Rigiolepis Argentii, Spesies Baru Kerabat Blueberi dari Sulawesi

Rigiolepis Argentii, Spesies Baru Kerabat Blueberi dari Sulawesi
info gambar utama
Gabung ke Telegram Kawan GNFI, follow Instagram @kawangnfi dan Twitter @kawangnfi untuk dapat update terbaru seputar Kawan GNFI.

Sulawesi merupakan salah satu pulau dengan keanekaragaman dan endemisitas flora yang tinggi. Kita sudah sering mendengar, salah satunya kayu hitam Sulawesi yang punya nama ilmiah diospyros celebica. Puluhan spesies tumbuhan baru hadir dalam kurun waktu terakhir. Salah satunya tumbuhan semak dari keluarga blueberry bernama rigiolepis argentii.

Rigiolepis argentii termasuk ke dalam suku tumbuhan bluebbery. Diterbitkan pada jurnal ilmiah Phytotaxa volume 521 nomor 1 pada September 2021, spesies ini berupa tumbuhan semak dari pegunungan. Penemuan ini dilakukan secara bersamaan oleh penulis sendiri dan ahli botani dari Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Badan Riset dan Inovasi Nasional bernama Wisnu H. Ardi.

Etnobotani jadi Rahasia Kecantikan Wanita Suku Baduy

Melewati berbagai penelitian

Ranting Rigiolepis argentii © Wendy A. Mustaqim
info gambar

Tumbuhan ini berhasil dikoleksi dari serangkaian ekspedisi yang dilakukan sejak tahun 2018 hingga 2019. Eksplorasi-eksplorasi itu dilakukan di Kabupaten Mamasa, Enrekang, Toraja, dan Toraja Utara dengan didanai oleh Singapore Gardening Society dan Yayasan Konservasi Biota Lahan Basah.

Setelah melalui berbagai studi, dengan cara membandingkan dengan spesies-spesies yang pernah ditemukan di Sulawesi atau dari kawasan Asia Tenggara lainnya, disimpulkan bahwa spesies tersebut diduga merupakan temuan baru. Setelah diyakini, naskah usulan spesies baru ditulis dan kirimkan ke jurnal Phytotaxa. Perlu lebih kurang 9 bulan hingga spesies ini akhirnya diakui sebagai spesies baru.

Terancam oleh kerusakan habitat

Buah Rigiolepis argentii © Wendy A. Mustaqim
info gambar

Sampai saat ini, rigiolepis argentii hanya diketahui dari tiga lokasi di Sulawesi, yaitu Kabupaten Mamasa, Enrekang, dan Toraja Utara. Jumlah individu tumbuhan yang diketahui pun saat ini kurang dari 25 individu, meski penelitian lanjut mungkin menambah catatan jumlah individu. Jumlahnya yang sedikit, spesies ini dikategorikan sebagai tumbuhan langka dengan kategori kritis (critically endangered).

Di habitat alaminya, rigiolepis argentii terancam keberadaannya oleh kerusakan habitat. Di Mamasa dan Enrekang, spesies ini terancam akibat konversi hutan untuk aktivitas manusia, terutama terkait perladangan. Beberapa individu hanya ditemukan hidup sebagai epifit pada satu pohon.

Sekali pohon tersebut ditebang, seluruh individu yang diketahui juga akan hilang. Tidak jauh berbeda dengan Mamasa, tumbuhan ini di Enrekang juga diketahui dari kawasan yang sudah terganggu oleh aktivitas konversi lahan. Hal ini masih ditambah dengan kondisi habitat yang merupakan gunung bebatuan.

Asal Mula Pengemis yang Lahir dalam Tradisi Sedekah Pakubuwono X

Sementara itu, di kawasan Gunung Sesean, tempat spesies ini paling banyak ditemukan. Spesies ini terancam oleh aktivitas pengembangan fasilitas wisata dan keberadaan spesies invasif tusam (Pinus merkusii). Aktivitas pengembangan wisata ditandai dengan dibangunnya jalan ke area yang tidak jauh dari puncak Gunung Sesean.

Keberadaan jalan ini jelas mengurangi ketersediaan habitat bagi spesies itu. Belum lagi dengan aktivitas-aktivitas terkait jika wisata telah berkembang nantinya. Kekurang pahaman pengunjung mengenai keberadaan spesies endemik bisa menimbulkan potensi ancaman tersendiri.

Lain halnya dengan tusam. Tusam telah menyebar di banyak tempat di Gunung Sesean. Di rute awal tanjakan ke puncak, tusam telah membentuk hutan homogen yang cukup rapat. Saat observasi, tidak ditemukan adanya Rigiolepis argentii di bawah tegakan tusam. Namun, rigiolepis argentii banyak ditemukan di kawasan semak belukar di sekitarnya.

Di duga, spesies ini tidak mampu tumbuh di bawah tegakan tusam sehingga adanya luasan hutan tusam dan habitat rigiolepis argentii juga akan semakin berkurang. Terlebih, tusam merupakan spesies yang memiliki alelokimia, senyawa yang mampu menghambat tumbuhan lain disekitarnya.

Papua Pulau dengan Spesies Tumbuhan Paling Banyak di Dunia

Belum ada penelitian mengenai hal ini. Namun, bisa saja ke depan menjadi kajian sebagai rangkaian upaya konservasi tumbuhan endemik Sulawesi.

Ditemukannya sutau spesies baru, dalam hal ini rigiolepis argentii, membuka peluang berbagai penelitian ke depannya. Pengembangan penelitian terkait spesies baru ini dapat menjadi sumber berbagai temuan.

Misalnya senyawa-senyawa alami yang berkhasiat obat hingga jasa ekosistem di sekitaran keberadaan mereka. Namun, yang lebih penting saat ini adalah memastikan bahwa rigiolepis argentii tetap lestari di alam. Dengan begitu, para pihak berwenang mulai memperhatikan tumbuhan yang endemik dan dikategorikan langka ini.*

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WM
KO
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini