Kampung Bondowoso, Kampungnya Para 'YouTuber'

Kampung Bondowoso, Kampungnya Para 'YouTuber'
info gambar utama

Sekitar tiga hingga lima tahun ke belakang, mungkin belum banyak orang yang menyangka bahwa kegiatan menghasilkan konten dalam bentuk apapun, yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh beberapa kalangan tertentu, dewasa ini menjadi hal yang jauh lebih umum dan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Tidak lagi memerlukan peralatan ekstra dengan sejumlah keunggulan dan fitur mumpuni, pembuatan konten yang selama ini banyak beredar nyatanya dapat dengan mudah dilakukan hanya dengan mengandalkan sebuah ponsel yang saat ini bahkan hampir tidak lagi dianggap sebagai barang mewah.

Belum lagi, kondisi tersebut semakin didukung dengan kian berkembangnya ketersediaan platform atau jejaring sosial yang membuat konten yang dihasilkan dapat terpublikasi secara luas, yang pada akhirnya mendapat banyak atensi dan mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Tak heran, jika sebelumnya para penghasil konten atau yang umumnya disebut sebagai content creator hanya berasal dari beberapa kalangan tertentu, kekinian hampir semua orang dari berbagai kalangan mencoba peruntungan untuk ikut menjajaki hal tersebut.

Dan beruntungnya, fenoma tersebut terbukti berhasil mengubah nasib hingga kondisi perekonomian sejumlah orang dengan cara yang tak terduga.

Konten YouTube Paling Sering Ditonton Netizen Indonesia, Film dan Musik Jadi Favorit

Kemunculan Kampung Youtuber di Bondowoso

Imam Januar, pencetus kampung youtuber di Bondowoso
info gambar

Belum lama ini, kabar mengenai semakin berkembangnya industri content creator ramai meyoroti soal kemunculan sebuah ‘Kampung YouTuber’ yang disebut berada di salah satu wilayah Bondowoso.

Dalam artian sebenarnya, wilayah yang secara detail berada di Dusun Posong, Desa/Kecamatan Tapen tersebut dijuluki sebagai Kampung Youtuber karena mayoritas pemuda yang bermukim di sana ternyata berprofesi sebagai content creator di Youtube, dan mendapat penghasilan dari kegiatan tersebut.

Penghasilan yang dimiliki pun tak tanggung-tanggung, disebut mencapai hingga ratusan juta, sejumlah pemuda di kampung yang dimaksud bahkan sampai mampu mengangkat perekonomian keluarganya masing-masing seperti membayar hutang yang sebelumnya dimiliki orang tua, membangun rumah, hingga membeli kendaraan layaknya mobil dan motor keluaran terbaru.

Mengutip Okezone.com, hal positif ini ternyata tidak serta-merta terjadi secara tiba-tiba. Diketahui bahwa ada satu sosok kunci yang memprakarsai awal mula sejumlah pemuda di kampung tersebut menjadi produktif dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah setelah menjadi content creator.

Adalah Imam Januar (34), pria yang awalnya mempelajari pembuatan konten di platform Youtube secara otodidak mulai tahun 2017 tersebut, awalnya hanya menjalani peran sebagai seorang content creator seorang diri.

Kerap mengalami sejumlah situasi naik turun seperti akun yang di-dismonetisasi, hingga menjadi sasaran fitnah lantaran terlihat mampu merenovasi rumah dan membeli kendaraan di tengah kondisi ekonominya yang terlihat pas-pasan, Imam akhirnya mengajak pemuda di kampungnya untuk ikut menggeluti bidang yang ia jalani.

Di saat yang bersamaan, disebutkan bahwa mayoritas pemuda di kampung tersebut ternyata memiliki latar belakang pendidikan tamatan setara SLTA, yang biasanya berakhir menganggur atau mengadu nasib dengan merantau ke kota besar lainnya.

“Semenjak adanya YouTube di kampung saya ini dan mereka (para pemuda) menekuninya, Alhamdulillah sangat bermanfaat, sehingga uang tidak harus dicari keluar rumah…” ujar Imam, melansir CNN Indonesia.

Mantap! Hampir Seluruh Netizen Indonesia Adalah Pengguna YouTube

Tukang cilok hasilkan Rp10 juta per bulan dari Youtube

Bergeser dari Bondowoso yang didominasi oleh pemuda, hal serupa nyatanya juga dijalani oleh seorang pria asal Banyumas bernama Sutirwan (45).

Sosok yang sebelumnya diketahui bekerja sebagai pedagang cilok ini nyatanya juga menjadi salah satu orang yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya berkat menekuni kegiatan sebagai seorang content creator, dengan aktif membagikan konten di kanal YouTube bernama Angger Pradesa.

Menukil Kompas.com, awal mula Sutirwan menjadi Youtuber ternyata bermula dari pertemuannya dengan pria yang juga lebih dulu menjadi seorang Youtuber yaitu Siswanto (38), yang aktif dengan kanal YouTube Siboen.

Awalnya sempat membagikan konten berupa vlog atau keseharian sebagai seorang pedagang cilok dan konten misteri, dijelaskan bahwa dirinya berhenti menjajakan cilok semenjak pandemi melanda yang membuat ia tidak dapat lagi berjualan.

"Sejak awal pandemi Covid-19 saya berhenti berjualan cilok dan fokus di Youtube, karena jualannya sepi, gang-gang ditutupi semua," ujarnya.

Sementara itu berdasarkan pantauan terakhir, saat ini kanal Youtube milik Sutirwan terlihat sudah berhasil memiliki sekitar 107 ribu subscriber. Selain konten misteri, dalam beberapa bulan terakhir Sutirwan terlihat lebih banyak membagikan konten mengenai kehidupan di perdesaan, yang ia jalani bersama sang istri.

Memperkenalkan kuliner tradisional perdesaan yang segala bahan dasarnya berasal dari alam, rata-rata konten yang dibuat oleh Sutirwan mayoritas selalu ditonton sebanyak lebih dari 50 ribu kali. Menariknya, semua konten tersebut dibuat hanya dengan mengandalkan sebuah ponsel, baik untuk proses pengambilan video maupun pengeditan.

"Sekarang rata-rata saya dapat Rp10 juta per bulan, kadang lebih, kadang juga kurang. Sebagian uangnya saya pakai untuk investasi tanah," ungkap Sutirwan.

Yuk, Belajar Pengembangan Diri Lewat 3 Saluran YouTube Ini

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini