibu.

Nasi buk dibawa dari Desa Bajeman, Bangkalan oleh sejumlah orang ke kawasan Kota Lama tepatnya di Gang Madiun, Jalan Laksamana Martadinata. Gang inilah yang menjadi pusat nasi buk dikenal, digemari dan tempat untuk menikmati nasi buk sebagai sarapan.

Mencicipi Nasi Menok dan Tepo Tahu Hidangan Tradisional Khas Magetan

Bahkan, kabarnya saat ini warung nasi buk kian menjamur di Malang dibandingkan Madura. Sebelum nasi buk dijual di warung seperti saat ini, dulunya sajian ini dijajakan secara keliling. Nasi dan lauk pauknya ditempatkan di keranjang rotan dan digendong.

Kawasan pecinan dan Kota Lama lah menjadi tempat yang sering dilalui oleh penjual nasi buk. Ketika Kawan mencicipi nasi buk, Kawan bebas untuk memilih lauk atau jeroan sapi apa saja yang mau dicampurkan dalam piring. Selain itu, juga terdapat jangan atau sayuran berupa lodeh dan rebung yang juga dapat disantap.

Satu hal yang tak boleh tertinggal dari nasi buk agar semakin identik dengan kota Malang adalah mendol. Sajian perkedel tempe atau mendol ini menjadi pendamping dari nasi buk tersebut. Selain mendol, tak boleh ketinggalan juga tauge, sambal, dan serundeng agar nasi buk lebih terasa nikmat.

Warung Nasi Buk Matirah yang legendaris

Warung nasi buk Matirah | Foto: Wisato.id
info gambar

Jika Kawan ingin mencicipi sepiring sajian nasi buk, Kawan dapat mengunjungi warung nasi buk Matirah. Konon, warung nasi buk Matirah merupakan pelopor dalam menyajikan kuliner khas Madura ini.

Pada awalnya nasi buk Matirah dijual di daerah gang Semarang yang berada di sekitar jalan Zainul Arifin. Namun, saat ini warung nasi buk Matirah berada di jalan Trunojoyo 10 EF, tepatnya di deretan warung-warung samping stasiun Kota Baru, Malang.

Warung nasi buk Matirah ini sudah berdiri sejak tahun 1935. Setiap harinya, warung nasi buk Matirah ini selalu ramai didatangi pengunjung. Warung yang telah berdiri selama lebih dari 85 tahun ini, sudah tak perlu lagi diragukan soal cita rasanya yang nikmat.

Ragam Kuliner Khas Nias dengan Nama Unik, Hambae Natiti hingga Gowi Nifufu

Tak heran, banyak pelanggan dari dalam maupun luar kota untuk mencicipi nasi buk Matirah ini. Selain menawarkan nasi buk sebagai sajian khasnya, warung ini juga menawarkan menu lain seperti rawon.

Jika Kawan mengunjungi warung ini, Kawan hanya perlu menyiapkan uang mulai dari Rp20.000 untuk menikmati sepiring nasi buk. Warung nasi buk Matirah buka mulai dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 15.00 WIB saja.

Biasanya, masyarakat akan ramai mengantre nasi buk untuk sajian sarapan pagi. Jadi, pastikan Kawan mengantre di awal, ya, agar tidak kehabisan.*

Referensi : Kompas | Indonesia.go.id | merdeka

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini