Menilik Progres Pengembangan KEK Likupang Sebagai Destinasi Super Prioritas

Menilik Progres Pengembangan KEK Likupang Sebagai Destinasi Super Prioritas
info gambar utama

Pada bulan Juli 2019 lalu, nama Likupang ditetapkan menjadi Destinasi Super Prioritas, bersama dengan Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Likupang juga diinisiasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Bagi yang masih asing dengan namanya, Likupang berada di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kawasan seluas 200 hektare ini bisa ditempuh sekitar 1,5-2 jam dari Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado.

Mengutip laman resmi Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus RI, keunggulan geoekonomi bertumpu pada lokasi Likupang Timur memiliki orientasi geografis wilayah yang berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung. Kawasan ini diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp5 triliun dan dapat menyerap sebanyak 65.300 tenaga kerja hingga tahun 2040.

KEK Likupang juga dinilai memiliki keunggulan dari sektor pariwisata dengan tema resor dan wisata budaya .Tema tersebut juga didukung oleh kawasan sekitarnya yang memiliki pantai dan dekat dengan Wallace Conservation Center.

Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pengembangan infrastruktur demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, termasuk di Sulawesi Utara (Sulut) lewat pengembangan Destinasi Super Prioritas (DPSP) Manado - Bitung - Likupang.

Bagaimana progres pengembangan KEK Likupang dan apa saja daya tarik yang dimiliki destinasi super prioritas tersebut?

Melancong ke Desa Wisata Dieng Kulon, Pesona Negeri di Atas Awan

Pengembangan infrastruktur KEK Likupang

Menyoal progres pengembangan KEK Likupang, saat ini Kementerian PUPR sudah menyelesaikan beberapa ruas jalan di DPSP Manado-Bitung-Likupang. Pekerjaan ini termasuk preservasi dua ruas jalan dan satu jembatan yakni preservasi Jalan Girian (Bitung) dan Likupang (Jalan 46,67 km & Jembatan 152,2 km). Preservasi jalan ini akan membuat waktu tempuh dari Manado ke Likupang lebih cepat.

Tak hanya itu, pekerjaan peningkatan Jalan Pantai Pulisan (2,8 km), penggantian Jembatan Marinsow dengan (13 km) total panjang jalan 46,47 km, dan jembatan 165,2 m pun telah dirampungkan.

Kementerian PUPR pun tengah membangun Bundaran KEK Likupang yang nantinya akan dijadikan gerbang utama untuk masuk ke Pantai Pulisan. Di bundaran tersebut akan dilengkapi dengan jalur pesepeda, jogging track, dan taman.

Selanjutnya, pengembangan infrastruktur juga dilakukan di Kabupaten Minahasa Utara, yaitu pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan. Bukan hanya sebagai dukungan infrastruktur KEK Likupang, bendungan ini merupakan bagian dari pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya untuk debit banjir 470 meter kubik per detik.

Bendungan Kuwil Kawangkoan akan dibangun dengan kapasitas tampung 23,37 juta meter kubik dan luas genangan 139 hektare. Untuk membantu ketersediaan air tawar di Bunaken, Kementerian PUPR juga membangun enam penampungan air hujan dan lokasinya tersebar di Kelurahan Bunaken dan Kelurahan Alung Banua.

Belum selesai sampai di situ, Kementerian PUPR juga melaksanakan Program Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Mendukung Pariwisata atau dikenal juga dengan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta). Program tersebut dilakukan di Manado-Likupang dengan merenovasi serta merehabilitasi 263 unit rumah yang akan dibangun menjadi rumah untuk usaha seperti penginapan atau usaha lain pendukung kegiatan pariwisata di tiga Desa yaitu Marinsow, Pulisan, Kinunang dan satu kelurahan di Pulau Bunaken.

Untuk rumah yang akan dijadikan penginapan akan didesain dengan konsep yang mencerminkan adat daerah setempat dan mengusung tema kearifan lokal untuk menarik minat wisatawan. Rumah-rumah tersebut nantinya bisa disewa untuk menginap dengan tarif Rp200 ribu per malam.

Healing Forest untuk Hilangkan Stres Sembari Wisata Alam

Daya tarik Likupang sebagai destinasi wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa desa wisata akan jadi salah satu program unggulan dalam pengembangan KEK Likupang. Saat ini, Likupang memiliki beberapa desa wisata seperti Desa Pulisan, Desa Kinunang, Desa Bahoi, dan Desa Pulau Gangga.

Selain desa wisata, pesona alam Likupang juga akan membuat wisatawan mudah terpikat. Cobalah mendatangi Pulau Lihaga yang terkenal dengan spot diving yang masih belum terjamah, lengkap dengan pantai eksotis dengan pasir putih kecokelatan. Kemudian, ada Pantai Paal, salah satu surga tersembunyi di Likupang. Daya tarik Pantai Paal adalah pasir putih yang lembut dan lokasi pantai yang dikelilingi perbukitan membuat pemandangannya jadi lebih menarik.

Dari Pantai Paal, pengunjung bisa mampir ke Pantai Pulisan untuk menjelajahi gua laut yang ada di sekitar pantai, snorkeling, diving, dan melihat rumah apung di tengah laut, kemudian mendaki ke Bukit Pulisan untuk menikmati panorama alam sekitar dari ketinggian.

Di Likupang juga ada Bukit Larata, hamparan padang rumput membentang luas dengan pemandangan laut lepas begitu memanjakan mata. Selain itu, ada pula Desa Ekowisata Bahoi yang memiliki hutan bakau. Uniknya, di desa tersebut ada sebuah jembatan yang jadi penghubung antara desa hingga ke pesisir pantai.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini