Rumah Lumbung Sumatra Disulap Jadi Restoran Fine Dining Indonesia di California

Rumah Lumbung Sumatra Disulap Jadi Restoran Fine Dining Indonesia di California
info gambar utama

Keanekaragaman kuliner yang dimiliki Indonesia memang sudah tidak perlu diragukan lagi kenikmatannya. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke berbagai negara di penjuru dunia sekalipun.

Bukan hal baru atau pertama kalinya terjadi, sejak beberapa tahun terakhir kenikmatan dari ragam kuliner tanah air semakin terkenal berkat upaya yang dilakukan oleh para diaspora Indonesia di berbagai negara lewat beragam cara, salah satunya pembangunan rumah makan atau restoran yang sepenuhnya menyuguhkan hidangan nusantara.

Di antara sekian banyak restoran yang dimaksud, belakangan ada satu yang menyita perhatian lewat keunikan dan kesan totalitas yang dihadirkan oleh sang pemilik dalam membangun restorannya sendiri, yaitu Warung RieRie.

Keunikan apa yang membuat restoran tersebut berbeda dengan restoran Indonesia lainnya yang berada di luar negeri?

Memboyong rumah lumbung Sumatra ke San Diego, California

Adalah Rie Sims, wanita kelahiran Papua yang awalnya diperkenalkan dan dilatih secara sederhana oleh sang ayah mengenai berbagai macam masakan Indonesia dan Asia. Secara serius mendalami hal yang sudah dipelajari, dirinya melanjutkan pendidikan kuliner ke Amerika Serikat.

Langkah tersebut pada akhirnya mengantarkan Rie Sims menjadi seorang Chef yang mampu mengangkat dan memperkenalkan kuliner tradisional Indonesia menjadi hidangan yang memiliki nilai seni, atau yang selama ini lebih dikenal sebagai pengenalan kuliner lewat upaya gastrodiplomasi.

Berbeda dengan restoran Indonesia di luar negeri yang dapat dijumpai dalam bentuk bangunan biasa seperti pada umumnya. Rie Sims bersama sang suami yaitu Dave Sims, rupanya memiliki ide cemerlang dengan menghadirkan dan membawa langsung suasana Indonesia pada restoran yang mereka bangun.

Rie dan Dave diketahui membawa sebuah rumah lumbung Kerinci, Sumatra yang dibangun pada tahun 1935 dan bermaterialkan kayu jati serta kayu ulin daur ulang yang mereka beli di Bali.

Terungkap jika pembawaan rumah lumbung tersebut dari Bali ke San Diego memakan waktu lebih dari satu tahun, dengan terlebih dulu melalui proses pembongkaran dan kemudian dipasang kembali saat tiba di San Diego.

“Rumah lumbung ini kami bongkar total, tiang-tiangnya kami beri nomor kemudian untuk proses bongkar dan masuk kontainer memakan waktu sekitar satu bulan, pengiriman via laut tiga hingga lima bulan, kemudian pembangunan ulang sekitar enam minggu, dan menyelesaikan detailnya membutuhkan waktu enam bulan,” jelas Dave, seperti yang diwartakan VOA Indonesia.

Gastrodiplomasi Menjadi Jalur untuk Meningkatkan Ekspor Rempah dan Kuliner Nusantara

Bahan makanan dari kebun di sekitar restoran

Belum cukup sampai di situ, upaya Rie dan Dave untuk menghadirkan suasana Indonesia yang kental juga dilakukan dengan membuat pekarangan restoran tampak seperti area halaman rumah tradisional khas Indonesia.

Jika menilik akun media sosial Instagram mereka yaitu @warungrierie yang kerap membagikan unggahan suasana di sekitar restoran, orang yang baru melihat sekilas bisa jadi tidak akan menyangka bahwa restoran tersebut nyatanya berada di San Diego, California.

Karena jika dilihat dari tampilannya, halaman restoran tersebut dipenuhi dengan berbagai tanaman rempah yang dipakai oleh Rie Sims dalam mengolah hidangan yang ia buat. Hal tersebut rupanya sejalan dengan konsep yang dihadirkan oleh Warung RieRie yaitu Farm to Fork, atau bahan makanan berasal dari kebun sendiri.

“Saya punya (tanaman) jeruk purut, saya punya lemon cui, saya punya serai, kunyit, jahe, pokoknya segala macam rempah-rempah yang saya butuhkan untuk masakan saya, saya tanam sendiri,” jelas Rie Sims.

Gastrodiplomasi dan Mimpi Besar Nation Branding Indonesia

Suguhkan hidangan berkonsep fine dining

Hal berbeda lain yang dihadirkan oleh Rie dan Dave dalam menyuguhkan hidangan Indonesia di restoran mereka adalah dengan menerapkan konsep fine dining yang dapat dikatakan eksklusif.

Jika melihat pada ukuran bangunan dari rumah lumbung yang mereka miliki, restoran Warung RieRie memang hanya dapat menampung sekitar dua hingga enam tamu dalam sekali pelayanan.

Sama seperti konsep fine dining pada umumnya, tamu yang datang akan disuguhi dengan tiga hingga enam santapan Indonesia yang terdiri dari hidangan pembuka, utama, dan penutup. Hal tersebut juga sejalan dengan keinginan Rie dan Dave untuk lebih intens memperkenalkan tiap hidangan yang mereka sajikan ke meja tiap tamu yang datang.

Belum cukup sampai di situ, sadar akan keanekaragaman kuliner Indonesia yang rasanya tidak dapat dihitung dengan jari, Rie dan Dave juga memutuskan untuk mengganti menu pada restoran mereka setiap satu bulan sekali.

Sehingga setiap bulannya tamu yang berkunjung akan mendapatkan suguhan menu yang berbeda, dan kesempatan ragam menu Indonesia untuk dapat dikenal oleh warga San Diego yang datang menjadi lebih luas.

“Saya kepengen tamu saya kembali lagi, karena Indonesia punya banyak beragam masakan yang sangat unik dan berbeda dibandingkan negara lain,” tambah Rie.

Bicara soal harga, tamu yang berkunjung bisa merogoh kocek sekitar 135 dolar AS hingga 165 dolar AS per orang, atau setara dengan kisaran Rp1,9 juta hingga Rp2,3 juta.

Jika melihat pada konsep fine dining yang diterapkan, harga tersebut tentu dapat dikatakan cukup masuk akal. Apalagi Rie mengungkap jika selama ini tamu yang berkunjung ke restoran mereka banyak yang merasa senang dan memberikan penilaian yang memuaskan.

“Semua sih bilang harganya masih masuk di akal, karena mereka (tamu) ke sini tidak hanya datang makan langsung selesai. Mereka ke sini itu menikmati suasananya, experience-nya, mereka datang itu benar-benar duduk di ruang tamu rumah lumbung tradisional Indonesia,” jelas Rie.

Restoran Indonesia di London ini Punya Mimpi Lebih Dari Sekedar Menyajikan Hidangan Lezat

Tujuan memperkenalkan Indonesia

Di saat yang bersamaan, Rie dan Dave juga mengungkap bahwa restoran yang mereka bangun pada dasarnya tidak memiliki tujuan utama untuk mendatangkan tamu sebanyak-banyaknya. Mereka ingin memperlihatkan budaya Indonesia kepada para tamu yang datang.

Hal tersebut nyatanya terbukti berhasil, pasangan pelanggan yang diketahui kerap datang ke Warung RieRie mengungkap bahwa mereka merasa senang bisa datang ke restoran Indonesia dengan tempat yang luar biasa.

Salah satu pelanggan yang diketahui bernama Kevin Brown dan Alina Makinson, bahkan dengan yakin mengungkap bahwa mereka akan kembali lagi di waktu berikutnya untuk dapat merasakan hidangan lain yang disuguhkan oleh restoran milik Rie dan Dave.

“Ketika orang datang ke sini, dan mereka lihat ini adalah rumah tradisional Indonesia, itu bikin saya benar-benar bangga jadi orang Indonesia sebenarnya, karena saya bisa memperkenalkan budaya Indonesia, jadi mereka bisa merasakan sedikit Indonesia ketika mereka datang ke sini…” pungkas Rie Sims.

Menilik Resep Sukses Restoran Indonesia di Luar Negeri

Sumber: Voa Indonesia | Warung RieRie

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini