Menjelajah Agrowisata Perkebunan Anggur Terbesar Indonesia yang Ada di Bali

Menjelajah Agrowisata Perkebunan Anggur Terbesar Indonesia yang Ada di Bali
info gambar utama

Bali selama ini identik dengan destinasi wisata yang kental akan keindahan sejumlah lautan dan pantai yang memesona. Namun di sisi lain, wilayah yang kerap dijuluki sebagai Pulau Dewata ini nyatanya juga memiliki sejumlah kawasan wisata berbasis perkebunan atau agrowisata yang tak kalah memukau.

Bicara soal agrowisata, ada salah satu destinasi yang cukup terkenal dan banyak diminati para wisatawan baik lokal maupun mancanegara di kawasan Buleleng, yaitu Kebun Anggur Hatten Wines atau Hatten Wines Vineyard.

Destinasi agrowisata satu ini diklaim sebagai perkebunan anggur terbesar yang dimiliki Indonesia dan menghasilkan sejumlah varietas anggur terbaik. Bukan hanya itu, anggur-anggur yang dihasilkan pada perkebunan ini juga menjadi bahan utama dalam membuat berbagai macam jenis wine lokal asli Bali, yang kualitasnya mendapat sejumlah pengakuan secara internasional.

Ada Senyum Petani Lokal Dibalik Agrowisata Cau Chocolate Bali

Berdiri di atas lahan mencapai 50 hektare

Secara spesifik berlokasi di sepanjang pantai utara Pulau Bali, tepatnya di Jalan Raya Seririt-Gilimanuk, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, perkebunan anggur ini diketahui berada di atas lahan seluas 40-50 hektare.

Didirikan oleh seorang pria asli kelahiran Bali yaitu Ida Bagus Rai Budarsa, yang membangun perkebunan anggur pada tahun 1994. Pendirian perkebunan sekaligus produsen wine tersebut pada dasarnya berangkat dari latar belakang keluarganya yang memang merupakan pembuat arak beras Bali sejak tahun 1968.

Karena keberadaan perkebunan anggur itu pula, jika selama ini wine biasanya diproduksi oleh negara-negara yang memiliki empat musim seperti Amerika Serikat, Prancis, Italia, Australia, hingga Spanyol yang dikenal sebagai negara penghasil wine terbesar dunia, saat ini Indonesia turut serta menjadi produsen wine yang kualitasnya bahkan diperhitungkan di taraf Internasional.

Melansir Kintamani.id, disebutkan bahwa salah satu alasan Gus Rai memutuskan untuk membuat perkebunan anggur adalah karena adanya potensi besar dari produksi wine asli Bali, terutama jika melihat kebiasaan turis mancanegara yang gemar mengonsumsi wine saat berlibur ke pulau tersebut.

Sehingga dibanding mengandalkan wine yang berasal dari luar negeri, Gus Rai akhirnya membuat wine lokal dengan harapan dapat lebih diminati oleh para wisatawan sebagai identitas asli yang dimiliki oleh Bali.

Koral Restaurant Bali Raih Penghargaan Restoran Terindah di Dunia

Berbagai jenis wine dengan sejumlah penghargaan internasional

— Hatten Wines (@HattenWines) July 9, 2018

Sejak awal perkebunan dibangunan, jenis wine pertama yang diproduksi hingga saat ini adalah wine Aga Rose yang kerap mendapatkan pengakuan kualitas dalam sejumlah kompetisi seperti Asia Wine Review di Hongkong, dan WSA Wine Challenge Singapura.

Pengakuan serupa juga kerap didapatkan oleh berbagai jenis wine lain yang diproduksi dari hasil perkebunan anggur ini, di antaranya Jepun Sparkling Wine, Aga Red, Aga White, Pino de Bali, dan masih banyak lagi.

Produksi wine yang berkembang ini bahkan membuat Hatten Wines diganjar penghargaan sebagai salah satu Top-10 Fastest Improving Producers in Asia.

Sementara itu dalam proses produksi, wine yang dihasilkan ternyata tercipta dari tangan winemaker yang sudah ahli di bidangnya, baik oleh orang yang berasal dari Indonesia sendiri maupun pihak yang berpengalaman dari luar negeri.

Begini Anggur Laut, Sudah Pernah Coba?

Aktivitas agrowisata untuk pengunjung

Tidak hanya untuk kepentingan produksi wine semata, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perkebunan anggur seluas puluhan hektar tersebut memang terbuka untuk wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman agrowisata seperti memetik anggur langsung dari pohonnya.

Melansir laman resmi Hatten Wines, disebutkan bahwa mereka biasa melakukan masa panen tiga kali dalam kurun waktu satu tahun, tepatnya untuk musim buah di perkebunan tersebut melalui masa panen sepanjang bulan Agustus hingga awal November.

Pada perkebunan tersebut, mereka disebutkan telah melakukan uji coba pada lebih dari 50 varietas anggur internasional yang berbeda.

Selain mengelola kebun anggur sendiri, mereka juga bekerja sama dengan jaringan petani lokal dan saat ini telah membudidayakan sepuluh varietas anggur, mulai dari tiga jenis anggur lokal seperti Anggur Hijau, Almoun Silavaley, Anggur Probolinggo Biru, hingga anggur St. Vallier Bali dan varietas berkualitas tinggi seperti Anggur Syrah.

Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke perkebunan anggur Hatten Wines ini, hanya perlu membayar biaya tiket masuk sebesar Rp50 ribu per orang dan sudah bisa mendapatkan kesempatan untuk mencicipi wine secara langsung bagi yang berminat, berkeliling kebun anggur, dan memetik langsung anggur dari pohonnya dengan catatan dalam jumlah terbatas.

Yuk Kenalan dengan Jan Ethes SP1, Varietas Baru Anggur Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini