Mengenal Objek Wisata Alam Berupa Batu Tunggal Terbesar di Kawasan Gunung Kelam

Mengenal Objek Wisata Alam Berupa Batu Tunggal Terbesar di Kawasan Gunung Kelam
info gambar utama

Menjadi negara dengan kepemilikan akan kekayaan alam yang sangat luas dan indah, tak heran jika Indonesia memiliki sejumlah kawasan yang sangat memadai serta beragam untuk dijadikan sebagai destinasi ketika ingin melakukan kegiatan wisata alam.

Beruntungnya lagi, kawasan yang dapat menyuguhkan pengalaman berwisata menyatu dengan alam tidak hanya berada di satu wilayah atau terpusat di satu titik tertentu, melainkan tersebar secara merata di seluruh penjuru Nusantara.

Hal tersebut terbukti, dengan hadirnya sekitar 54 kawasan Taman Nasional (TN) yang dimiliki Indonesia dan tersebar di berbagai wilayah sekitar Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Masih menjadi bagian dari keberadaan suatu Taman Nasional, kawasan pelestarian alam dengan ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan nyatanya juga hadir dalam bentuk lain, di antaranya Taman Hutan Raya (Tahura) dan Taman Wisata Alam (TWA).

Bicara soal TWA, ada satu kawasan di wilayah Kalimantan yang menyimpan pesona alam memukau dan layak dipertimbangkan untuk menjadi destinasi wisata alam berikutnya, yaitu Taman Wisata Alam Gunung Kelam.

Apa Kabar Taman Wisata Alam Laut Teluk Maumere?

Gunung monolit terbesar di dunia

Gunung Kelam
info gambar

Sesuai namanya, TWA Gunung Kelam adalah kawasan wisata yang mengandalkan pesona Gunung Kelam yang eksotis dan berlokasi di Kecamatan Kelam, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tepatnya di hutan wisata Bukit Kelam.

Memang ada perbedaan pandangan yang menyebut objek satu ini sebagai bukit atau gunung. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan masyarakat di Kalimantan yang menyebut Gunung Kelam sebagai Bukit Kelam, karena secara umum masyarakat setempat menyebut gunung sebagai ‘bukit raya’.

Secara spesifik, kawasan Gunung Kelam berada sejauh 20 kilometer dari Kota Sintang yang bisa dijangkau dalam waktu 20 hingga 40 menit untuk sampai ke kawasan kaki gunungnya. Sementara itu, kawasan tersebut berjarak sekitar 395 kilometer dari Ibu Kota Kalimantan Barat sendiri, yaitu Pontianak.

Menilik keberadaannya, Gunung Kelam diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas, serta membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian mencapai 1.002 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan ketinggian tersebut pula, terkuak fakta menarik lainnya bahwa Gunung Kelam merupakan gunung yang terbentuk dari bongkahan batu besar atau yang selama ini dikenal sebagai monolit.

Menjadi istimewa, karena Gunung Kelam menjadi gunung monolit terbesar di dunia mengalahkan Ayers Rock, atau gunung monolit serupa berwarna kemerahan di Australia yang hanya memiliki tinggi sekitar 862 mdpl.

Sejarah dan Perjalanan Taman Nasional Gunung Leuser: Rumah Bagi Satwa Dilindungi

Sekilas legenda Gunung Kelam

Sama halnya seperti objek wisata lain di setiap daerah yang memang tak pernah luput dari legenda yang selalu melekat, Gunung Kelam ternyata juga memiliki legenda tersendiri yang menceritakan bagaimana awal mula sebenarnya gunung ini terbentuk, terutama mengenai penyebab dibalik keberadaannya yang terlihat seperti bongkahan batu raksasa.

Legenda yang melekat nyatanya juga berhubungan dengan keberadaan Gunung Kelam yang diapit oleh dua sungai. Dipercaya bahwa pada zaman dahulu, kawasan Kelam sejatinya bukanlah sebuah gunung, melainkan sebuah rantau atau pesisir sungai.

Pada wilayah tersebut, dulunya dipimpin oleh dua orang keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi dengan sifat yang berbeda, yaitu Bujang Beji yang memiliki sifat suka merusak, pendengki dan serakah yang menguasai Sungai Simpang Kapuas. Di sisi lain, ada Temenggung Marubai yang memiliki sifat suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati yang menguasai Sungai Simpang Melawi.

Terbentuknya Gunung Kelam sendiri diyakini berasal dari sebongkah batu yang dipikul oleh Bujang Beji untuk menutup atau membendung Sungai Melawi, karena rasa iri hati yang mendalam melihat Temenggung Marubai dan pengikutnya selalu mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah di sungai tersebut.

Pada saat dipikul, batu yang awalnya ingin dipakai untuk membendung hulu Sungai Melawi ternyata jatuh ke dalam sebuah rantau yang bernama Jetak, dan tidak bisa diangkat kembali. Pada akhirnya, batu tersebut yang hingga saat ini dipercaya membentuk Gunung Kelam.

Gunung Gede Pangrango, Tempat Sakral bagi Masyarakat Sunda dalam Catatan Bujangga Manik

Sensasi pendakian Via Ferrata

Jalur pendakian via Feratta Gunung Kelam
info gambar

Sementara itu jika bicara mengenai kekayaan alam dan menilik kawasannya yang dijadikan sebagai Taman Wisata untuk pendakian, TWA Gunung Kelam memiliki akses jalan menuju kaki bukit yang terbilang sangat baik karena sudah dilapisi oleh aspal.

Meski begitu, para pendaki yang ingin menaklukan gunung ini akan terleboih dulu melalui medan yang naik turun seperti bukit pada umumnya, sehingga mengharuskan mereka yang membawa kendaraan untuk lebih berhati-hati.

Sampai ke bagian pendakian, para pendaki umumnya membutuhkan waktu sekitar empat hingga lima jam untuk bisa sampai ke puncak Gunung Kelam, dan tiga jam untuk turun. Selain itu, Gunung Kelam juga menjadi salah satu objek pendakian di Indonesia yang memiliki fasilitas berupa jalur pendakian Skywalker Via Ferrata.

Via Ferrata sendiri merupakan fasiltas jalur pendakian yang umumnya dijumpai pada gunung yang memiliki sisi membentuk tebing, hal ini sudah pasti cocok dengan bentuk dari Gunung Kelam yang memang memiliki bentuk berupa bongkahan batu.

Keberadaan Via Ferrata di Gunung Kelam sendiri awalnya bertujuan untuk menggantikan tangga besi yang sudah ada sejak tahun 1990, dan dinilai sudah tidak layak digunakan sebagai jalur pendakian di Gunung Kelam.

Bagi para pendaki yang ingin menikmati sensasi memacu adrenalin memanjat tebing Gunung Kelam melalui jalur Via Feratta ini, dapat memilih tiga segmen berbeda yang terdiri dari pilihan berikut:

  • Segmen I, ketinggian 200 mdpl dengan estimasi waktu 4,5 jam pulang pergi, dan dipatok biaya Rp75 ribu per orang.
  • Segmen II, ketinggian 700 mdpl estimasi waktu dua hari satu malam yang dipatok biaya Rp150 ribu per orang.
  • Segmen III, ketinggian 1.002 mdpl atau puncak dalam estimasi waktu dua hari satu malam dengan biaya Rp250 ribu per orang.

Bagi kelompok pendaki yang ingin menikmati fasilitas tersebut, dibatasi ketentuan kuota minimal dua orang dengan harga tertulis yang sudah termasuk pemandu beserta tiket masuk.

Daftar Gunung di Indonesia dengan Jalur Mudah dan Cocok untuk Pendaki Pemula

Pesona alam Gunung Kelam

Mendaki gunung tanpa menikmati keindahan sekaligus kekayaan alam yang disuguhkan rasanya tentu akan kurang sempurna. Beruntung, sama seperti kawasan lainnya Gunung Kelam juga memiliki pesona yang tak kalah menarik.

Gunung Kelam sendiri merupakan rumah bagi 14 jenis spesies berbeda dari tanaman kantong semar, bahkan salah satunya merupakan tanaman endemik berjenis Nepenthes Clipeata yang sampai saat ini diketahui menjadi yang paling terancam punah dari semua jenis kantong semar yang ada. Selain itu, di Gunung Kelam juga terdapat tanaman Anggrek Hitam.

Di saat yang bersamaan, Gunung Kelam juga memiliki panorama alam yang memesona berupa pemandangan air terjun, gua alam yang dihuni oleh ribuan kelelawar, dan sebuah tebing terjal yang ditumbuhi pepohonan di kaki dan puncaknya.

Sementara itu jika bicara mengenai fauna, wilayah Gunung Kelam dilaporkan masih menjadi habitat dari beruang madu, trenggiling, dan burung walet yang terdapat pada gua-gua di kawasan TWA ini.

Memiliki potensi alam yang juga menjanjikan, Gunung Kelam menjadi sumber mata air bersih bagi masyarakat Kabupaten Sintang dan juga cagar budaya Rumah Betang yang berada di Desa Ensaid Panjang.

Menjelajahi Pesona Objek Wisata di Kaki Gunung Semeru

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini