3 Desa Wisata Perwakilan Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Villages

3 Desa Wisata Perwakilan Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Villages
info gambar utama

Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) tengah menyelenggarakan program Best Tourism Villages dalam rangka pencarian contoh-contoh terbaik dari desa-desa yang memanfaatkan kekuatan wisata yang berkelanjutan serta melindungi komunitas, tradisi, dan warisan lokal.

Program Best Tourism Villages tersebut memiliki visi yaitu menjadikan pariwisata sebagai kekuatan positif untuk transformasi, pemberdayaan masyarakat, inovasi dan kewirausahaan, perlindungan alam dan budaya, kesejahteraan masyarakat dan pengunjung, hingga nilai-nilai kearifan lokal seperti gastronomi.

“Pariwisata dapat menjadi pendorong perubahan positif bagi masyarakat pedesaan di seluruh dunia,” kata Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili, seperti dikutip dari laman resmi UNWTO.

Zurab menambahkan bahwa pihaknya ingin mengenali keunikan setiap desa yang menunjukkan inisiatif terbaik guna menjadikan pariwisata sebagai salah satu sarana untuk masa depan yang lebih baik di daerah pedesaan.

Adapun keuntungan yang bisa didapatkan jika lolos seleksi program ini adalah menerima label UNWTO Best Tourism Villages, di mana desa tersebut akan mendapatkan pengakuan internasional sebagai contoh destinasi pedesaan terbaik dengan aset budaya dan alam, yang juga melestarikan dan mempromosikan nilai, produk, dan gaya hidup berbasis masyarakat dan pedesaan.

Selain itu ada pula Best Tourism Villages by UNWTO Upgrade Programme, program peningkatan yang akan menguntungkan sejumlah desa yang belum sepenuhnya memenuhi kriteria label. Nantinya desa-desa ini akan menerima dukungan dari UNWTO dalam meningkatkan elemen area yang diidentifikasi sebagai kesenjangan dalam proses evaluasi.

Kemudian, ada Best Tourism Villages by UNWTO Network. Jaringan ini akan menyediakan ruang untuk para pengelola desa wisata bertukar pengalaman, pembelajaran, dan peluang bersama perwakilan desa wisata terbaik, para ahli, dan mitra yang terlibat dalam promosi pembangunan desa wisata.

Program tersebut menawarkan negara-negara anggotanya untuk turut berpartisipasi dengan mengirimkan maksimal tiga desa wisata tahun ini. Dari Indonesia, tiga desa yang terpilih antara lain Nglanggeran, Tete Batu, dan Wae Rebo.

Sambil menunggu pengumuman saat UNWTO General Assembly ke-24 tanggal 30 November - 1 Desember 2021, mari berkenalan dengan tiga desa perwakilan dari Indonesia:

Menjelajahi Keindahan Alam Desa Ngilngof di Kepulauan Kei

Nglanggeran

Desa wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal dengan berbagai objek wisata alamnya yang menakjubkan. Salah satu wisata unggulannya adalah Gunung Api Purba yang berasal dari gunung api dasar laut yang terangkat dan menjadi daratan jutaan tahun lalu. Kini, gunung dengan ketinggian 700 mdpl tersebut menjadi salah satu spot berkemah dan menikmati momen matahari terbit.

Salah satu wisata unggulannya adalah Gunung Api Purba yang berasal dari gunung api dasar laut yang terangkat dan menjadi daratan jutaan tahun lalu. Kini, gunung dengan ketinggian 700 mdpl tersebut menjadi salah satu spot berkemah dan menikmati momen matahari terbit.

Adapun objek wisata lain di Desa Nglanggeran adalah Air Terjun Kedung Kandang, Embung Nglanggeran, Kampung Pitu, Air Terjun Talang Purba, dan Griya Cokelat Nglanggeran.

Tawangmangu Terpilih Jadi Destinasi Wisata Herbal dan Kesehatan

Tete Batu

Desa Tete Batu | @Hariadi Mahsyar Shutterstock
info gambar

Tete Batu merupakan sebuah desa wisata yang berada di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Lokasinya bisa ditempuh sekitar dua jam perjalanan darat dari Mataram. Desa ini jadi titik terbaik untuk menikmati pemandangan Gunung Rinjani dan memiliki pesona alam berupa kawasan persawahan yang hijau.

Desa Tete Batu juga memiliki beragam destinasi wisata alam yang menarik untuk ditelusuri, misalnya Air terjun Ulem-Ulem, Air Terjun Seme Deye, Air terjun Burung Walet, Air Terjun Kokok Duren, dan Air terjun Jeruk Manis.

Di desa ini, wisatawan yang berkunjung juga bisa melihat perkebunan pala dan merupakan salah satu daerah penghasil tembakau. Tete Batu juga merupakan alternatif wisatawan yang ingin liburan dengan suasana tenang dan berudara sejuk.

Seperti dilansir Tempo.co, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi mengatakan bahwa desa Tete Batu memiliki enam daya tarik yaitu heritage, budaya, air terjun, camping ground, ecogreen, dan track downhill sepeda.

Desa Bejijong, Kampung Peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto

Wae Rebo

Wae Rebo merupakan desa adat di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Salah satu keunikan desa ini adalah lokasinya yang berada di ketinggian 1.200 mdpl. Perjalanan menuju desa ini memang tak mudah karena wisatawan harus berjalan sekitar tiga jam menyusuri daerah terpencil, melewati hutan lebat, menyeberangi sungai, dan melintasi bibir jurang.

Namun, segala perjuangan tersebut akan terbayar tuntas ketika sudah sampai di kawasan Wae Rebo yang identik dengan pemandangan berupa rumah adat berbentuk kerucut dan memiliki atap dari daun lontar. Uniknya, di desa ini hanya ada tujuh rumah dengan bentuk serupa dan masih terjaga sejak zaman dahulu.

Pengunjung bisa menginap di salah satu rumah tersebut bila berkunjung ke Wae Rebo karena di sana memang tidak ada fasilitas penginapan seperti hotel.

Selama berwisata di Wae Rebo, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam di sekitarnya sambil mengamati aktivitas masyarakat setempat sehari-hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini